Human Interest Story

Cerita Kakek Suwardi, Sudah 40 Tahun Jadi Penjual Pepaya di Gorontalo

Cerita kakek Suwardi Matungga (65) penjual pepaya di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

|
TRIBUNGORONTALO/PRAILAKARAUWAN
Suwardi Matungga (65) penjual buah pepaya keliling saat ditemui TribunGorontalo.com di Jalan Jendral Soedirman , Kota Gorontalo. Senin (1/7/2024) 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Cerita kakek Suwardi Matungga (65) penjual pepaya di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Kakek Suwardi Matungga sudah berjualan buah pepaya sejak tahun 1980-an atau 40 tahun

Opa Wardi, panggilan akrabnya, mengaku sudah berjualan sejak usia 25 tahun setelah mendapatkan kendaraan baru.

Saat itu dia mendapatkan sepeda pemberian kerabatnya pada 1984.

Sejak saat itulah, Wardi memulai untuk usaha dengan berjualan buah-buahan dengan cara mengitari Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango menggunakan sepeda

Warga Bulango Utara ini bahkan pernah berkeliling 10 kilometer dari rumahnya untuk menjual pepaya.

Opa Wardi mengatakan sudah menguasai  jalanan di Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo.

"Kadang pisang, kadang pepaya, kadang milu, tidak menetap sih," lanjutnya.

Buah-buahan yang dijualnya pun bukan hasil milik perkebunan sendiri, melainkan dipasok dari para pedagang di pasar lalu dijual kembali.

Segala upaya dilakukan bapak lima anak ini demi menghidupi keluarga kecil.

"Kalau tidak jualan yah tidak makan," lanjutnya.

Namun, keuntungan yang didapatinya pun tidak seberapa, tergantung pada berapa banyak pembeli dagangannya di hari itu.

Katanya, kalau dagangannya masih tersisa ia akan membawanya pulang dan dijual pada keesokan harinya.

Dia rela mengitari Bone Bolango dan Kota Gorontalo dengan mengayuh sepeda ontelnya dengan beban sekira 30 kilogram tiap harinya.

"Pepaya yang saya bawa ini mungkin ada 30-an kilogram," ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved