Bus Rapid Transit

10 Unit Bus Layanan Masyarakat di Gorontalo, Tarifnya Hanya Rp 2--5 Ribu

Warga Gorontalo kini bisa menikmati layanan transportasi murah yang disediakan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Gorontalo. 

|
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
BUS BRT--Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dishub Provinsi Gorontalo, Abdul Karim Rauf, menjelaskan rute kendaraan BRT di Gorontalo, Selasa (11/11/2025). Sumber foto: TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Warga Gorontalo kini bisa menikmati layanan transportasi murah yang disediakan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Gorontalo. 

Hanya dengan tarif Rp2.000 untuk pelajar dan Rp5.000 untuk umum.

Demgan layanan ini masyarakat dapat menggunakan layanan bus dengan rute antarwilayah hingga ke pelosok.

Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dishub Provinsi Gorontalo, Abdul Karim Rauf, mengatakan ada sebanyak 10 unit bus bantuan telah beroperasi di Gorontalo. 

“Lima unit bus digunakan untuk antar jemput anak sekolah di wilayah pelosok,” jelas Abdul Karim saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (11/11/2025).

Kelima bus tersebut masing-masing melayani lima titik sekolah, yakni di Taludaa Kabupaten Bone Bolango, Biluhu Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara, Wonggarasi, dan Taluditi Kabupaten Pohuwato.

Sementara itu, lima unit lainnya difungsikan untuk layanan di sekitar kawasan perkotaan yang disebut rute Sukagulis, mencakup Suwawa, Kabila, Kota Gorontalo, Limboto, hingga Isimu.

“Layanan ini kita rancang dalam sistem Bus Rapid Transit (BRT), yang artinya layanan berbasis bus dengan kapasitas tinggi dan waktu tempuh yang efisien,” ujarnya.

Ia menjelaskan, koridor satu BRT Gorontalo memiliki dua sub-koridor.

Sub koridor pertama melintasi Suwawa – Jalan Sultan Botutihe – Rumah Sakit.

Sedangkan sub koridor kedua melalui  Jalan Sultan Botutihe – Mall Gorontalo  dan nantinya akan kembali di Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo.

“Koridor ini melayani masyarakat umum, siswa, dan mahasiswa yang beraktivitas di wilayah perkotaan,” kata Abdul Karim.

Untuk tarifnya, Dishub menetapkan harga sangat terjangkau itu juga sesuai dengan aturan yang berlaku. 

“Pelajar cukup membayar Rp2.000, sedangkan umum Rp5.000. Mau jauh atau dekat tarifnya sama,” tambahnya.

Meski sudah berjalan, ia mengakui masih ada sejumlah fasilitas yang belum lengkap, seperti shelter pemberhentian resmi.

“Harusnya berhenti di shelter, tapi anggarannya belum tersedia,” katanya.Sehingga masyarakat hanya akan berhenti di titik-titik sementara yang telah ditentukan dan dilalui oleh kendaraan BRT tersebut. 

Meski begitu menarik di sini, Dishub juga tengah menyiapkan aplikasi digital bernama UTAEA, aplikasi ini memungkinkan masyarakat memantau pergerakan bus secara real time.

“Lewat aplikasi itu, masyarakat bisa tahu posisi bus, dan sopir juga bisa melihat jika ada penumpang yang sedang menunggu di titik tertentu,” ungkap Abdul Karim.

Dishub berencana memasang sekitar 20 titik shelter dengan QR Code untuk memudahkan akses pengguna. 

“Masyarakat tinggal scan saja, nanti muncul posisi bus dan waktu kedatangannya,” lanjutnya.

Abdul Karim menyebut, dalam sehari satu bus melayani enam rit perjalanan, dimulai sejak pagi hingga sore. 

“Biasanya mulai beroperasi pukul 06.00 sampai sekitar pukul 18.00 Wita. Kadang ditambah rit kalau masih banyak penumpang,” tuturnya.

Selain melayani penumpang harian, bus BRT juga digunakan untuk kegiatan wisata, terutama pada akhir pekan. 

“Hari Sabtu dan Minggu, bus ini kami gunakan untuk rute wisata seperti ke Botubarani dan Botutonuo,” ujarnya.

Ia berharap keberadaan layanan ini bisa membantu mobilitas masyarakat dengan biaya ringan dan mendorong kemajuan sektor transportasi di Gorontalo.

“Transportasi bukan sekadar memindahkan orang dan barang, tapi juga mendorong kemajuan dan kesejahteraan Provinsi Gorontalo,” tutup Abdul Karim.

Kenseraan BRT, juga dikenal sebagai jalur bus atau transit, adalah sistem transportasi publik berbasis bus yang dirancang memiliki kapasitas, keandalan, dan fitur kualitas lainnya yang jauh lebih baik daripada sistem bus konvensional. 


Biasanya, sistem BRT mencakup jalan yang didedikasikan untuk bus, dan memberikan prioritas kepada bus di persimpangan di mana bus dapat berinteraksi dengan lalu lintas lain bersamaan dengan fitur desain untuk mengurangi keterlambatan yang disebabkan oleh penumpang naik atau turun dari bus, atau membayar tarif. 


BRT bertujuan untuk menggabungkan kapasitas dan kecepatan sistem transit rel ringan (LRT) atau mass rapid transit (MRT) dengan fleksibilitas, biaya yang lebih rendah, dan kesederhanaan sistem bus.


Koridor 1.1 (Via Citimall Gorontalo) 


Dari Kampus IV UNG dan Perkantoran Pemprov Gorontalo:


06.30       09.00      11.00 Wita

13.00        15.00       17.00 Wita


Dari Perkantoran Pemprov dan dari Kampus IV UNG:


06.30     08.30     10.30 Wita 

12.30      14.30       16.30 Wita


Koridor 1.2 (Via RS Aloe Saboe) 


06.39     09.00     11.00

13.00      15.00      17.00

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved