Tribun Podcast

Thariq Modanggu Ungkap Peran Rusli Habibie hingga Akui Beratnya Pilkada : Ada Dendam?

 Thariq Modanggu mengungkap peran Mantan Ketua DPD I Golkar Gorontalo yang mendorong dan membantunya menjadi Bupati Gorontalo Utara.

|
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Aldi Ponge

TRIBUNGORONTALO.COM - Thariq Modanggu mengungkap peran Mantan Ketua DPD I Golkar Gorontalo yang mendorong dan membantunya menjadi Bupati Gorontalo Utara.

Thariq Modanggu juga mengakui beratnya persaiangan dalam Pilkada 2024 dan PSU Pilkada.

Awalnya Thariq Modanggu dan Nurjana Hasan Yusuf kalah suara saat Pilkada 2024. Lalu menang di PSU Pilkada setelah permohonan mereka dikabulkan Mahkamah Konstistusi. 

Belum lagi, dia awalnya nyaris tak bisa maju Pilkada 2024 karena tak cukup kursi parpol untuk mendukungnya.

Beruntung ada keputusan Mahkamah Konstistusi yang memperbolehkan parpol non kursi parlemen bisa mencalonkan. 

Hal ini diungkap Thariq Modanggu dalam Tribun Podcast dengan  Manager Content, Aldi Ponge yang tayang di YouTube dan Facebook TribunGorontalo.com pada Rabu, (20/8/2025).

Thariq Modanggu mengungkapkan peran Rusli Habibie mengantarnya menjadi Bupati Gorontalo Utara. Dia menyebut Rusli Habibie lawan saat Pilkada 2008 dan menjadi kawan pada Pilkada dan PSU Pilkada 2024.

Dia mengakui peran besar Rusli Habibie saat pencalonannya hingga terpilih menjadi Bupati Gorut. 

"Saya menjadi bupati tidak lepas dari peran pak Rusli Habibie. Dulu di Pilkada 2008 mengalahkan saya tapi di 2025 ini peran pak Rusli Habibie itu besar untuk saya jadi bupati dari Partai Golkar," ungkap pria kelahiran  17 Desember 1970.

Politisi Partai Golkar ini mengatakan saat itu dirinya sudah menyampaikan pengunduran dari Ketua Golkar Gorut karena tidak mampu mengajak partai politik lain untuk berkoalisi di Pilkada 2024. Namun, hal itu ditolak Rusli Habibie yang menasehatinya untuk menunggu dan bersabar.

"Luar biasa saya, saya mengalami piilkada 2008 kemudian saya mengalami yang 2013 tapi yang 2024 ini berat dan panjang dan kompleks masalahnya. Mulai dari saya ketua Golkar yang tidak bisa maju karena hanya empat kursi, karena harus lima kursi bisa maju," ungkapnya

"Ya sudah saya di masjid saja. Untuk menambah kursi harus ada belanja politik itu tidak murah juga tapi dua hari jelang penutupan  pendaftaran calon, tiba-tiba putusan MK yang bisa nyalon partai yang tidak ada kursi tidak apa-apa cukup dengan perolehan pileg," jelasnya

Dia memuji sosok Rusli Habibie, Mantan Gubernur Gorontalo dua periode tersebut. 

"Saya belajar dari beliau luar biasa termasuk saya menjadi wakil bupati ada kata-kata beliau yang luar biasa sambil peluk saya, meminta maaf dari zaman politik pertama sampai sekarang. kedua saya datang ke beliau mau mundur dari ketua partai dan calon bupati kemudian saya merasa gagal tidak bisa menambah kursi." bebernya

"Beliau tidak banyak bicara saya dia rangkul, terus katanya jangan buru-buru kemudian setelah bincang-bincang sebentar, saya diantar sampai ke tempat parkiran sembari menyampaikan sabar, jangan mundur. Dan saya ikuti arahan beliau," ungkapnya

GEBRAKAN PEMIMPIN - Wawancara eksklusif Bupati Gorontalo Utara (Gorut), Thariq Modanggu soal perjuangan hidup hingga gebrakan 100 hari kerja menjadi Bupati Gorut. Thariq Modanggu hadir dalam Tribun Podcast dengan Manager Content, Aldi Ponge yang tayang di YouTube dan Facebook TribunGorontalo.com pada Rabu, (20/8/2025).
GEBRAKAN PEMIMPIN - Wawancara eksklusif Bupati Gorontalo Utara (Gorut), Thariq Modanggu soal perjuangan hidup hingga gebrakan 100 hari kerja menjadi Bupati Gorut. Thariq Modanggu hadir dalam Tribun Podcast dengan Manager Content, Aldi Ponge yang tayang di YouTube dan Facebook TribunGorontalo.com pada Rabu, (20/8/2025). (TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN GORONTALO)

Dia mengakui kemenangannya tidak mudah sehingga dia berjanji tidak main-main atau menyia-nyiakan kesempatan untuk melayani rakyat.

"Urusan personal saya harus kesampingkan.Makanya sampai dengan saat ini tidak ada intruksi bupati soal warna harus kuning tidak ada, kemarin saya di kemerdekaan, ibu wakil bupati pakai kuning saya pakai merah," ungkapnya

"Jadi kita akomodatif terhadap keberagaman. Sekali lagi prinsip saya lima tahun ini berhasil, kuning tadi itu adalah spirit, tapi kita tetap hargai juga keberagaman di Gorontalo Utara," tambahnya

Kendati berat dan panjanganya proses Pilkada 2024, Thariq Modanggu mengaku tidak memiliki dendam politik. Dia menegaskan akan fokus bekerja dan melayani rakyatnya. 

"Literasi saya soal demokrasi saya lumayan lah, makanya tadi pandangan saya soal the winner takes all itu tidak berlaku di Indonesia. Mestinya ya dan saya tidak menganut itu. Jadi secara literasi seorang pemenang itu tidak bisa mengambil segalanya itu artinya tidak boleh ada dendam," jelasnya.

Thariq mengaku saat pilkada dan PSU Pilkada, ada pejabat OPD tak memilihnya, apalagi selisih suara cukup siginifikan. Namun dia menilai hal itu biasa dan wajar. 

"Saya sampaikan dimana-mana dan itu wajarlah. Bagi saya tidak berlebihan makanya saya memberikan ruang sebesar-besarnya kepada OPD memilih saya atau tidak," katanya

"Kita sekarang tidak lagi itu pendekatannya. Siapa yang siap bekerja itu kita kasih peran kalau dia tidak siap tidak mungkin kita kasih walaupun dia pilih saya, terus dia tidak bisa bekerja terus ngapain. Terus bekerja saja kalau pun berbeda itu kendala psikologis saja," tambahnya. (*/Jefri)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved