Brigadir J

Lihat Polri Masih Takut, Kamaruddin Ungkap Ferdy Sambo Melobi Istana setelah Tembak Brigadir J

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kamaruddin Simanjuntak, Pengacara keluarga Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, mengungkap alasan mengapa Polri masih takut dalam menguak misteri kasus pembunuhan Brigadir J. Hal ini karena, menurut Kamaruddin, Ferdy Sambo ternyata langsung menghubungi orang Istana Merdeka hingga sejumlah kementerian setelah peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J terjadi.

Kapolri Akui Penyidik Takut

Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendapati adanya tindakan menghalang-halangi atau obstruction of justice hingga intimidasi terhadap penyidik ketika mengusut kasus tewasnya Brigadir J.

"Saya dalami dan ternyata memang saya mendapatkan informasi bahwa ada upaya untuk menghalang-halangi, mengintimidasi," ujar Jenderal Listyo dalam Program Satu Meja bersama Jurnalis Senior Harian KOMPAS Budiman Tanuredjo seperti dilansir TribunGorontalo.com dari kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (8/9/2022).

"Bahkan membuat cerita-cerita di luar yang dilakukan untuk memperkuat skenario yang bersangkutan ke banyak oranglah, kepada orang-orang yang dianggap memiliki pengaruh," sambungnya.

Baca juga: Disuruh Ingat Anak, Bripka RR Akhirnya Susul Bharada E Lawan Skenario Ferdy Sambo soal Brigadir J

Jenderal Listyo juga mengakui bahwa pada saat itu penyidik sempat merasa takut karena intimidasi terkait Ferdy Sambo itu.

"Penyidik pun saat itu sempat takut karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua nanti akan berhadapan dengan yang bersangkutan," terang Jenderal Listyo.

Berangkat dari situlah Jenderal Listyo kemudian memutuskan untuk merombak sejumlah jabatan di Mabes Polri.

"Sehingga dari situ kita putuskan 25 orang pada saat itu termasuk yang bersangkutan untuk kita mutasi demosi dan kita ganti dengan pejabat yang baru," ungkap Jenderal Listyo.

"Alhamdulillah begitu kita ganti saat itu proses mulai berjalan lancar, mulai terbuka kemudian kejanggalan-kejanggalan yang pada saat itu kita dapat, itu mulai bisa terjawab," lanjutnya.

(Tribungorontalo.com/Nina Yuniar)