Sudah 30 Negara Lolos ke Piala Dunia 2026, Sisa 18 Slot Masih Diperebutkan Hingga Akhir

Ringkasan Berita:

• Piala Dunia 2026 semakin dekat dengan antusiasme kualifikasi yang meningkat.
• Dengan format 48 tim, Piala Dunia tahun 2026 membuka peluang besar bagi banyak negara untuk lolos.
• Sejumlah negara tampil dominan, sementara beberapa menjadi kejutan baru.
• Fase akhir kualifikasi menjadi penentu siapa yang akan mengisi slot tersisa di turnamen.

TRIBUNGORONTALO.COM -- Pegelaran Piala Dunia tahun 2026 sudah semakin dekat.

Semangat persaingan menuju turnamen terbesar empat tahunan itu mulai terasa kembali di seluruh dunia.

Tahun ini menjadi salah satu periode paling menarik dengan format 48 tim yang akan mencetak sejarah baru.

Antusiasme publik semakin meningkat seiring mendekatnya fase akhir kualifikasi.

Dari berbagai stadion di seluruh Indonesia, dukungan suporter menjadi dukungan penting dari perjalanan tim nasional masing-masing.

Sejumlah negara menunjukkan kekuatan lama yang tetap terjaga, sementara lainnya mulai tampil sebagai kejutan baru dalam peta persaingan. 

Dengan dinamika yang terus berubah, sorotan kini tertuju pada bagaimana masing-masing konfederasi melangkah mendekati garis finis.

Dilansir dari Kompas.com, sebanyak 30 negara telah memastikan tempat di Piala Dunia 2026 dengan 18 tiket yang masih tersedia untuk diperebutkan. 

Hampir semua konfederasi yang tergabung dalam FIFA telah menemukan wakil-wakil awal mereka yang telah mendapatkan tiket otomatis untuk Piala Dunia 2026. 

Dari zona Asia alias AFC, negara-negara yang sudah lolos adalah Jepang, Iran, Uzbekistan, Korea Selatan, Yordania, Australia, Qatar, dan Arab Saudi. B

Konfederasi Asia masih memiliki kesempatan untuk mengirim satu negara lagi melalui jalur play-off interkontinental. 

Salah satu dari Uni Emirat Arab atau Irak akan menjadi wakil tersebut mengingat keduanya bermain sama kuat 1-1 pada pertemuan pertama di putaran kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Partai kedua Uni Emirat Arab vs Irak akan berlangsung pada Selasa (18/11/2025). 

Sementara itu, CAF alias Konfederasi Afrika juga menghadapi situasi serupa.