Viral Anggota DPRD Gorontalo
Wahyu Moridu Akui Mabuk saat Rekam Video Kontroversial, Pihak Bandara Gorontalo Punya Temuan Berbeda
Polemik mantan anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu turut menyeret Bandar Udara (Bandara) Djalaluddin Gorontalo.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Polemik mantan anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu turut menyeret Bandar Udara (Bandara) Djalaluddin Gorontalo.
Pasalnya, Wahyudin berangkat menuju Kota Makassar saat dirinya melontarkan pernyataan kontroversial hingga videonya viral di media sosial.
Hal ini memicu tanda tanya besar mengenai prosedur keamanan di bandara.
Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo, Joko Harjani, menjelaskan bahwa unit penyelenggara bandara memiliki kewajiban untuk mencegah penumpang yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan.
"Teman-teman Avsec (Aviation Security—red) melakukan profiling, memonitor penumpang yang akan berangkat, dan memeriksa barang bawaan," jelas Joko dalam konferensi pers pada Minggu (21/9/2025).
Ia menambahkan, proses pemeriksaan keamanan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan dan dokumen Airport Security Programme (ASP).
Menurut Joko, pengawasan Avsec dimulai sejak penumpang tiba di drop zone, masuk ke ruang check-in, hingga naik ke pesawat.
Berdasarkan pengawasan tersebut, kata Joko, kondisi Wahyudin Moridu terindikasi normal saat keberangkatan pada 3 Juli 2025.
"Berdasarkan profiling teman-teman Avsec, kondisi yang bersangkutan masih normal. Kami tidak menemukan tanda-tanda jika dia sempoyongan yang berpotensi mengganggu," ujarnya.
Joko juga memastikan bahwa pihak bandara tidak pernah ragu untuk melarang penumpang yang tidak layak terbang.
Ia mencontohkan, pihaknya sudah beberapa kali membatalkan keberangkatan penumpang yang dalam kondisi mabuk.
"Sudah tercatat sekitar dua sampai tiga kali kejadian. Profiling kami ketat, tidak hanya pada orang yang mabuk tetapi juga pada orang yang membawa narkoba, atau penumpang sakit yang butuh koordinasi dengan pihak terkait," katanya.
Ia menegaskan, jika ada penumpang mabuk berat, petugas Avsec akan dengan mudah mengetahuinya dari bau minuman. Namun, hal itu sama sekali tidak ditemukan pada hari keberangkatan Wahyudin.
"Pada saat di bandara, kondisinya terpantau tidak ada potensi mengganggu keselamatan," lanjut Joko.
Meskipun demikian, ia menyatakan akan menghargai jika ada pihak yang melaporkan kelalaian mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.