Milley mengatakan kepada wartawan bahwa "pertahanan berkelanjutan yang menstabilkan garis depan" akan dimungkinkan, tetapi itu akan tergantung pada pengiriman dan pelatihan peralatan militer ke Ukraina.
Sebelum pertemuan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dengan tegas bahwa negaranya sedang menunggu “keputusan dari salah satu ibu kota Eropa yang akan mengaktifkan rantai kerja sama tank yang telah disiapkan”.
Dalam pidatonya, Zelensky menambahkan bahwa "dalam kekuasaan Anda" untuk setidaknya membuat keputusan prinsip tentang tank.
Baca juga: Update Perang Rusia Hari Ke-328: Kirim Tank Canggih, Inggris Desak Jerman untuk Ikut Bantu Ukraina
Polandia, yang menyatakan dapat menyumbangkan tank Leopard 2 miliknya sendiri tanpa meminta izin dari Jerman, mengaku telah berpartisipasi dalam pertemuan menteri pertahanan dari 15 negara untuk membuat kemajuan dalam topik tersebut.
Mariusz Blaszczak, Menhan Polandia pun mengatakan dia masih "yakin bahwa pembangunan koalisi akan berakhir dengan sukses".
Untuk diketahui, Jerman berada di pusat perdebatan tank karena belum mengizinkan ekspor ulang salah satu dari 2.000 lebih tank Leopard 2 yang dimiliki oleh negara-negara NATO.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-327: Vladimir Putin Klaim Invasinya Berjalan Sesuai Rencana
Jerman juga menunggu AS untuk setuju mengirim sebagian dari tanknya sendiri yakni Tank Abrams sebagai tambahan.
AS berpendapat bahwa tank Abrams miliknya, yang menggunakan mesin jet, tidak hemat bahan bakar dan sangat sulit untuk disuplai ke Ukraina di tengah perang Rusia yang dimulai pada 24 Februari 2022 ini.
Namun pada awal pekan ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz langsung meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengirim tank AS sebagai gantinya tank Leopard akan dikirim ke Ukraina.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Abrams, Tank Tempur Utama yang Enggan Dikirim AS ke Ukraina untuk Lawan Rusia
Namun Jerman mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah mundur dari permintaan semacam itu.
Dengan demikian, Jerman akan melanjutkan mempertimbangkan masalah tersebut secara terpisah.
Steffen Hebestreit, Juru Bicara Pemerintah Jerman, mengatakan Scholz tidak membuat keputusan pengiriman tank Leopard 2 tergantung pada apakah AS mengirimkan tank M1 Abrams ke Ukraina atau tidak.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-332: Kian Dekat, Pasukan Putin Bersiap Rebut Kota Bakhmut
"Belum pernah ada kesepakatan atau permintaan bahwa satu hal akan mengikuti dari yang lain," kata Hebestreit.
“Saya merasa sulit membayangkan seorang kanselir Jerman mendikte persyaratan apa pun atau mengajukan tuntutan kepada presiden Amerika.” lanjutnya.
Hebestreit menegaskan bahwa Jerman tidak mengharapkan Polandia untuk melaksanakan ancamannya untuk mengirimkan tank Leopard 2 ke Ukraina secara sepihak, tanpa menerima lisensi ekspor yang diperlukan dari Berlin.
"Semua mitra kami pasti ingin berperilaku sesuai hukum." ucap Hebestreit.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)