Hikmah Ramadan 2025

Hikmah Ramadan: Merawat Kemabruran Puasa Dari Shabir ke Mahabir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HIKMAH RAMADAN - Merawat Kemabruran Puasa Dari Shabir ke Mahabir. Nabi Ayyub orang yang paling sabar di dalam Al-quran. Ia dicoba oleh Allah SWT dengan penyakit aneh. Sekujur tubuhnya hancur dan membusuk.

TRIBUNGORONTALO.COM-Nabi Ayyub orang yang paling sabar di dalam Al-quran. Ia dicoba oleh Allah SWT dengan penyakit aneh. Sekujur tubuhnya hancur dan membusuk.

Bukan hanya itu, luka di sekujur tubuhnya dikerumuni belatung. Akibatnya ia dikucilkan oleh masyarakat, termasuk oleh istri yang selama ini mendampinginya.

Ia dibuang jauh di luar perkampungan di sebuah pegunungan. Ia hidup di dalam sebuah gua yang gelap dan sendiri. 

Suatu ketika ia termenung dan memandangi belatung yang sedang menggerogoti tubuhnya. Ia tiba-tiba berubah pandangan terhadap belatung-belatung yang menggerogoti tubuhnya.

Ia menjadikan belatung-belatung tersebut sebagai temannya dan mengatakan, wahai para belatung, sahabatku, makanlah sepuas-puasnya dagingku karena kalian semua sekarang sudah menjadi sahabatku.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Jumat, 21 Mar 2025, BMKG: Peringatan Hujan Sedang Gorontalo, Jabar Angin Kencang

Kalau hari-hari yang lampau kalian kuanggap musuhku, kemana-mana saya mencari tabib untuk memusnahkan kalian, maka sekarang satu-satunya yang bersedia menemaniku di kegelapan malam di dalam gua ini hanyalah kalian. Semua orang, termasuk anggota keluargaku, membuangku di tempat yang jauh ini.

Setelah sekian lama Allah SWT menguji Nabi Ayyub, maka suatu ketika ia diperintahkan oleh Allah untuk melakukan sesuatu: "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum” (Q.S. Shad/38:42). 

Setelah Nabi Ayyub memukulkan kakinya ke tanah maka tiba-tiba mencuat aliran air jernih dan sejuk dari bekas tumit Nabi Ayub. Nabi Ayyub minum dan mandi dari air itu dan tiba-tiba ia merasakan perubahan yang amat besar di dalam dirinya.

Ia tidak menyaksikan lagi luka di dalam dirinya dan sahabat-sahabat belatungnya tiba-tiba menghilang entah kemana. Bahkan bekas-bekas luka pun tidak tampak pada diri Nabi Ayyub.

Ia lalu sembah sujud kepada Allah SWT dan bersyukur atas diakhirinya seluruh cobaan pada dirinya.

Ketika Nabi Ayub masuk kembali ke perkampungan di dalam kota dengan wajah tampan seperti semula, maka semua orang memujanya, termasuk istrinya.

Namun karena sudah terlanjur bersumpah akan mencambuk istrinya kalau ia kembali sembuh, maka ia diminta Allah SWT untuk menunaikan sumpahnya tanpa menimbulkan rasa sakit pada istrinya: 

“Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. 

Baca juga: Doa Niat Puasa Ramadan, Lengkap dengan Rukun dan Keutaman Puasa

Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)”. (Q.S. Shad/38:44).  

Yang menarik untuk diperhatikan dari kisah ini adalah, Allah SWT menyebut Nabi Ayyub sebagai orang yang shabir, bukan mashabir, atau shabur. Di dalam Alquran ada tiga istilah yang sering digunakan Allah, yaitu shabbir, mashabir, dan shabur.

Halaman
12