Update Demo
Daftar Lengkap 5 Anggota DPR RI yang Dicopot Imbas Pernyataan soal Gaji dan Tunjangan
Lima politikus DPR RI dari PAN, Nasdem, dan Golkar resmi dinonaktifkan usai ucapan soal tunjangan DPR picu kemarahan rakyat.
TRIBUNGORONTALO.COM -- Gelombang protes terkait isu gaji dan tunjangan DPR RI berbuntut panjang.
Lima politikus dari berbagai partai resmi dinonaktifkan dari jabatannya sebagai anggota DPR RI per Senin, 1 September 2025.
Keputusan itu diambil setelah ucapan mereka dinilai melukai hati masyarakat dan memperburuk eskalasi situasi politik nasional.
Langkah partai-partai politik mencopot kadernya diumumkan sehari setelah demonstrasi besar-besaran yang berujung ricuh di Jakarta dan sejumlah daerah lain.
Puncaknya, seorang pengemudi ojek online tewas dalam insiden tabrakan dengan kendaraan taktis Brimob, yang kemudian memantik kemarahan publik hingga mendapat sorotan media internasional.
Nama-nama tersebut sebelumnya terseret kontroversi akibat pernyataan maupun sikap yang dianggap tidak sensitif di tengah kesulitan ekonomi masyarakat, terutama terkait pembahasan tunjangan fantastis anggota DPR RI.
Dilansir dari TribunJakarta.com, Lantas siapakah lima politikus tersebut?
1. Uya Kuya
Partai Amanat Nasional (PAN) secara resmi menonaktifkan Uya Kuya, dari jajaran anggota DPR RI.
Keputusan ini berlaku efektif per Senin, (1/9/2025).
Pencopotan Uya Kuya diputuskan langsung oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN.
Keputusan tersebut tertuang dalam siaran pers yang diteken oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dan Sekretaris Jenderal, Viva Yoga Mauladi, pada Minggu (31/8/2025).
PAN menyatakan langkah ini diambil untuk menjaga kehormatan, disiplin, dan integritas wakil rakyat mereka di DPR.
Partai tersebut juga meminta kepada masyarakat untuk tetap percaya bahwa Presiden Prabowo Subianto bakal menyelesaikan persoalan ini dengan tepat, cepat, dan berpihak kepada rakyat.
"PAN mengimbau kepada masyarakat untuk bersikap tenang, sabar dan mempercayakan secara penuh kepada pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto," kata Viva, dilansir dari Kompas.com, Minggu (31/8/2025).
Melalui siaran pers tersebut, PAN juga menyatakan komitmen untuk terus mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat demi terciptakanya kebijakan dan program pemerintah yang berdampak ke masyarakat.
Tak cuma dinonaktifkan, rumah mewah Uya Kuya di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Sabtu (30/8/2025) juga dihancurkan dan dijarah massa.
Sebelumnya, Uya Kuya banjir kritikan setelah asyik berjoget dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Aksi ini terjadi ketika Presiden RI Prabowo Subianto rampung menyampaikan pidato kenegaraan.
Diiringi lagu "Gemu Fa Mi Re" oleh kelompok musik dari Universitas Pertahanan (UNHAN), Uya Kuya bersama sejumlah anggota dewan lain terlihat berjoget di kursi masing-masing sembari tertawa.
Aksi joget-joget di momen Sidang Tahunan yang seharusnya sakral ini pun menuai beragam kritikan.
Uya Kuya, bersama legislator yang turut berjoget, dinilai tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi masyarakat, terutama karena berbarengan dengan mencuatnya besaran gaji yang bisa mencapai Rp100 juta per bulan, serta tunjangan rumah anggota DPR RI hingga Rp50 juta per bulan.
Padahal, masyarakat sendiri sedang dihadapkan dengan berbagai permasalahan ekonomi.
2. Eko Patrio
Senada dengan Uya Kuya, Eko Patrio juga dinonaktifkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dari jajaran anggota DPR RI.
Tak hanya itu rumah mewah Eko Patrio di Setiabudi, Jakarta Selatan juga dirusak warga.
Berdasarkan pantauan jurnalis video Kompas.com di lokasi, massa dilaporkan masuk ke dalam rumah dan mengambil sejumlah barang milik Politikus PAN itu.
Petugas keamanan kompleks disebut tidak mampu menahan arus massa yang berbondong-bondong. Massa berhasil menjebol pintu rumah Eko.
Adapun aksi massa tersebut dipicu oleh kekecewaan massa terhadap Eko Patrio.
Mereka menilai sikapnya berjoget saat Sidang Tahunan DPR/MPR melukai hati masyarakat.
Eko, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PAN, lalu mengunggah video parodi di akun TikTok pribadinya, @ekopatriosuper yang dianggap meremehkan kritik masyarakat.
Video yang diunggah menampilkan dirinya sedang berakting menjadi DJ yang menyetel musik dengan sound horeg disertai caption "Biar jogednya lebih keren pakai sound ini aja".
3. Ahmad Sahroni
Ahmad Sahroni dinonaktifkan sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Nasdem (Nasional Demokrat) Surya Paloh.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi F. Taslim, dalam siaran pers yang dirilis Minggu (31/8/2025).
Pemberhentian Ahmad Sahroni sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem resmi terhitung mulai Senin, 1 September 2025.
Dalam keterangannya, Hermawi menyebut, keputusan penonaktifan ini didasarkan pada pernyataan kontroversial dari Ahmad Sahroni yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai perjuangan Partai Nasdem.
"Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat khususnya Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat, dan hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem," kata Hermawi, Minggu.
"Bahwa atas pertimbangan hal hal tersebut di atas, dengan ini DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025 DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai NasDem," tambahnya.
Hermawi juga menegaskan, Partai Nasdem akan terus melaksanakan perjuangan dengan didasarkan pada aspirasi masyarakat.
Tak cuma dinonaktifikan, rumah Ahmad Sahroni juga digeruduk massa dan isi rumahnya habis dijarah.
Massa tak terbendung masuk ke dalam rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk massa pada Sabtu (30/8/2025) sore.
Semua itu bermula dari ucapannya yang menyebut "orang tolol sedunia" saat merespons wacana pembubaran DPR RI.
"Mental manusia yang begitu adalah mental manusia tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia," kata Ahmad Sahroni saat kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara (Sumut), Jumat (22/8/2025).
4. Nafa Urbach
Sama-sama dari Partai Nasdem, Nafa Urbach juga senasib dengan Ahmad Sahroni.
Nafa Urbach dinonaktifkan sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem, per tanggal 1 September 2025.
"Bahwa atas pertimbangan hal hal tersebut di atas, dengan ini DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025 DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai NasDem," ucap Hermawi F. Taslim.
Kembali serupa dengan dengan Ahmad Sahroni, rumah Nafa Urbach di kawasan Bintaro, juga habis dirusak dan dijarah massa.
Video penjarahan sempat beredar luas, sejumlah orang tak dikenal terlihat masuk dan keluar rumah.
Seorang warga, Syarif menyebut, ada sekitar 20 orang keluar dari rumah Nafa membawa barang-barang.
Saat itu, rumah dalam kondisi kosong dan berantakan, dengan barang elektronik seperti TV hilang, sementara peralatan besar seperti kulkas masih ditinggal.
Tiga kamar di rumah tersebut dilaporkan telah dibobol. Petugas keamanan perumahan juga tidak bisa berbuat banyak karena situasi tidak aman.
Penjagaan di area rumah diperketat setelah kejadian, bahkan anjing penjaga dikerahkan.
Sebelum peristiwa penjarahan, Nafa Urbach telah menjadi sorotan; ia dinilai tidak empati kepada masyarakat yang kesulitan ekonomi, karena mendukung tunjangan rumah Rp50 juta untuk anggota DPR RI.
Pernyataannya yang mengeluhkan kemacetan dari rumahnya di Bintaro ke Senayan juga memicu kritik tajam.
5. Adies Kadir
Partai Golkar memutuskan untuk menonaktifkan Adies Kadir dari Fraksi Golkar DPR RI.
"Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar resmi menonaktifkan saudara Adies Kadir sebagai Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, terhitung sejak Senin, 1 September 2025," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, dalam keterangan resmi, Minggu (31/8/2025).
Adapun Adies merupakan Wakil Ketua DPR RI yang menuai kritik setelah menjelaskan uraian kenaikan tunjangan anggota dewan.
Pada 20 Agustus, Adies ,engakui bahwa ada tunjangan-tunjangan anggota DPR RI yang mengalami kenaikan.
Dia pun berseloroh bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa kasihan dengan para anggota DPR RI.
"Jadi yang naik cuma tunjangan itu saja yang saya sampaikan tadi, tunjangan beras karena kita tahu beras, telur juga naik, mungkin Menteri Keuangan juga kasihan dengan kawan-kawan DPR," kata Adies.
Dia mencontohkan, tunjangan beras yang dia terima sebelumnya sekitar Rp 10 juta per bulan kini naik menjadi Rp 12 juta.
Kemudian, untuk tunjangan bensin yang sebelumnya sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta, naik menjadi Rp 7 juta per bulan.
Adies menambahkan, para anggota DPR RI saat ini juga mendapatkan tunjangan perumahan yang besarnya kurang lebih Rp 50 juta per bulan.
“Saya kira make sense (masuk akal) lah kalau Rp 50 juta per bulan. Itu untuk anggota, kalau pimpinan enggak dapat karena dapat rumah dinas," kata dia.
Belakangan, keterangannya ia ralat.
Sarmuji mengatakan, keputusan itu diambil setelah Partai Golkar mempertimbangkan eskalasi sosial yang meningkat beberapa hari terakhir.
Ia menegaskan, aspirasi masyarakat menjadi pertimbangan utama Partai Golkar.
Menurutnya, seluruh kiprah perjuangan Partai Golkar merupakan kristalisasi semangat kerakyatan yang berdasar pada undang-undang. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.