Viral di Media Sosial

Ahli Kelautan Ungkap 3 Kemungkinan Penyebab Buaya Muncul di Teluk Manado

Kemunculan buaya di Teluk Manado, Sulawesi Utara, belakangan ini mengundang kehebohan warga. 

Editor: Fadri Kidjab
Kolase Tribun Manado/HO
KEMUNCULAN BUAYA - Viral di media sosial. Buaya terlihat di beberapa tempat di Manado hingga hari ini Kamis (6/11/2025). Ahli kelautan ungkap 3 kemungkinan kemunculan buaya di teluk. 
Ringkasan Berita:
  • Ahli kelautan Prof. Winda Mercedes Mingkid menyebut 3 penyebab kemunculan buaya di Teluk Manado
  • Sulawesi dulunya merupakan habitat alami buaya muara, namun populasinya kini menurun drastis
  • Tim SAR Manado bersama instansi terkait melakukan pemantauan dan memasang tanda peringatan

 

TRIBUNGORONTALO.COM, Manado – Kemunculan buaya di Teluk Manado, Sulawesi Utara, belakangan ini mengundang kehebohan warga. 

Fenomena langka ini memicu rasa penasaran sekaligus kekhawatiran, mengingat buaya bukanlah satwa yang biasa terlihat di kawasan tersebut.

Menanggapi hal ini, pakar kelautan dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Winda Mercedes Mingkid memberikan penjelasan ilmiah mengenai kemungkinan penyebab kemunculan buaya tersebut.

Menurut Prof Winda, terdapat tiga dugaan utama yang bisa menjelaskan mengapa buaya muncul di perairan Teluk Manado.

Faktor pertama adalah kemungkinan buaya tersesat akibat terbawa arus laut atau terdampak badai. Ia menduga, badai hebat yang terjadi di wilayah Filipina belum lama ini bisa menjadi pemicu.

“Saya asumsikan mereka hanyut dan keluar dari habitat aslinya karena badai,” ujar Prof. Winda.

Kemungkinan kedua, buaya tersebut mungkin sedang mengejar mangsa hingga akhirnya muncul di pesisir Manado.

“Bisa jadi mereka mengikuti mangsa yang bergerak ke arah pantai,” tambahnya.

Sementara dugaan ketiga adalah berkurangnya sumber makanan di habitat asal, sehingga buaya terpaksa mencari wilayah baru untuk bertahan hidup.

“Kalau mangsa di tempat asalnya sudah tidak ada, mereka akan keluar mencari makan,” jelasnya.

Prof. Winda juga mengingatkan bahwa Sulawesi, termasuk Sulut, sejatinya merupakan habitat alami bagi buaya muara atau buaya laut (Crocodylus porosus).

Buaya muara dikenal sebagai predator puncak yang memiliki wilayah jelajah luas dan perilaku agresif, terutama saat musim kawin.

Namun, populasi buaya muara di Sulawesi kini mengalami penurunan drastis dan terancam punah.

“Makanya saat ada buaya muncul, warga langsung heboh. Padahal dulunya ini memang habitat mereka,” ungkapnya.

Ia menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan populasi buaya, salah satunya adalah pembangunan yang semakin masif di wilayah pesisir.

Selain itu, perburuan buaya juga menjadi ancaman serius. Beberapa masyarakat memburu buaya untuk dikonsumsi dagingnya.

“Orang kita memang sejak dulu suka makan daging buaya. Meski belum ada riset resmi, saya kira ini turut memengaruhi populasi,” katanya.

Tak hanya untuk konsumsi, buaya juga diburu karena kulitnya yang bernilai tinggi di pasar.

“Kulit buaya itu mahal, jadi jadi incaran,” tambah Winda.

Melihat kondisi ini, ia menyarankan agar buaya yang muncul di Teluk Manado tidak dibunuh, melainkan digiring ke kawasan konservasi seperti Pulau Mantehage.

“Populasi mereka sudah sangat sedikit. Jangan dimusnahkan, lebih baik diarahkan ke tempat yang aman,” tegasnya.

Baca juga: Kronologi Oknum ASN Gorontalo Utara Diduga Paksa Gadis Layani Temannya di Bulan Ramadan

Tim SAR Tangani Buaya

Sementara itu, Kantor SAR Manado turut bergerak cepat dalam penanganan kemunculan buaya. Tim Basarnas melakukan pemantauan sejak Kamis, 6 November 2025.

Kepala Kantor SAR Manado, George Randang, menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi, termasuk Pemkot Manado, BKSDA, BPBD, dan Dinas Pariwisata.

“Kami memetakan area aktivitas buaya. Hari ini belum ditemukan, tapi pemantauan terus berlanjut,” ujarnya.

George mengatakan, pihaknya mempertimbangkan penggunaan drone untuk pengawasan udara dan menyiapkan perangkap jika diperlukan.

Ia juga mengimbau masyarakat agar segera melapor jika melihat keberadaan buaya di sekitar Teluk Manado.

Untuk sementara, warga diminta menghindari aktivitas seperti berenang, menyelam, dan memancing di area tersebut.

“Informasi dari warga menyebut ada buaya besar dan kecil. Artinya bisa lebih dari satu ekor,” jelas George.

Tanda peringatan pun telah dipasang di beberapa titik di Manado Bay untuk mengingatkan warga agar tidak melakukan olahraga air.

Namun, masih ada warga yang abai. Beberapa pengendara jet ski sempat diminta kembali ke dermaga oleh petugas Dishub.

Teror buaya bahkan merambah ke kawasan wisata. Warga melaporkan kemunculan buaya pada Rabu (5/11/2025), satu kali di sore hari dan satu kali di malam hari.

“Sore itu buaya dekat pesisir, malamnya lebih dekat lagi,” kata seorang pedagang di Manado Bay.

Ia mengaku awalnya mengira buaya itu hanya gambar buatan AI, namun akhirnya percaya setelah melihat langsung.

“Besar sekali, bisa di-zoom,” ujarnya.

Arnold, warga lainnya, mengatakan dermaga kini sepi. Biasanya ramai dengan aktivitas menyelam dan berenang, kini kosong.

Ia berharap buaya segera diamankan demi keselamatan warga dan wisatawan.

Kemunculan buaya ini juga viral di media sosial. Warga membagikan foto dan video penampakan buaya di tiga lokasi: God Bless Park, Manado Bay, dan sekitar Tugu Lilin.

Camat Wenang, Steven Mongkau, meminta warga tetap waspada dan menghindari area perairan.

Sekda Manado, Steven Dandel, juga mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak beraktivitas di tepi Selat Manado.

“Kami bersama BKSDA sedang berupaya menangkap satwa tersebut. Mohon warga bantu beri informasi,” ujarnya.

Dev, salah satu warga, mengaku untuk sementara tidak lagi mandi di pantai. Ia berharap penanganan segera dilakukan agar ketakutan warga tidak berlarut.

 

(TribunGorontalo.com/TribunManado.co.id)

 

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Akhirnya Terungkap Penyebab Buaya Muncul di Teluk Manado, Ada 3 Kemungkinan, Ini Kata Ahli Kelautan

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved