Etanol 10 Persen

BBM Akan Dicampur Etanol 10 Persen, Ini Dampaknya yang Jarang Diketahui Pemilik Kendaraan

BBM baru dengan campuran etanol 10 persen segera diterapkan. Ramah lingkungan, tapi benarkah aman untuk semua kendaraan?

Kolase Dok Pertamina dan Pixabay
BBM CAMPUR ETANOL - (kanan) Etanol. Pemerintah Bakal Campurkan etanol 10 Persen ke dalam BBM. Simak dampaknya. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Pemerintah kembali menggulirkan wacana besar yang menyita perhatian publik. 

Kali ini bukan soal subsidi atau harga BBM, melainkan rencana penggunaan BBM jenis baru yang lebih ramah lingkungan: bensin dengan campuran etanol 10 persen, atau dikenal sebagai E10.

Sekilas, ini terdengar sebagai langkah positif menuju energi bersih dan pengurangan emisi karbon. 

Apalagi, kebijakan ini telah mendapat restu langsung dari Presiden Prabowo Subianto dan diusung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. 

Etanol adalah alkohol yang dihasilkan dari fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung, atau singkong. 

Sebagai bahan bakar, etanol sering dicampur dengan bensin untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. 

Selain ramah lingkungan, etanol juga bersifat terbarukan karena berasal dari sumber alami.

Namun, di balik semangat transisi energi tersebut, muncul sejumlah kekhawatiran, terutama dari pemilik kendaraan lawas.

Pasalnya, tidak semua kendaraan dirancang untuk bisa menerima campuran etanol dalam kadar tinggi. 

Beberapa ahli bahkan menyebut, jika tak hati-hati, penggunaan BBM E10 bisa menimbulkan risiko kerusakan pada mesin, terutama pada kendaraan keluaran sebelum tahun 2000. 

Maka tak heran, masyarakat mulai bertanya-tanya: apakah kendaraan saya aman menggunakan BBM ini?

Dilansir dari TribunPriangan.com yang dikutip dari Kompas.com, ada hal positif dan negatif mengenai penggunaan etanol pada BBM

Hal ini diterangkan Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pakar bahan bakar serta pelumas.

Yuswidjajanto menambahkan, etanol berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga menyerap CO2. 

Diolah menjadi bahan bakar, dipakai di kendaraan, dan menghasilkan CO2 lagi. 

Hal ini menambah nilai positif yang akan menaikkan oktan dan berkontribusi mengurangi emisi CO2.

"Jadi, siklusnya kan pendek ya. Maka itu, disebut sebagai carbon neutral, tidak menambahkan CO2 di udara," kata Yuswidjajanto.

Meski demikian, progres ini tidak terlepas dari dampak negatif.

Di mana, pencampuran tersebut bisa merusak kendaraan di bawah tahun 2000. 

Kendaraan di atas tahun 2000 biasanya memiliki tingkat toleransi etanol sampai 20 persen.

"Kalau untuk kendaraan modern, itu hampir semua memastikan bahwa kendaraannya siap untuk menggunakan etanol sampai 20 persen. Tapi, di Indonesia kan tidak ada pembatasan usia pakai kendaraan," ujarnya. 

"Kendaraan dari dulu sampai sekarang juga masih banyak di jalan. Artinya, materialnya belum tentu compatible dengan etanol. Misalnya, silnya, selang-selangnya, nanti jangan-jangan melar," kata Yuswidjajanto. 

Selain itu, kondisi iklim di Indonesia yang lembab turut berpengaruh. Pasalnya, etanol memiliki sifat hidroskopis, yaitu menarik uap air. 

Di mana etanol bisa mengurangi RON (Research Octane Number).

RON adalah tingkat oktan atau standar kualitas bahan bakar bensin.

“Kadar airnya di dalam bahan bakar itu, karena penjualannya mungkin yang lambat, akan naik terus. Jadi, kalau dasar airnya itu sampai lebih dari 1 persen, muncul air bebas. Air yang mengendap di dasar tangki," ujarnya. 

"Kalau ada air bebas, etanol itu lebih suka bereaksi dengan air. Jadi, etanolnya ikut turun. Kalau etanolnya ikut turun, berarti RON-nya akan turun," kata Yuswidjajanto. 

Jenis kendaraan dibawah tahun 2000 yang Akan Sangat Berdampak

Adapun kendaraan dibawah tahun 2000 meliputi:

MOBIL

- MPV/Minibus:

  • Toyota Kijang Kapsul (1997–2004)
  • Mitsubishi Kuda (1999–2005)
  • Daihatsu Taruna (1999–2006)
  • Daihatsu Espass (1999-2000-an) 

- Sedan:

  • Honda Accord (2000)
  • Peugeot 306 STMT (2000)
  • Hyundai Accent (1999)
  • Timor S515 (1997-2000)
  • Toyota Corolla Twin Cam (1992)
  • Toyota Cressida (1987) 

- Mobil Kecil:

  • Mazda Interplay (1991)
  • Suzuki Esteem (2000) 

MOTOR

- Motor 2 Tak Populer:

  • Yamaha RX-King: Motor bebek dua tak legendaris yang sangat populer.
  • Honda NSR SP 150: Motor sport dua tak yang juga banyak diincar.
  • Suzuki RGR 150: Salah satu motor dua tak yang menjadi primadona.
  • Suzuki Satria 120 (Satria 2-Tak): Motor bebek dua tak yang sangat populer di kalangan pecinta motor 2 tak.
  • Yamaha F1ZR: Motor bebek dua tak yang juga menjadi salah satu model populer. 

- Motor Bebek Jadul

  • Honda Astrea: Motor bebek jadul yang sangat menguasai jalanan Indonesia di era 1980-an hingga 1990-an.
  • Suzuki Shogun: Muncul di akhir 90-an sebagai motor bebek dengan mesin 125cc yang menawarkan keseimbangan antara kecepatan dan kenyamanan.
  • Honda Supra: Hadir di akhir 1990-an, motor ini menjadi penerus kesuksesan Astrea dengan efisiensi bahan bakar yang baik.
  • Yamaha Crypton: Motor bebek 4-tak yang diproduksi pada 1997-1999, menjadi penyegaran dari motor 2-tak sebelumnya. 

- Motor Klasik Lainnya

  • Vespa: Motor klasik yang masih eksis di jalanan Indonesia.
  • Suzuki TS125: Motor trail legendaris yang masih banyak digunakan untuk petualangan di jalur tanah. 

Negara yang Pernah Menerapkan Pencampuran Etanol ke BBM

Progres ini bukan kali pertama, Brasil sejak lama mewajibkan campuran etanol dalam bensin hingga 27 persen , bahkan ada yang 100 persen . 

Selain itu ada Amerika Serikat dan India rata-rata sudah mencapai 20 % .

Indonesia sendiri sudah mulai mengenalkan produk bensin beretanol melalui Green Pertamax dengan campuran 5 % (E5). 

Adapun, di sejumlah wilayah seperti Jawa Timur, BBM E10 bahkan sudah dijual terbatas. (*)

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunpriangan.com

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved