Meski demikian, ia menegaskan DKP telah menyusun program strategis yang siap dijabarkan lebih lanjut, termasuk narasi dan data pendukung.
"Memang di sini terkesan hanya angka tanpa narasi. Tapi kami siap dengan data dan narasi," tegasnya.
Sila memastikan bahwa data KUA PPAS sudah melalui tahapan konsultasi dengan pimpinan daerah sesuai jadwal.
Ia menjelaskan, fokus program DKP tetap mengarah pada sektor perikanan tangkap dan budidaya, dengan dua program prioritas: Taksi Nelayan dan budidaya rumput laut.
Untuk Taksi Nelayan, DKP kini mengubah pendekatan bantuan menjadi skema berbasis koperasi.
Kapal tidak lagi dihibahkan kepada individu, melainkan dikelola kelompok nelayan dalam wadah koperasi.
Skema ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan menciptakan usaha tangkap berkelanjutan.
Bahkan, dengan pengelolaan profesional, keuntungan dari delapan kapal diharapkan dapat menghasilkan satu kapal tambahan.
Di sektor budidaya, DKP memprioritaskan rumput laut sebagai tulang punggung program Agromaritim.
Dari total potensi laut di Gorontalo, sekitar 4.000 hektare dinilai cocok untuk budidaya rumput laut, tersebar di Pohuwato, Boalemo, dan Gorontalo Utara.
Sebagai langkah awal, DKP akan menerapkan demonstration plot (demplot) di Gorontalo Utara yang telah memiliki aktivitas budidaya eksisting.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menarik partisipasi lebih banyak masyarakat.
Meski peluang ekspor terbuka lebar, DKP masih akan fokus pada peningkatan produksi dan konsistensi panen.
Saat ini pasar domestik seperti Manado dan Makassar menjadi pembeli tetap rumput laut Gorontalo.
(/Jian)*