Ganjar juga dinilai belum memiliki gagasan besar untuk bangsa sehingga membuat GP Mania bingung untuk memberi dukungan.
"Pertanyaannya, apakah benar Ganjar mau nyapres? Itu kan tidak terjawab sampai detik ini," ujar Noel.
"Kita tidak melihat Ganjar itu punya gagasan besar buat bangsa ini. Jadi kita bingung saja sampai detik ini mau ngawal apanya dari Ganjar."
"Semoga saja setelah kritik saya ini Mas Ganjar semakin teradenalin untuk menyampaikan gagasan-gagasannya ke depan tentang Indonesia," lanjutnya.
Dikutip Kompas.com, Noel juga menyatakan bahwa sikap Ganjar yang dinilai miskin gagasan menjadi alasan utama GP Mania menarik dukungannya.
"Iya benar, kita tidak dukung Ganjar karena kita lihat Ganjar miskin gagasan," ujar Noel.
Adapun terkait pembubaran kelompok tersebut, Noel mengaku telah menyampaikan langsung keputusan mereka pada yang bersangkutan.
"Saya sudah bilang ke Ganjar," tandasnya.
Baca juga: 370 Hari Menuju Pemilu - Pilpres 2024, Hensat: Perjanjian Utang Anies-Sandiaga, Kalau Menang Selesai
Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Selisih Tipis
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diprediksi akan bersaing ketat dengan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 lantaran keduanya memiliki selisih elektabilitas yang begitu tipis.
Dilansir TribunWow.com, menurut survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) sejak Desember 2022, hasil tersebut didapat jika Pilpres berlangsung dua putaran.
Dua tokoh tersebut disinyalir akan menjadi pesaing mengalahkan Ketua Umum Prabowo Subianto yang elektabilitasnya makin menurun.
"Ganjar mendapatkan suara 43,3 persen, sementara Anies 40,5 persen," kata Pendiri SMRC Saiful Mujani dikutip Kompas.com, Kamis (2/2/2023).
Namun, jumlah tersebut masih bisa berfluktuasi lantaran ada 16,2 persen responden yang menjawab belum tahu.
"Karena itu, posisi Ganjar, dan Anies di data ini seimbang karena selisihnya di bawah margin of error 3,1 persen," lanjutnya.