Tribun Podcast

Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Ungkap Kendala Program Agromaritim hingga Alasan ke Jakarta

Penulis: Herjianto Tangahu
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNGORONTALO.COM - Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail mengungkap kendala dihadapi dalam pelaksanan program Agromaritim di Gorontalo.

Selain itu, dia menceritakan upaya melobi berbagai anggaran dan bantuan dari pemerintah pusat.

Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 silam.

Hal ini diungkap Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dalam Tribun Podcas Special Gebrakan Sang Pemimpin yang dipandu Manajer Konten TribunGorontalo.com Aldi Ponge.

Baca juga: Gubernur Gusnar Ismail Sambangi Kantor TribunGorontalo.com, Bawa Proyeksi Pembangunan Daerah

Wawancara ini dilakukan dalam podcast edisi sepesial Gerakan Sang Pemimpin yang sudah tayang live di Youtube dan Facebook pada Selasa (5/8/2025) pukul 19.00 Wita.

"Dari segi Agro nya kita belum bisa mewujudkan hilirisasi karena saya paham melakukan hilirisasi di bidang pertanian terutama jagung itu berkaitan erat dengan bisnis," katanya.

Katanya, provinsi Gorontalo mendapat tugas untuk mengekspor jagung ke Filipina sebanyak 50.000 ton. Namun, belum terealisasi akibat harganya lebih murah dbanding harga di Gorontalo.

"Bisnis menyangkut market ketika saya mengungkapkan itu jawaban yang paling pamungkas adalah kecil atau sedikit lebih baik dibawa ke Jawa," jelasnya.

"Ini saya masih muter otak gimana caranya agar supaya mereka mau makanya saya beralih ke ternak sapi," tambahnya.'

Sedangkan sektor maritim mengalami kendala banyaknya aturan mempersempit ruang gerak nelayan daerah mengeksploitasi laut.

"Untuk maritim menurut saya banyak regulasi Kementerian KKP yang mempersempit ruang bagi daerah untuk mengeksploitasi ruang maritim sebagai tempat untuk meningkatkan pendapatan," kata dia. 

Baca juga: FULL Wawancara Eksklusif : Gubernur Gusnar Ismail Ungkap Gebrakan Pimpin Gorontalo, Ada 58 Traktor

"Sebagai contoh melaut harus ada izin ini, laut tidak boleh lewat dari sekian mil, kalau tidak memenuhi nanti akan ditangkap," tambah Gusnar.

Selain itu, Nelayan menghadapi kendala dengan kebutuhan BBM yakni BBM bersubsidi dan non subsidi. Menurut Pertamina sudah cukup tapi menurut nelayan belum cukup. 

"Makanya saya bilang ke Kepala Dinas ESDM kamu tongkrongi dulu pertamina," berbernya.

Padahal pemerinta provinsi me-launching program taksi nelayan untuk membantu warganya.

Halaman
12