Antisipasi Bahaya Cacat Software Mobil Listrik, Ini Langkah Tesla

Mobil listrik tengah digandrungi orang di berbagai belahan dunia. Selain hemat, produk ini ramah lingkungan.

Editor: Lodie Tombeg
Tribunnews
CEO Tesla Elon Musk 

TRIBUNGORONTALO.COM - Mobil listrik tengah digandrungi orang di berbagai belahan dunia. Selain hemat, produk ini ramah lingkungan.

Baru-baru ini, Tesla menarik lebih dari 14.600 mobil di China karena kesalahan perangkat lunak yang dapat menyebabkan risiko keselamatan, kata regulator pasar negara itu pada Jumat (29/4/2022).

Ini adalah penarikan kedua yang dilakukan Tesla di China dalam sebulan terakhir. Merek mobil dari Amerika yang sangat populer di China itu sedang menghadapi berbagai keluhan tentang kualitas dan layanannya. 

Baru-baru ini Tesla harus menghentikan pekerjaan di pabrik besar Shanghai yang bernilai miliaran dollar AS selama lebih dari 20 hari karena wabah Covid di kota itu. Kemudian pada Jumat, regulator mengatakan bahwa Tesla mengajukan rencana penarikan 14.684 unit Model 3 yang sebagian besar dibuat di China.

Mobil-mobil itu diproduksi antara Januari 2019 hingga Maret tahun ini, kata pengumuman tersebut yang dikutip dari AFP.

Kendaraan-kendaraan yang ditarik menampilkan informasi kecepatan yang tidak tepat ketika dalam "Mode Track", kata pemberitahuan oleh Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar.

Kesalahan "dapat memengaruhi pemahaman pengemudi tentang kecepatan kendaraan ... dan dalam kasus ekstrem akan meningkatkan risiko kecelakaan tabrakan," tambah pemberitahuan itu.

Sebelumnya, awal bulan ini Tesla juga menarik hampir 128.000 mobil Model 3 domestik dan impor setelah penyelidikan oleh regulator China menemukan cacat yang dapat meningkatkan risiko tabrakan.

Pendiri Tesla, Elon Musk, tahun lalu memperkirakan bahwa China akan menjadi pasar terbesar perusahaan, dan dia berusaha meningkatkan pijakannya di negara tersebut.

Kekhawatiran Investor Pasca-Twitter Didanai Elon Musk 

Tesla kehilangan nilai 126 miliar dollar AS pada Selasa (26/4/2022). Ini terjadi di tengah kekhawatiran investor bahwa Chief Executive Elon Musk mungkin harus menjual saham untuk mendanai kontribusi ekuitasnya sebesar 21 miliar dollar AS untuk pembelian Twitter senilai 44 miliar dollar AS.

Dilansir Reuters, Tesla memang tidak terlibat dalam kesepakatan Twitter, namun sahamnya ditargetkan spekulan setelah Musk menolak mengungkapkan dari mana uang untuk akuisisi itu berasal.

Penurunan 12,2 persen saham Tesla pada Selasa setara dengan penurunan 21 miliar dollar AS dalam nilai saham Tesla-nya. Nilai ini sama dengan 21 miliar dolllar AS tunai dimana Musk berkomitmen untuk kesepakatan Twitter.

Analis Wedbush Securities Daniel Ives mengatakan bahwa kekhawatiran tentang penjualan saham Musk yang akan datang dan kemungkinan bahwa dia terganggu oleh Twitter, membebani saham Tesla. "Ini (yang) menyebabkan bearish atas nama itu," katanya.

Twitter juga turun pada hari Selasa, jatuh 3,9 persen dan ditutup pada 49,68 dollar AS, meskipun Musk setuju membelinya pada Senin (25/4/2022) seharga 54,20 dollar AS per saham secara tunai.

Melebarnya spread mencerminkan kekhawatiran investor bahwa penurunan tajam saham Tesla, dimana Musk memperoleh sebagian besar kekayaannya, dapat membuat orang terkaya di dunia ini berpikir ulang tentang kesepakatan Twitter.

"Jika harga saham Tesla terus terjun bebas, itu akan membahayakan pembiayaannya," kata analis pasar senior OANDA Ed Moya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tesla Tarik 14.600 Unit Mobil Lagi di China karena Cacat Software"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved