Mantan Petinggi BIN Masuk Bursa Calon Ketum PBNU, Orang Dekat Gus Dur

Bursa ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ramai saat sehari menjelang Muktamar NU di Lampung.

Penulis: Lodie Tombeg | Editor: Lodie Tombeg
Tribun
KH Asad Said Ali 


TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta — Bursa ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ramai saat sehari menjelang Muktamar NU di Lampung. Muncul KH As'ad Said Ali. Wakil Ketua Umum PBNU Periode 2010-2015 ini disebut-sebut sebagai 'kuda hitam' orang nomor satu di PBNU.

Kuda hitam merupakan istilah yang dipakai untuk seseorang atau tim yang tidak diunggulkan dan tidak banyak dikenal namun bisa keluar sebagai pemenang.

KH As'ad Ali juga bisa jadi jalan tengah bagi dua kandidat yang bertarung.

"Kiai As'ad ini bisa jadi kuda hitam, kalau ada dua kubu yang mengeras cenderung biasanya publik akan memalingkan wajahnya ke satu sosok yang dianggap sebagai jalan tengah," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno kepada Tribunnews.com.

Diakuinya memang nama Kiai As'ad Ali belum sementereng sosok Said Aqil ataupun Gus Yahya.

Namun di tengah dinamika dua unggulan calon Ketum itu, nama Kiai As'ad Ali bisa menjadi alternatif yang mengakomodasi irisan kelompok pendukung Said Aqil dan Gus Yahya.

Dukungan untuk KH As'Ali datang dari berbagai pihak. Satu di antara adalah tokoh nasional yang dikenal sebagai sahabat dekat Gus Dur, Rizal Ramli.

Dia mengatakan sebagai organisasi masyarakat terbesar, peranan NU dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat penting.
Termasuk dalam memberi isi dan makna setelah republik ini merdeka.

"Karena itu, Ketua Umum yang baru harus sanggup membawa NU untuk memperjuangkan nilai-nilai keagamaan, kerakyatan, dan kebangsaan. Bukan sekadar mengejar dan menjadi bagian dari kekuasaan. NU diharapkan tetap teguh memperjuangkan cita-cita untuk menegakkan kebenaran dan keadilan untuk kesejahteraan rakyat," kata pria yang kerap disapa Gus Romli ini, Minggu (19/12/2021).

Baca juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Dapat Apresiasi Naikkan UMP

Sebagai nahdliyin, Rizal ramli berharap pimpinan NU ke depan menjadikan Jam'iyah dan jamaah Nahdlatul Ulama sebagai pusat pengabdian, pusat amal, dan pusat untuk menggembangkan potensi serta kesejahteraan umat Islam khususnya nahdliyin.

"Dalam konteks itu, saya mendukung KH Asad Said Ali sebagai Ketua Umum NU. Kiai Asad memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas di dalam pemerintahan dan tugas-tugas internasional, serta aktif sebagai Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015," ujar penasehat Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.

Sebelumnya dukungan terhadap KH Asad Said Ali untuk memimpin NU juga disuarakan pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim.

Dukungan yang disampaikan putera pendiri NU, KH Abdul Chalim itu direspon positif sejumlah pihak, baik struktur maupun organisasi berbasis NU hingga sejumlah pengasuh pondok pesantren.

Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) 2003-2018 Banyuwangi, KH Masykur Ali juga memberikan dukungan serupa.

Mantan Anggota BPK ini mengatakan As’ad Said Ali selama ini melakukan banyak kaderisasi di level bawah NU dengan mendirikan Pendidikan Kader Penggerak Nadhlatul Ulama (PKPNU) dan sudah memiliki banyak alumni yang tersebar di seluruh negeri.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved