Konflik Rusia Vs Ukraina
Biden Nilai Putin Diktator, Pasukan Khusus untuk Membunuh Presiden Ukraina Dilumpuhkan
Ukraina memberikan perlawanan sengit bagi invasi terhadap negaranya. Tak terkecuali melindungi Presiden Volodymyr Selensky.
TRIBUNGORONTALO.COM, Kiev – Ukraina memberikan perlawanan sengit bagi invasi terhadap negaranya. Tak terkecuali melindungi Presiden Volodymyr Selensky dari incaran musuh. Dua regu elite Chechnya yang dikirim untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dikabarkan telah dilumpuhkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov, sebagaimana dilansir New York Post, Selasa (1/3/2022). Menurut Danilov, dilumpuhkannya pasukan elite Chechnya tersebut berkat bocoran informasi intelijen dari pasukan keamanan Rusia yang bersimpati kepada Ukraina.
Mengatakan kepada saluran televisi Ukraina, Danilov berujar bahwa sejumlah sumber dari Federal Security Service (FSB) Rusia memberi tahu Kiev mengenai informasi intelijen yang dibutuhkan untuk melacak anggota regu elite Chechnya.
“Mereka dibagi menjadi dua kelompok, kami melacak mereka. Satu kelompok ditangani di dekat Hostomel (barat laut Kiev), yang lain ada di depan mata kami,” kata Danilov, Selasa. “Kami tidak akan menyerahkan presiden kami, negara kami. Ini tanah kami, pergilah,” tambah Danilov.
Menurut intelijen AS, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dengan tujuan untuk menggulingkan Pemerintah Ukraina yang pro-Barat lalu memasang rezim yang bersahabat dengan Moskwa.
Kendati demikian, tidak jelas berapa banyak pasukan dari regu elite Chechnya yang terbunuh atau ditangkap oleh pasukan Ukraina. Sebelumnya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov telah mengonfirmasi kehadiran pasukannya di Ukraina.
Chechnya merupakan wilayah otonom yang merupakan bagian dari Rusia. Kadyrov sendiri merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Pasukan Chechnya bukan satu-satunya pasukan diyakini memburu Zelensky. Anggota Grup Wagner, sebuah kelompok tentara bayaran dari Rusia, diperkirakan juga beroperasi di Ukraina dengan perintah untuk membunuh Zelensky.
Baca juga: Kiev Bersiap Hadapi Serangan, Tentara Langit Rusia Terobos Kharkiv
Biden Sebut Putin Diktator
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (1/3/2022), mencap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai diktator. Dia menyebut Putin akan menghadapi isolasi ekonomi dan diplomatik yang melemahkan Rusia karena menyerang Ukraina, dan memperingatkan dunia berada dalam "pertempuran" antara demokrasi dan otokrasi.
Saat menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya ke sesi gabungan Kongres dan rakyat Amerika, Biden memuji dinding kekuatan Ukraina yang telah berdiri tegak melawan penjajah Rusia. Baca juga: Barat Bingung, Rusia Belum Juga Kerahkan Kekuatan Udara Besar-besaran Serang Ukraina Dalam kesempatan itu, Biden menjelaskan tidak akan ada sepatu bot AS di lapangan dalam perang yang sudah berlangsung seminggu di ambang pintu Eropa.
"Biar saya perjelas, pasukan kami tidak terlibat, dan tidak akan terlibat, dalam konflik dengan pasukan Rusia di Ukraina," kata pemimpin Demokrat itu, dikutip dari AFP. Namun Biden tetap melontarkan kritik pedas kepada Putin. "Seorang diktator Rusia, yang menginvasi negara asing, menimbulkan kerugian di seluruh dunia," kata Biden.
"Dalam pertempuran antara demokrasi dan otokrasi, demokrasi meningkat hingga saat ini, dan dunia jelas memilih sisi perdamaian dan keamanan," tambah dia. Barat, yang dipimpin oleh langkah-langkah baru yang keras dari AS, telah meluncurkan pertempuran ekonomi yang sengit dengan Rusia, melepaskan gelombang sanksi yang mengancam akan membuat ekonomi Rusia bertekuk lutut.
Membidik oligarki Rusia dan "pemimpin korup" yang menurut Biden telah menipu miliaran dolar dari rezim Putin, presiden AS menyampaikan peringatan keras bahwa Barat akan merebut kapal pesiar mereka, apartemen mewah mereka, serta jet pribadi mereka. "Kami datang untuk keuntungan buruk Anda," kata Biden disambut tepuk tangan.
Larangan pesawat Rusia di wilayah udara AS Biden kemudian mengumumkan larangan semua pesawat Rusia dari wilayah udara AS. Dia menyebut, AS, Kanada, dan sejumlah negara Eropa bakal menutup wilayah udara untuk pesawat Rusia dan pesawat lain sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.
Putin, katanya, telah sangat meremehkan respons kuat yang akan ditimbulkan invasinya dari negara-negara Barat karena sanksi menimbulkan "kesakitan" pada ekonomi Rusia. "Perang Putin sudah direncanakan, sama sekali tidak diprovokasi," pendapat Biden.