Pengeroyokan Siswa Gorontalo
Muntah dan Sakit Perut, Korban Pengeroyokan di SMAN Telaga Biru Dirawat di RS
Lantaran, siswa SMAN Telaga Biru bernama Rafli Sahi itu, mengeluh sakit perut. Tidak cuma itu, ia juga kerap muntah.
Awalnya, sebelum hari pengeroyokan, korban memang sudah kerap dibuli oleh teman sekelasnya.
Ia dituding mencontek saat pelajaran sekolah. Korban yang mendapat perlakuan bullying itu, tak pernah merespon. Ia diam saja.
Puncaknya baru pada Selasa 7 Juni itu. Ia tiba-tiba dipaksa oleh salah satu pelaku, untuk main panco.
Karena tidak tertarik dengan ajakan itu, korban pun menolak. Namun oleh pelaku terus dipaksa, hingga penolakan itu berbuah penolakan keras dari korban.
“Selalu dipaksa untuk main panco, namun korban ini menolak. Mungkin karena terus-terusan dipaksa dan dibuli, ia pun berdiri dan mendorong pelaku ini,” cerita Nasir.
Itulah awal dari pengeroyokan. Karena para pelaku, tidak senang ajakannya ditolak, apalagi dengan reaksi keras dari korban.
Pengeroyokan sempat terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial facebook.
Belakangan video pengeroyokan itu lantas dihapus oleh pemiliknya.
Namun, dari video berdurasi belasan menit itu, TribunGorontalo.com melihat jika dari tiga pelaku, satu di antaranya paling dominan memukul korban.
Tendangan dan pukulan ke wajah melayang. Korban pun menangkis pukulan-pukulan itu dengan tenaga seadanya.
Tiga orang terlihat mengeroyok siswa kelas 1 usia 18 tahun tersebut. (*)