Ia kini banyak menerima panggilan untuk mengisi acara hajatan, acara sekolah dan perpisahan.
Sebagai seorang guru, Shoni mengaku tidak malu sebagai badut penghibur.
Sebaliknya ia mengaku senang karena bisa menghibur dan melihat tawa ceria anak-anak yang dihiburnya.
“Pekerjaan utama saya kan guru untuk sampingan saya milih badut. Karena saya berpengalaman sejak lulus SMA pernah ikut saudara di Jakarta, terus ini ingin membesarkan di Kota Semarang. Karyawan kita kurang lebih 15 orang, untuk order tiap bulan kurang lebih 50-60 lokasi,” terang Shoni, melansir dari kompas.tv ( grup tribungorontalo.com ).
Dari pekerjaan sampingan sebagai badur penghibur, Shoni bisa mendapatkan cuan hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Dalam sebulan setidaknya ia mendapatkan 60 orderan untuk penampilan badut.
Orderan ini tak hanya dari Semarang namun juga luar kota seperti Kendal, Pekalongan, Grobogan dan Solo.
Kini Shoni juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, dimana sekarang ada 15 karyawan yang ikut membantu menjadi badut hiburan.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Stres Gaji Kecil, Dosen Nekat Jadi Petugas Kebersihan, Kaya Raya saat Pulang Kampung: Tak Menyesal