Dalam hal budaya, internalisasi membantu perkembangan, perbaikan, dan penyaringan manusia. Manfaat pengembangan mencakup pengembangan potensi seseorang untuk menjadi pribadi dan berperilaku baik agar seseorang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.
Manfaat perbaikan juga bertujuan untuk memperkuat kepribadian yang bertanggung jawab dalam pengembangan seorang individu yang lebih bermartabat. Manfaat penyaring bertujuan untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sejalan dengan mereka.
Internalisasi memiliki hubungan dengan pembentukan kepribadian, karena gejala kepribadian seseorang akan berkembang secara bertahap dalam masyarakat sebagai hasil dari proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai yang dianggap baik, termasuk nilai-nilai kebudayaan.
Karena hubungannya dengan sosialisasi, internalisasi erat kaitannya dengan sosialisasi, sehingga nilai-nilai yang diinternalisasi oleh manusia akan berakar dalam sikap dan kepribadian mereka. Norma-norma, pola-pola tingkah laku, dan nilai-nilai budaya juga dapat membentuk kepribadian secara langsung atau tidak langsung.
Selanjutnya, individu yang sedang membentuk kepribadiannya menerima dan memperhatikan semua ini melalui berbagai bentuk interaksi kelompok. Kemudian, segala norma dan pola yang diinternalisasikan di dalam otaknya tidak pecah, tetapi tetap menyatu, yang menghasilkan organisasi kehidupan.
Berbagai faktor, termasuk lingkungan budaya di mana anak tumbuh dan berkembang, dapat memengaruhi hubungan antara karakter anak usia dini dengan internalisasi nilai-nilai budaya. Karakter anak usia dini, yang mencakup elemen seperti kepribadian, moralitas, dan nilai-nilai, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor berikut dapat membantu menjelaskan hubungan antara karakter anak usia dini dan internalisasi nilai-nilai budaya:
Perkembangan Karakter Anak:
- Anak-anak pada usia dini cenderung membentuk karakter mereka melalui interaksi mereka dengan orang-orang di sekitar mereka, seperti keluarga, teman sebaya, dan komunitas.
- Nilai-nilai budaya yang diajarkan dan diinternalisasi oleh keluarga dan masyarakat akan membentuk karakter anak.
Model Peran :
- Anak-anak pada usia dini sering meniru perilaku orang dewasa dan tokoh-tokoh di sekitarnya.
- Jika tokoh-tokoh tersebut mengutamakan dan menerapkan prinsip-prinsip budaya, anak-anak lebih mungkin menginternalisasikan prinsip-prinsip tersebut.
Pendidikan dan Pengajaran:
- Nilai-nilai budaya dapat disampaikan dan diinternalisasikan melalui sistem pendidikan dan pengajaran pada anak usia dini.
- Anak dapat memahami dan mengadopsi nilai-nilai ini melalui aktivitas pembelajaran yang menekankan norma-norma budaya
Lingkungan Sosial:
- Interaksi anak dengan teman sebaya juga memainkan peran penting dalam pembentukan karakter mereka.
- Nilai-nilai budaya yang ditanamkan dalam kelompok sosial anak dapat mempengaruhi cara mereka berinteraksi dan bersosialisasi
Media dan Teknologi:
- Pengaruh media dan teknologi, seperti buku cerita, film, dan program televisi, juga dapat membantu atau menghalangi internalisasi nilai-nilai budaya.
- Pentingnya memilih konten media yang mendukung nilai-nilai budaya yang baik.
Ritual dan Tradisi:
Anak-anak dapat mengalami nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat mereka secara langsung melalui partisipasi dalam ritual dan tradisi budaya.
Pendekatan Pendidikan Moral: