TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Puluhan ton sampah non organik menumpuk di Tempat Pengolahan Sementara (TPS) 3R Pulubala di Jl Selayar, Kelurahan Pulubala, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.
Kondisi ini disebabkan oleh minimnya pekerja dan modal usaha.
Ketua KSM Selayar TPS 3R, Surya Cono mengatakan, TPS 3R ini lambat prosesnya karena tidak ada pekerja yang bertahan, dan tidak ada modal.
“Jadi TPS 3R ini lambat prosesnya karena tidak ada pekerja yang bertahan, dan tidak ada modal,” kata Surya Cono kepada TribunGorontalo.com pada Jumat (10/11/2023) kemarin.
Surya menerangkan bahwa elemen penting dalam TPS 3R adalah pekerja.
Sebab Pekerja akan melakukan tugasnya menyortir sampah non organik yang masuk dari masyarakat.
TPS 3R Selayar ini, sambung Surya, berada di bawah Instansi Pemerintah yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Sementara Pemerintah Kelurahan diberikan wewenang untuk menunjuk KSM yang bertanggung jawab atas TPS 3R tersebut.
“Jadi kita (KSM) bertanggung jawab kepada Kelurahan dan DLH. Pak Lurah sebagai pemberi keputusan SK kerja, sementara DLH yang memfasilitasi gedung dan alat kerja di gudang, yang (eksekusi) bantuannya lewat PUPR,” terang Surya.
Peran pemerintah juga mencakup pendanaan pekerja di TPS 3R.
Namun, upah akan disalurkan jika KSM mengirim laporan kegiatan dan daftar presensi pekerja.
Kata Surya, inilah masalah yang perlu dipecahkan bersama. Sebab, tidak ada pekerja yang bertahan lama.
“Honor dari pemerintah itu ada, tapi bagaimana bisa dapat kalau pekerjanya tidak ada. Sehingga beginilah kondisi TPS 3R, terbengkalai,” kata Surya.
Surya mengungkapkan, sebelumnya pernah ada pekerja asal Jawa yang menjadi operator di TPS 3R Selayar. Namun, mereka sudah kembali ke Jawa.
“Pernah juga ada yang bekerja, tapi hanya bertahan hingga dua bulan,” tambahnya.