Presiden AS Tegaskan Tidak Bisa Kirim Senjata Jarak Jauh ke Ukraina
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan Washington tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kulebamengatakan urgensi kebutuhan negaranya akan senjata yang lebih besar dapat diringkas dalam dua singkatan: MLRS - sistem peluncuran roket ganda, dan ASAP - sesegera mungkin.
Kuleba mengatakan pada 25 Mei kemarin bahwa situasi di wilayah Donbas timur "sangat buruk".
Sistem roket dapat membantu pasukan Ukraina mencoba merebut kembali tempat-tempat seperti kota selatan Kherson dari penjajah Rusia yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Berbicara di sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Kuleba mengatakan dia mengadakan sekitar 10 pertemuan bilateral dengan para pemimpin lain yang negaranya memiliki sistem seperti itu, The Associated Press melaporkan.
"Respons yang saya dapatkan adalah, 'Apakah Amerika sudah memberikannya kepada Anda?'," katanya, mengacu pada kepemimpinan AS.
"Jadi inilah beban menjadi seorang pemimpin. Semua orang melihat Anda. Jadi Washington harus menepati janji dan memberi kami beberapa sistem roket peluncuran sesegera mungkin. Yang lain akan menyusul."
"Jika kita tidak mendapatkan MLRS secepatnya, situasi di Donbas akan menjadi lebih buruk dari sekarang," tambahnya.
"Setiap hari seseorang duduk di Washington, Berlin, Paris, dan ibu kota lainnya, dan mempertimbangkan apakah mereka harus atau tidak melakukan sesuatu, mengorbankan nyawa dan wilayah kita."
Lebih dari 4.000 orang telah tewas di Ukraina dan jutaan lainnya mengungsi sejak invasi Rusia dimulai.
Drone Bayraktar TB2 jadi Primadona Baru
Chief Technical Officer (CTO) perusahaan pertahanan swasta Turki Baykar, Selcuk Bayraktar mengatakan drone udara Bayraktar TB2 telah menarik banyak pelanggan di seluruh dunia, berkat kemampuannya yang dapat menghancurkan sistem artileri dan kendaraan lapis baja Rusia.
Drone jenis ini digunakan Ukraina selama melawan serangan pasukan Rusia. Selcuk Bayraktar menambahkan, drone Bayraktar TB2 telah menunjukkan bagaimana teknologi dapat merevolusi peperangan modern.
“Bayraktar TB2 melakukan apa yang seharusnya dilakukan, mengeluarkan beberapa sistem anti-pesawat paling canggih dan sistem artileri dan kendaraan lapis baja canggih. Seluruh dunia adalah pelanggan.” ujar Selcuk Bayraktar, yang dikutip dari laman Reuters.
Bayraktar TB2 yang memiliki lebar sayap 12 meter dan dapat terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki sebelum menukik untuk menghancurkan tank dan artileri, telah membantu Ukraina melemahkan pasukan militer Rusia.
Berkat kontribusinya, senjata ini bahkan dijadikan subjek dalam lagu penyemangat untuk mengejek pasukan Rusia, dengan lirik “Bayraktar, Bayraktar”.