"PDRM memandang serius setiap kasus yang melibatkan hilangnya nyawa," tulis pernyataan yang dirilis Inspektur Jenderal Sekretariat Kepolisian Malaysia pada Senin (11/8).
Misteri musabab kematian Zara juga dibahas di Rapat Parlemen Malaysia yang digelar pada Selasa (12/8). Dalam rapat tersebut, isu kematian Zara disuarakan oleh anggota parlemen, Afnan Hamimi Taib Azamudden.
Menurut Afnan, insiden yang menimpa mendiang Zara perlu diselidiki dengan segera demi meredam kekhawatiran publik dan kemunculan spekulasi yang lebih liar.
"Sudah hampir sebulan sejak kematian Zara, dia meninggalkan kita tanpa jawaban apapun tentang penyebab kematiannya, apa yang sebenarnya terjadi," katanya di depan anggota parlemen yang lain.
Selain itu, Afnan juga membuka diskusi tentang keamanan sekolah sebagai tempat belajar anak-anak.
"Masalahnya bukan hanya kematian Zara, tetapi juga apa yang ada di baliknya, fenomena perundungan semakin parah," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa kematian Zara merupakan cambukan bagi sektor pendidikan di Malaysia. Ia menyerukan perlu adanya peraturan anti-perundungan dan dilakukannya evaluasi sistem keamanan lingkungan sekolah dengan asrama.
Kronologi Kematian Zara Qairina
Berikut kronologi seputar kematian Zara seperti dilaporkan New Straits Times:
- 16 Juli: Zara Qairina ditemukan pingsan di saluran pembuangan dekat asrama sekolahnya pada pukul 3 pagi. Ia dilaporkan jatuh dari lantai tiga asrama dan dirawat di Rumah Sakit Queen Elizabeth I.
- 17 Juli: Zara Qairina dinyatakan meninggal dunia dan kemudian dimakamkan di Kampung Kalamauh Mesapol, Sipitang.
- 18 Juli: Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek mengatakan bahwa kementeriannya bekerja sama penuh dengan polisi dan mengizinkan penyelidikan untuk dilanjutkan tanpa gangguan.
- 21 Juli: Ibu Zara Qairina, Noraidah Lamat, menuntut penyelidikan yang transparan, adil, dan jujur atas kematian putrinya. Dia mengaku terakhir kali bertemu putri tunggalnya saat gotong royong sekolah pada 12 Juli.
- 28 Juli: Komisaris Polisi Sabah, Jauteh Dikun, mengatakan penyelidikan menyeluruh sedang dilakukan. Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan menghindari spekulasi.
- 30 Juli: Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Mustapha Sakmud, membantah terlibat kasus ini, baik dirinya sendiri maupun istrinya, mantan kepala sekolah Rosnih Nasir, yang menjabat 20 Maret hingga 22 November 2024 sebelum pensiun. Dia menyebut tuduhan yang diajukan di Parlemen tidak berdasar dan merusak reputasinya.
- 31 Juli: Polisi mengonfirmasi mereka sedang dalam tahap akhir penyelidikan. Komisaris Jauteh Dikun mengatakan berkas penyelidikan telah diserahkan ke kepolisian pusat untuk peninjauan akhir sebelum diteruskan ke Kejaksaan Agung (AGC). Sebanyak 60 orang telah dimintai keterangannya.
- 1 Agustus: Ibu Zara Qairina meminta makam putrinya digali kembali agar otopsi dapat dilakukan untuk mendapatkan jawaban dan keadilan. Para pengacara diinstruksikan untuk memulai proses hukum atas penggalian tersebut.
- 6 Agustus: Pengacara yang mewakili ibu korban mengimbau masyarakat untuk menahan diri dari spekulasi yang dapat menyebabkan tekanan bagi keluarga dan berpotensi mengakibatkan konsekuensi pidana.
Kejaksaan Agung Malaysia juga mengembalikan laporan investigasi awal kepada polisi dengan instruksi untuk menyelesaikan penyelidikan. Kejaksaan Malaysia mengimbau masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi atau membagikan gambar anak-anak yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Baca juga: Sekda Kabupaten Gorontalo Minta KPU Jemput Aspirasi: Jangan Hanya Menunggu Masyarakat
Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Mohd Khalid Ismail memperingatkan penyebaran konten yang tidak akurat dapat membahayakan investigasi.
- 7 Agustus: Ibu Zara Qairina dijadwalkan menyerahkan ponselnya yang berisi rekaman audio percakapan antara dirinya dan mendiang putrinya kepada polisi untuk membantu investigasi. Kementerian Pendidikan telah mengajukan lebih dari 10 laporan polisi terkait unggahan dan video menyesatkan terkait kasus ini, dengan alasan kekhawatiran atas potensi pelecehan publik terhadap guru dan siswa.
Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil mendesak Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia dan kepolisian untuk memastikan penyelidikan menyeluruh. Pihaknya juga memperingatkan tentang penyebaran informasi palsu. Kementerian Pendidikan meyakinkan para orang tua tentang komitmennya untuk meningkatkan keamanan di sekolah-sekolah berasrama.
- 8 Agustus: Kejaksaan Agung mengembalikan berkas investigasi kepada kepolisian, menginstruksikan tindakan lebih lanjut, termasuk penggalian makam Zara Qairina.
Dugaan Bullying DiusutWakil Menteri Pendidikan Malaysia, Wong Kah Woh, menegaskan pihaknya tidak akan berkompromi dalam hal apa pun terkait bullying di sekolah. Wong juga mengatakan kementeriannya tidak pernah berusaha melindungi siapa pun yang diduga terlibat dalam insiden perundungan seperti dugaan yang beredar di publik.
"Kasus ini sedang diselidiki oleh kepolisian, dan Kementerian Pendidikan akan menyerahkannya kepada otoritas berwenang untuk menjalankan tugas mereka," ucap Wong saat berbicara di hadapan parlemen atau Dewan Rakyat Malaysia pada Senin (11/8).
Dia menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh anggota parlemen dari wilayah Semporna, Mohd Shafie Apdal, yang menyuarakan kekhawatiran tentang dugaan keterlibatan orang-orang dengan koneksi kuat dalam kasus Zara. Dia menjamin tak akan melindungi pihak yang melakukan bullying.
"Pertama, Kementerian Pendidikan tidak pernah dan tidak akan berkompromi dalam hal bullying. Kedua, Kementerian Pendidikan tidak pernah, dalam kondisi apa pun, berusaha melindungi siapa pun, sebagaimana yang dituduhkan," ujar Wong.