Pahlawan Nasional
Reaksi Gubernur Gusnar hingga Mahasiswa soal Gagalnya Tokoh Gorontalo Masuk Daftar Pahlawan Nasional
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menyatakan sikap hormat terhadap keputusan Presiden RI Prabowo Subianto yang menetapkan pahlawan nasional
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail angkat bicara terhadap keputusan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang menetapkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025.
Ia tak menutupi kekecewaan atas tidak masuknya nama tokoh asal Gorontalo dalam daftar tersebut.
“Kita hormati apa yang sudah diputuskan. Tapi kita akan berusaha, tahun depan harus bisa masuk,” ujar Gusnar kepada TribunGorontalo.com, pada Senin (10/11/2025).
Gusnar menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Gorontalo akan memperkuat proses pengajuan gelar pahlawan nasional dengan melengkapi dokumen dan dukungan yang dibutuhkan. Ia menyebut kunjungan Menteri Kebudayaan Fadli Zon ke Gorontalo sebagai modal penting dalam pengusulan ulang.
“Insyaallah kita akan seriusi itu. Modal kita adalah kunjungan Menteri Kebudayaan, beliau sangat merespon, apalagi kenal persis HB Jassin dan Aloe Saboe,” tambahnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pemerintah RI Umumkan 10 Nama Pahlawan Nasional, Ada Soeharto hingga Marsinah
Dua tokoh Gorontalo yang diusulkan tahun ini adalah Prof. Dr. dr. Aloei Saboe, pejuang kemanusiaan di bidang kesehatan, dan Hans Bague Jassin, sastrawan legendaris yang dikenal sebagai “perawat sastra Indonesia.”
Keduanya telah masuk dalam daftar 40 tokoh yang diusulkan secara nasional melalui TP2GD, namun belum lolos tahap akhir di Kementerian Sosial.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, Darwis Sidiki, membenarkan bahwa usulan tersebut belum diterima.
“Diusulkan lagi, pak,” ujarnya singkat, seraya menambahkan bahwa dokumen seperti rekomendasi gubernur terbaru, keterangan ahli waris, dan foto perlu diperbarui.
Sikap optimis juga datang dari kalangan mahasiswa. Mereka menilai bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya diwakili oleh satu nama, dan tokoh-tokoh Gorontalo layak mendapat pengakuan nasional.
Selya Ristaniya Ayuba, mahasiswa UNG asal Telaga, menyebut bahwa Hari Pahlawan seharusnya menjadi momentum refleksi bagi generasi muda.
“Yang berjuang bukan hanya Pak Nani Wartabone. Masih banyak tokoh penting lainnya. Hari Pahlawan ini harus jadi ajang refleksi, bukan hanya seremoni,” ujarnya.
Fidyawati Hudengo, mahasiswa UNG yang tinggal di Andalas, menyayangkan belum diterimanya dua tokoh Gorontalo sebagai pahlawan nasional.
“Sedih rasanya. Dua tokoh ini sangat dikenal di Gorontalo dan punya kontribusi besar. Harusnya bisa masuk,” katanya.
Sementara itu, Fauziah Ramadhani Tri Adzima, mahasiswa asal Kota Utara, menekankan bahwa Gorontalo memiliki sejarah heroik yang layak diakui secara nasional.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/tokoh-nasional.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.