TRIBUNGORONTALO.COM — Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 3,7 mengguncang wilayah timur laut Kaimana, Papua Barat, pada Kamis, 3 Juli 2025 pukul 15.29 WIB.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berpusat di koordinat 3,23 Lintang Selatan (LS) dan 134,16 Bujur Timur (BT).
Dari lokasinya, gempa ini tepatnya berada sekitar 24 kilometer timur laut Kaimana.
Gempa ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan tanah.
BMKG menyebutkan bahwa gempa ini bersifat dangkal, yang artinya getarannya berpotensi dirasakan di permukaan tanah meskipun tidak terlalu kuat.
Namun, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa tersebut.
Pihak BMKG juga memberikan disclaimer bahwa informasi ini masih bersifat sementara, karena dirilis dengan mengutamakan kecepatan penyampaian data.
Hasil pengolahan bisa mengalami perubahan seiring masuknya data yang lebih lengkap.
"Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," tulis BMKG dalam rilis singkatnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan terus mengikuti perkembangan terbaru dari kanal resmi BMKG.
Kenapa Gempa Terjadi?
Gempa bumi terjadi karena adanya pergerakan mendadak di dalam kerak bumi, terutama pada lempeng tektonik yang saling bergesekan, bertumbukan, atau saling menjauh.
Pergerakan ini melepaskan energi besar secara tiba-tiba, yang kemudian merambat dalam bentuk gelombang seismik, dan kita rasakan sebagai gempa.
Secara lebih spesifik, berikut beberapa penyebab umum terjadinya gempa bumi:
1. Pergeseran Lempeng Tektonik (Gempa Tektonik)
Ini adalah penyebab paling umum dari gempa bumi. Bumi kita terdiri dari lempeng-lempeng besar yang "mengambang" di atas mantel bumi. Ketika dua lempeng ini:
Bersinggungan (geser)
Bertabrakan (konvergen)
Menjauh (divergen)
Gempa bisa saling terkunci dan membangun tekanan. Ketika tekanan ini terlalu besar untuk ditahan, terjadilah pelepasan mendadak dalam bentuk gempa.
2. Aktivitas Vulkanik (Gempa Vulkanik)
Gempa juga bisa terjadi akibat aktivitas gunung berapi, seperti naiknya magma menuju permukaan. Biasanya terjadi sebelum, saat, atau sesudah erupsi.
3. Runtuhan Batu atau Tambang (Gempa Runtuhan)
Ini adalah gempa kecil yang terjadi akibat runtuhan gua bawah tanah atau tambang. Bukan karena lempeng tektonik, tapi karena perubahan struktur tanah secara lokal.
4. Aktivitas Manusia (Gempa Buatan)
Gempa juga bisa terjadi akibat aktivitas manusia seperti:
Pengeboran minyak atau gas
Peledakan bahan tambang
Pembangunan bendungan besar (menyebabkan tekanan air ke dalam patahan)
Apa yang Terjadi Saat Gempa?
Saat lempeng bergeser, energi dilepaskan dari titik dalam bumi yang disebut hiposenter.
Titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas hiposenter disebut epicenter (pusat gempa).
Getaran yang terjadi bisa kecil hingga sangat besar tergantung pada besarnya energi yang dilepaskan.
Mengapa Papua Barat Sering Alami Gempa?
Wilayah Papua dan Papua Barat berada di zona pertemuan lempeng aktif, menjadikannya salah satu daerah paling rawan gempa di Indonesia.
Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik saling bertemu dan menciptakan zona subduksi yang sangat aktif secara seismik.(*)