Peneliti lalu menganalisis data genetik dari 24.000 orang dan menemukan bahwa mutasi pada gen PLAUR, penghasil suPAR, menyebabkan kadar protein ini meningkat secara alami.
Mereka yang membawa mutasi ini terbukti lebih mudah terkena penyakit jantung.
Metode Mendelian randomization, yang dianggap standar emas dalam menilai hubungan sebab-akibat genetik, digunakan untuk memperkuat temuan ini.
Dalam lebih dari 500.000 data warga Inggris dan dua database besar lainnya, hasilnya konsisten: gen yang meningkatkan suPAR juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Untuk memastikan, ilmuwan juga menguji langsung efek suPAR pada tikus.
Hasilnya, tikus dengan kadar suPAR tinggi mengalami lebih banyak penyumbatan di aorta — pembuluh darah utama dari jantung — dibanding tikus normal.
Obat-obatan Lama Tak Mempan
Yang mengejutkan, pengobatan standar penyakit jantung seperti statin sama sekali tidak memengaruhi kadar suPAR.
Artinya, meskipun seseorang rutin minum obat penurun kolesterol dan menjaga gaya hidup sehat, jika kadar suPAR mereka tinggi, mereka tetap berisiko tinggi terkena serangan jantung.
Inilah alasan mengapa banyak pasien tetap terkena penyakit jantung meski "sudah berusaha hidup sehat".
Harapan Baru: Obat Target suPAR
Kabar baiknya, tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Salim Hayek kini tengah mengembangkan obat baru yang secara spesifik ditujukan untuk menurunkan kadar suPAR di dalam tubuh.
Jika berhasil, ini bisa menjadi terobosan besar pertama dalam dekade terakhir untuk mencegah penyakit jantung dari akarnya.
Menariknya lagi, protein suPAR juga sudah dikaitkan dengan kerusakan ginjal dalam penelitian sebelumnya.
Di AS, sekitar 40 persen penderita penyakit jantung juga memiliki masalah ginjal, dan suPAR bisa jadi benang merah antara keduanya.
Studi lengkap ini telah dipublikasikan di jurnal Journal of Clinical Investigation, dan diperkirakan akan mengubah arah pengobatan kardiovaskular di masa depan. (*)