Siswati mengatakan, warga sekitar memasak menggunakan balai bambu atau tempat lebih tinggi yang masih tersisa.
Baca juga: Hingga Awal Maret 2025, Pemda Pohuwato Belum Ajukan Usul Penetapan NI PPPK ke BKN Gorontalo
"Barang-barang hancur, baju habis dimakan tikus.
Sementara penyakit gatal-gatal menyerang anak-anak akibat air yang kotor," terangnya.
Sementara itu Siswati yang mewakili suara warga sekitar mengaku pemerintah sudah datang melakukan survei. Juga meminta data warga hingga mengumpulkan KTP dan KK. Namun, realisasi bantuan belum pernah mereka rasakan.
"Ada sembako tapi itu bukan solusi. Yang kami butuh kan adalah tindakan nyata supaya air ini cepat surut," tegas Siswati.
Karena itulah, warga berinisiatif bergotong royong membuat gorong-gorong darurat secara manual.
Mereka berharap air bisa keluar lebih cepat dan permukiman mereka bisa kembali normal. (*)