Human Interest Story

Kisah 2 Pemuda Gorontalo Berangkat Umrah Berbekal Uang Rp2 Juta

Dua pemuda asal Gorontalo, Fani Rahmat Putra Hasyim dan Jufri Yusri Ali Monoarfa berangkat umrah via jalur darat.

|
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
Hand Over
IBADAH UMRAH -- Fani Rahmat Putra Hasyim dan Jufri Yusri Ali Monoarfa. Dua pemuda ini menempuh jarak jauh demi beribadah umrah di Tanah Suci Makkah. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Dua pemuda asal Gorontalo, Fani Rahmat Putra Hasyim dan Jufri Yusri Ali Monoarfa berangkat umrah via jalur darat.

Fani Rahmat merupakan warga Desa Poowo, Kabupaten Bone Bolango, sedangkan  Jufri Yusri berasal dari Desa Wonggahu, Kabupaten Boalemo.

Sejak 28 Agustus 2025, kedua pemuda ini memutuskan untuk berangkat ke Makkah setelah perencanaan matang selama satu tahun.

Jarak Provinsi Gorontalo ke Kota Makkah Arab Saudi berjarak lebih dari 10 ribu kilometer jika menggunakan jalur darat dan laut.

Awalnya, ide mereka adalah menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor. Namun, kendala teknis dan biaya administrasi yang tinggi memaksa mereka mengubah rencana.

"Ada banyak kendala dengan motor, mulai dari administrasi dan dokumen yang cukup berat serta mahal," kata Fani menjelaskan alasannya.

Namun, semangat mereka tak lantas padam. Jalur darat tetap menjadi pilihan, meski dengan cara yang lebih sederhana gabungan berjalan kaki, naik bus antarkota, kereta api, hingga kapal laut untuk menyeberang pulau. 

"Tidak sepenuhnya jalan kaki. Jika sudah antarkota kami naik bus, kalau ada akses kereta kami naik kereta, dan jika antar pulau menggunakan kapal laut," jelas Fani merinci moda transportasi mereka.

Perjalanan Lintas Benua dengan Bekal Minim, Mengandalkan Keterampilan Pijat dan Bekam

Hari ini, mereka bersiap bertolak menuju Batam untuk selanjutnya menyeberang ke Singapura.

Perjalanan panjang ini akan membawa mereka melintasi berbagai negara di Asia, mulai dari Malaysia, Thailand, Laos, hingga Asia Selatan, sebelum akhirnya tiba di Arab Saudi.

Mereka sadar, tak semua negara bisa dilewati karena pertimbangan faktor keamanan.

Yang membuat kisah ini semakin mengharukan adalah kondisi finansial mereka. Saat meninggalkan Gorontalo, bekal yang mereka bawa hanyalah Rp2 juta. 

"Saat start dari Gorontalo, kami hanya mengantongi uang Rp 2 juta," ungkap Fani.

Namun, keyakinan kuat bahwa Allah akan senantiasa menolong menjadi pegangan mereka. Untuk bertahan hidup di perjalanan, Fani dan Jufri mengandalkan keahlian mereka sebagai terapis bekam dan pijat, keterampilan yang mereka miliki izin resmi dan sertifikatnya.

"Kami punya kelebihan, punya izin terapi bekam dan pijat," kata Fani.

Di setiap kota yang disinggahi, mereka menawarkan jasa terapi ini dengan tarif Rp250 ribu. Hasilnya digunakan untuk membiayai transportasi, makan, dan kebutuhan perjalanan lainnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Guru SD di Gorontalo Dilaporkan ke Polisi Usai Diduga Tampar Siswa

Perjuangan mereka tentu tak selalu mulus. Ada kalanya mereka harus bertahan lama di suatu kota karena sulit mendapatkan pelanggan. Bahkan, di Surabaya, mereka sama sekali tidak mendapatkan pelanggan.

"Tidak ada satu pun yang kita dapat (pelanggan)," kenang Fani.

Meski demikian, semangat mereka tak pernah padam. Mereka meyakini bahwa setiap langkah adalah ibadah, setiap keringat adalah doa, dan setiap penolakan adalah ujian kesabaran.

Kini, dukungan pun mulai berdatangan. Sebanyak sembilan usaha telah ikut menjadi sponsor perjalanan umrah unik ini.

Fani dan Jufri menargetkan tiba di Tanah Suci pada November 2025.

Bagi mereka, perjalanan ini bukan sekadar mencapai Makkah, melainkan tentang merasakan arti perjuangan menuju rumah Allah dengan penuh kerendahan hati. 

 

(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved