TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Menjelang 10 hari terakhir Ramadan, Rini Hasan kembali merasakan berkah dari usahanya berjualan lampu botol minyak tanah.
Setiap tahunnya, ia dan suaminya setia menggelar lapak di sudut simpang empat Jalan Sam Ratulangi dan Jalan MH Thamrin, Kelurahan Limba U2, Kota Gorontalo.
Musim ini, Rini menyediakan sekitar 4.000 botol lampu minyak tanah. Kini, hanya tersisa ratusan botol saja.
Ia optimistis jualannya akan habis seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya tidak ada sisa, semuanya ludes,” ungkap Rini, Rabu (26/3/2025).
Harga lampu botol yang dijualnya bervariasi, mulai dari Rp 1.000 per botol hingga Rp 5.000 untuk empat botol, tergantung kelengkapan sumbu dan penahan.
Jenis lampu yang paling banyak diminati adalah yang tidak menggunakan gantungan, menyesuaikan dengan permintaan pelanggan.
Agar menarik pembeli, Rini memastikan botol yang digunakannya bersih.
Ia mendapatkannya dari beberapa tempat hiburan di Kota Gorontalo.
Selain lampu botol, ia juga menjual minyak tanah, yang kini juga hampir habis terjual.
Meski keuntungan dari usahanya tidak besar, Rini tetap bersyukur.
Baginya, berkah lebih penting daripada sekadar hitungan untung dan rugi.
“Untung memang kecil, tapi ada berkahnya,” ujarnya.
Penjual Lainnya
Asna (35) penjual lampu botol di Kota Gororontalo mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Jika dibandingkan tahun 2024, pembeli di lapak Asna kian berkurang.
“Untuk tahun ini rasanya sepi, tidak sama dengan tahun-tahun kemarin. Tahun kemarin saya bisa sampai 2.000 botol yang terjual, tapi sekarang bahkan tidak sampai setengah dari 2.000 botol," ucap Asna saat ditemui Sabtu (22/3/2025).
Asna diketahui menjual lampu botol seharga Rp 5.000 untuk empat botol.
Ia telah menjual lampu botol selama 10 tahun. Keluhan serupa disampaikan oleh Umarita (68).
Umarita membuka lapaknya sejak pukul 10.00 Wita tapi dirinya baru mendapatkan pemasukan Rp 5.000.
“Penjualan tahun ini setengah mati, selama saya jualan lampu botol selalu ramai, tapi untuk tahun ini memang benar-benar sepi," keluhnya.
Menurut Umarita, penurunan penjualan lampu botol dikarenakan banyaknya dekorasi-dekorasi lampu yang lebih modern.
“Sudah banyak yang jualan lampu hias, lampu-lampu modern, jadi penjualan lampu botol itu menurun”, sebutnya.
Sebagai informasi, menjelang malam ke-27 Ramadan, masyarakat Gorontalo mulai menggelar tradisi pasang lampu (Tumbilotohe).
Karena itu, banyak warga memanfaatkan ini untuk menjual lampu botol.
Namun seiring perkembangan zaman, Tumbilotohe menggunakan lampu botol mulai berkurang. Meskipun masih banyak daerah masih mempertahankan konsep tradisional ini. (*)