Capres 2024

PDIP Cenderung Pilih Tokoh NU: Puan Maharani-Gus Yahya-KH Marsudi Berpeluang

Editor: Lodie Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puan Maharani (kiri), KH Gus Yahya (kanan atas) dan KH Marsudi Syuhud. Mencermati tren politik PDIP untuk pilpres, Moncong Putih cenderung menggandeng tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Puan Maharani-Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pun berpeluang.

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Siapa calon presiden dan calon wakil presiden dari PDIP masih teka-teki! Namun peluang Puan Maharani sebagai capres terbuka lebar.

Mencermati tren politik PDIP untuk pilpres, Moncong Putih cenderung menggandeng tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Puan Maharani-Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pun berpeluang.

Duet nasionalis-religius atau sebaliknya religius-nasional, model kombinasi yang paling sering diambil PDIP untuk pesta demokrasi 5 tahunan ini (lihat grafis).

Baca juga: Peluang Puan Maharani-Sri Mulyani-Yenny-Susi Maju Pilpres 2024: Begini Kata Pengamat

Selain Gus Yahya, ada sejumlah tokoh NU yang berpotensi digandeng PDIP. Misalnya KH Marsudi Syuhud.

Belajar dari beberapa kali pemilihan presiden, terakhir Pilpres 2019, PDIP punya kecenderungan memasangkan kadernya dengan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Saidiman Ahmad, Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pun memprediksikan pada Pilpres 2024, PDIP akan memasangkan kader, antara Puan Maharani maupun Ganjar Pranowo, dengan tokoh NU.

"Sejarah PDIP selalu berpasangan dengan tokoh NU. Dapat dilihat dari beberapa kali pilpres. Paling akhir Joko Widodo-Maruf Amin," ujar Saidiman saat wawancara live di CNN Indonesia, Juni lalu.

Baca juga: Sosok Puan Maharani Kandidat Capres dari PDIP: Pegang Rekor Pemilu Legislatif

Capres-Cawapres PDIP:

Pemilihan Lewat MPR

1) Abdurrahman Wahid (tokoh NU)-Megawati

Pemilihan Langsung

1) Pilpres 2004:
Megawati - Hasyim Muzadi (Ketua PBNU)

2) Pilpres 2009:
Megawati - Prabowo Subianto (Partai Gerindra)

3) Pilpres 2014:
Jokowi-Jusuf Kalla (Partai Golkar)

4) Pilpres 2019:

Jokowi-Maruf Amin (Rais Aam PBNU)

Baca juga: Duet Puan Maharani-Ganjar Pranowo: Begini Analisis Pengamat Politik dari Gorontalo

Halaman
1234