Putri Pejabat Taliban Bisa Sekolah, Lainnya Dilarang

Seorang pejabat Taliban mengaku bahwa putrinya bisa sekolah, meskipun ada larangan bagi gadis Afghanistan.

Editor: Lodie Tombeg
Hector RETAMAL/AFP
DENGAR RADIO - Pelajar perempuan Afghanistan mendengar radio yang terus membahas isu perempuan. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Seorang pejabat Taliban mengaku bahwa putrinya bisa sekolah, meskipun ada larangan bagi gadis Afghanistan untuk mendapatkan pendidikan di negara itu.

Pada Selasa (10/5/2022), Piers Morgan mewawancarai juru bicara Taliban Suhail Shaheen di acara tv Inggris "Piers Morgan Uncensored", dan bertanya apakah putrinya diizinkan untuk mendapatkan pendidikan dalam klip yang diunggah ke Twitter.

"Tentu saja ya. Mereka memakai jilbab, dan itu berarti kami tidak menyangkal orang-orang kami," kata Shaheen dalam percakapan tegang di mana keduanya berdebat tentang masalah itu.

Morgan membalas, "Jadi, putri Anda mendapatkan pendidikan karena mereka melakukan apa yang Anda katakan," sebelum segera mengakhiri wawancara.

Kembalinya Taliban ke kekuasaan di Afghanistan tahun lalu menimbulkan kekhawatiran tentang hak-hak perempuan dan anak perempuan di negara itu.

Padahal, sejak akhir kekuasaan pertama Taliban, ketika mereka dikenai hukum yang keras dan dilarang menerima pendidikan, sejumlah kemajuan telah terjadi. Pada bulan-bulan setelah kembalinya Taliban, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah.

Pengguna media sosial menanggapi klip yang diunggah Selasa (10/5/2022), menyorot ketidakadilan yang diungkapkan oleh Shaheen.

"Putri laki-laki ini (pejabat Taliban) memakai jilbab dan mendapatkan pendidikan. Anak perempuannya bermain di tim sepak bola Qatar, dan punya pacar orang Qatar.

Gadis-gadis Afganistan memakai hijab, tetapi mereka tetap tidak mendapat pendidikan setelah kelas 6 dan mereka tidak bisa bermain olahraga," kicau pengguna Twitter @Punk319 sebagai tanggapan atas klip tersebut.

Seorang pejuang Taliban berjaga-jaga ketika orang-orang menunggu untuk menerima jatah makanan yang didistribusikan oleh kelompok bantuan kemanusiaan Saudi, di Kabul, Afghanistan, Senin, 25 April 2022.

Sekolah-sekolah Afghanistan masih belum dibuka kembali untuk anak remaja perempuan, meskipun ada janji sebelumnya dari Taliban bahwa mereka akan dapat melanjutkan pendidikan mereka. Namun, kondisinya tidak berubah setelah hampir sembilan bulan Taliban mengambil alih kekuasaan Afghanistan.

Sekolah pada awalnya akan dibuka kembali pada Maret, tetapi tak sampai satu hari Taliban mengumumkan sekolah akan tetap ditutup, karena kelompok itu belum menentukan aturan berpakaian yang harus dikenakan siswa. Keputusan itu datang ketika beberapa gadis sudah kembali ke kelas pada hari pembukaan diumumkan.

Taliban sebelumnya berencana mengizinkan anak perempuan untuk kembali dengan beberapa batasan, termasuk bahwa mereka harus dipisahkan dari siswa laki-laki dan diajar oleh seorang guru perempuan.
Hak-hak perempuan lainnya juga menjadi sasaran Taliban dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Desember, kelompok tersebut mengumumkan bahwa perempuan Afghanistan tidak dapat lagi melakukan perjalanan lebih dari 45 mil tanpa kehadiran kerabat dekat laki-laki.

Selama akhir pekan lalu, diumumkan lagi bahwa wanita Afghanistan akan diminta menutupi diri mereka dari kepala sampai kaki saat berada di depan umum, dalam sebuah dekrit yang juga mengatakan wanita harus meninggalkan rumah hanya jika diperlukan, menurut laporan AP.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved