TRIBUNGORONTALO.COM – Kepolisian Sektor (Polsek) Telaga resmi menetapkan Mohamad Daud Adam sebagai tersangka.
Mohamad Daud Adam merupakan Kepala Desa (Kades) Buhu, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo.
Sebelumnya, Daud menganiaya warganya bernama Djakaria Hasan.
Wakil Kapolsek Telaga, IPDA Darmawan mengatakan perkara penganiayaan ini sudah melalui proses tahapan penyelidikan dan penyidikan.
"Hasil gelar perkara di Polres Gorontalo, kades sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka," ungkapnya saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com melalui WhatsApp, Senin (28/4/2025).
Adapun penetapan status tersangka tertuang dalam surat pemberitahuan bernomor B/66/IV/RES.1.6/2025/Reskrim/Sek-Tlga.
"Kalau soal ditahan tergantung dari pertimbangan penyidik jadi kita lihat lagi ke depan seperti apa," tegasnya.
Sebelumnya Kades Buhu telah diperiksa oleh penyidik Polsek Telaga pada Selasa (15/4/2025).
Pihak kepolisian juga menerima laporan dari terduga korban pada Senin (14/4/2025).
Selanjutnya polisi memeriksa terduga korban dan juga saksi-saksi.
Sehingga Mohamad Daud Adam yang semula berstatus saksi dinaikkan menjadi tersangka.
Namun saat ini Daud belum ditahan pihak kepolisian.
Awal kejadian
Menurut keterangan Danial Hasan (56), ayah korban, mengatakan kejadian bermula saat mereka diundang ke Kantor Desa Buhu, pada Kamis malam (3/4/2025).
"Saya dapat undangan di kantor desa untuk dilakukan mediasi atas satu permasalahan," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Jumat (11/4/2025).
Mediasi itu berjalan baik. Namun setelah pihak keluarga Danial akan berpamitan, Kades mengajak kembali membicarakan terkait bantuan.
Di tengah-tengah pembicaraan, anak Danial (Djakaria) berteriak dari luar jendela.
Sehingga Kades naik pitam. Ia lantas mengejar Djakaria dan menggamparnya.
"Kades langsung keluar dari ruangannya ditanya siapa itu (yang berteriak). Anak saya menjawab, 'Saya Ayah (sebutan untuk Kades)'. Langsung dia (Mohammad Daud) pukul," tutur Danial.
Saat mendengar keributan di luar, Danial menyusul Kades. Ia melihat langsung Daud dipegang kepala dusun. Sementara Kades memukuli anaknya tersebut.
Tak berhenti di situ, saat dipanggil ke dalam kantor desa. Djakaria kembali ditampar oleh Kades Buhu.
"Saat sudah di halaman, anak saya dipanggil ulang. Katanya agar meminta maaf, serta masuk di kantor desa untuk meminta maaf, kades pukul lagi," terangnya.
Selain itu, Danial mengatakan kades juga mengancam akan mencoret nama Danial dari penerima bantuan sosial.
"Kalau kalian ada keperluan di desa, silakan urus di desa lain, dan kalian akan saya keluarkan di bantuan. Dan kalian, kalau saya bunuh di sini boleh, silahkan lapor," ungkap Danial.
Baca juga: BPOM Gorontalo Sebut Produk Makanan Mengandung Babi Umumnya Ditemukan di Tempat Ini
Tanggapan Kades Buhu
Terpisah, Mohamad Daud Adam menjelaskan bahwa kejadian berawal dari laporan ayah Djakaria soal pencemaran nama baik.
"Dia melapor kepada saya ada pencemaran nama baik, lalu meminta dimediasi," ungkapnya saat ditemui TribunGorontalo.com, Jumat.
Daud lantas mengundang kedua pihak yang bertikai untuk mediasi di kantor Desa Buhu pada Kamis (3/4/2025) malam.
Hanya saja, saat itu mediasi menemui jalan buntu. Kedua pihak tidak mau berdamai.
"Saya buat surat bahwa tidak terjadi kesepakatan dan akan diteruskan ke kepolisian," bebernya.
Setelah itu, Daud berjanji akan memberikan bantuan sapi kepada Danial Hasan.
"Lalu kamu pe anak insyaAllah saya kasih rumah," jelas Daud menirukan perkataannya kepada Danial.
Tiba-tiba dari luar ruangan, Daud mendengar teriakan "Janji palsu".
Ia sontak tersentak dan langsung mencari tahu sumber suara.
Daud tampar Djakaria
Daud baru mengetahui orang yang berteriak itu adalah Djakaria. Melihat anak dari Danial duduk di atas meja dan kaki di atas kursi, ia pun menegurnya.
"Ini tidak sopan, turunkan kakimu," ucap Daud kepada Djakaria.
Saat ditanyai apakah Djakaria dihajar seketika, Daud membantahnya.
"Tidak, saya tidak langsung pukul. Saya juga ada rekaman cctv," akunya.
Dalam kondisi menegangkan itu, Djakaria menantang Daud untuk maju di hadapannya.
"Wajahnya dikasih lihat ke saya," ungkap Daud sembari menirukan gaya Djakaria.
Daud terpancing dan langsung menampar Djakaria.
"Dia (Djakaria) melawan. Jujur saya kena di bagian pipi, saya kena dua kali," ucap Daud.
Kades Buhu itu kembali memukuli Djakaria di bagian perut.
"Karena dia mukul saya maka saya pukul di bagian perutnya," tambahnya.
Situasi menjadi tak terkendali. Kemudian datanglah Danial.
Danial memohon kepada Daud supaya tidak memukuli Djakaria.
Daud lalu mengajak Djakaria masuk ke dalam kantor desa.
"Saya ajak dia masuk ke dalam untuk meminta maaf. Dia jujur menyampaikan permohonan maaf tapi caranya juga saya tidak suka, seperti saya dianggap temannya. Saya tersinggung karena banyak orang (melihat), saya tampar lagi," paparnya.
Namun Daud mengaku tidak pernah melontarkan ancaman pembunuhan kepada keluarga Danial.
"Ancaman saya akan bunuh itu tidak benar, sebodoh-bodohnya saya, mengeluarkan kalimat itu tidak mungkin," katanya.
(TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga)