Berita Gorontalo
Ditinggal Anak Muda, Penggunaan Bahasa Gorontalo Menurun di Semua Kabupaten
Bahasa Gorontalo menghadapi ancaman nyata. Penurunan jumlah penutur dan frekuensi penggunaan bahasa daerah ini terdeteksi di seluruh kabupaten.
Seminar tersebut juga menghadirkan Prof. Dr. Yayat Sudaryat, pakar pembelajaran bahasa daerah dari Program Studi Pendidikan Bahasa Sunda Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Yayat berbagi pengalaman tentang praktik baik penerapan kurikulum Bahasa Sunda di sekolah-sekolah Jawa Barat, yang dinilai berhasil menjaga eksistensi bahasa daerah di tengah arus modernisasi.
Kepala Pusat Studi Pelestarian Bahasa dan Sastra Daerah UNG, Suleman Bouti, turut menyampaikan potret nyata kondisi pembelajaran bahasa Gorontalo di sekolah.
Ia menyoroti belum adanya kurikulum yang baku, terstandar, dan menyeluruh untuk pengajaran bahasa Gorontalo di tingkat SD dan SMP.
“Dari seminar ini kami akan merumuskan rekomendasi langkah strategis untuk mewujudkan kurikulum bahasa Gorontalo yang sesuai dengan kebutuhan lokal sekaligus berorientasi pada standar pendidikan nasional,” ucap Suleman.
Ia menegaskan bahwa meskipun bahasa Gorontalo merupakan identitas budaya yang penting, keberadaannya dalam pendidikan formal masih jauh dari optimal.
Implementasi pembelajaran di sekolah berjalan tidak seragam, dengan keterbatasan pada aspek materi ajar, metode pembelajaran, dan standar evaluasi.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.