Sementara kelas kedua diisi oleh napi yang sudah mengenal huruf bacaan.
Kasdin juga mengakui, bahwa program tersebut dinilai berhasil. Sebab, sudah berdampak pada napi.
Dampaknya adalah napi yang sebelumnya tak mengenal huruf sama sekali. Kini, audah bisa membaca bahkan sampai menulis.
"Alhamdulillah ini berdampak. Kami menargetkan selama 3 bulan, dan saat ini bahkan sudah ada yang bisa membaca dan menulis," tandasnya.
Pantauan TribunGorontalo.com, napi yang mengikuti program itu sangat antusias, pada Selasa (23/4/2024) siang hari.
Bahkan, beberapa napi ingin pembelajaran baca tulis itu waktunya ditambah.
Seorang napi yang mengikuti program tersebut memberikan tanggapan positif.
Baca juga: Jokowi Sebut Ketidaknetralan Pemerintah Tidak Terbukti sebagai Tanggapan dari Keputusan MK
Karham Mahiya (45) menyatakan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan untuk memperbaiki diri itu.
"Saya sangat bersyukur dapat mengikuti program ini. Saya berharap dengan belajar membaca dan menulis, saya dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk memulai kehidupan baru setelah bebas dari lapas ini," ucap Karham.
Karham juga mengakui, bahwa program tersebut sangat membantu dalam nilai intelektual dirinya.
Program pemberantasan buta aksara ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya yang efektif dalam membantu reintegrasi sosial napi ke masyarakat, serta mengurangi risiko kembali terjerumus dalam perilaku yang melanggar hukum. (*)