TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 'pecah'! Pendukung Suharso Monoarfa melawan, Pelaksana Tugas Ketum PPP Muhammad Mardiono berusaha melakukan konsolidasi internal partai.
Pelengseran Suharso Monoarfa dikhawatirkan berimbas ke daerah termasuk Gorontalo. Jika tak segera diatasi dapat berdampak bagi kesolidan partai menghadapi Pemilu 2024.
Tidak itu saja, pelengseran dapat berimbas bagi kelanjutan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang didukung Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan PPP.
Baca juga: Suharso Monoarfa: Saya Masih Ketum PPP, Jangan Bawa-bawa Presiden Jokowi
Dikutip dari wikipedia.org, PPP adalah sebuah partai politik di Indonesia. Pada saat pendeklarasiannya pada tanggal 5 Januari 1973 partai ini merupakan hasil gabungan dari empat partai keagamaan yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI).
Ketua sementara saat itu adalah Mohammad Syafa'at Mintaredja.
Penggabungan keempat partai keagamaan tersebut bertujuan untuk penyederhanaan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi Pemilihan Umum pertama pada masa Orde Baru tahun 1973.
Bahkan belakangan, dinamika internal PPP begitu kencang. Beberapa tahun terakhir, beberapa kali terjadi pergantian pemimpina. Berikut sejarah kepemimpinan partai berlambang kabah itu:
1) Mohammad Syafa'at Mintaredja
1973–1978
2) Djaelani Naro
1978–1984
1984–1989
3) Ismail Hassan Metareum
1989–1994
1994–1999