Happy Ending 'Isu Amplop Kiai': PBNU Memaafkan Ketum PPP Suharso Monoarfa

Isu 'amplop kiai' Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa happy ending.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase TribunGorontalo.com
Ketua Tanfidziyah PBNU Ahmad Fahrur Rozi dan Suharso Monoarfa. Isu 'amplop kiai' Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa happy ending. 

Suharso Monoarfa juga mengaku khilaf dan mengakui pidatonya tidak pantas.

Baca juga: KPK Beberkan Foto dan Manifes Private Jet Suharso Monoarfa

“Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan,” kata Suharso.

Awal Mula Pidato Amplop Kiai di KPK

Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV, imbas dari pidato tersebut, Suharso dinilai tidak memahami pesantren, apalagi salah mengaitkannya dengan korupsi atau money politic.

Ia pun mendapatkan banyak kritik, apalagi potongan video itu tersebar di media sosial.

Bahkan, sejumlah petinggi partai memintanya mundur dari kursi ketum PPP.

Pidato itu terjadi di acara Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk Partai Persatuan Pembangunan bekerja sama dengan KPK 15 Agustus lalu, Suharso menyinggung soal amplop kiai.

Dalam acara yang dapat disaksikan melalui kanal Youtube ACLC KPK itu, Suharso mengawali pidatonya dengan menceritakan pengalamannya saat menjadi Pelaksana tugas Ketua Umum PPP.

Baca juga: Koalisi hingga 2024, Suharso Monoarfa: PPP, Golkar dan PAN Sepakat

Saat itu, kata dia, dirinya mesti bertandang ke beberapa kiai pada pondok pesantren besar.

"Demi Allah dan Rasulnya terjadi. Saya datang ke kiai dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya saya minta didoain, kemudian saya jalan,” ujar Suharso.

“Tak lama kemudian, saya dikirimi pesan WhatsApp, 'pak Plt tadi ninggalin apa nggak untuk kiai', saya pikir ninggalin apa, saya nggak merasa tertinggal sesuatu di sana," tambahnya.

Setelah itu Suharso diingatkan bahwa jika bertemu dengan kiai harus meninggalkan 'tanda mata'.

"'Kalau datang ke beliau beliau itu mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah saya enggak bawa. Tanda matanya apa? sarung? peci? Al-Quran atau apa? 'Kayak nggak ngerti aja pak Harso ini',” paparnya.

“Dan itu di mana-mana setiap ketemu, nggak bisa, bahkan sampai hari ini kalau kami ketemu di sana, kalau salaman-nya enggak ada amplop-nya, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. Ini masalah nyata yang kita hadapi saat ini," jelasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di kompas.tv dengan judul "PBNU Maafkan Suharso Monoarfa soal Pidato 'Amplop Kiai' Hebohkan Warga Pesantren, Ingatkan Hal Ini"

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved