Tribun Podcast
FULL Wawancara Ekskusif Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu: Kisah Hidup hingga Gebrakan 100 Hari
Wawancara eksklusif Bupati Gorontalo Utara (Gorut), Thariq Modanggu soal perjuanga hidup hingga gebrakan 100 hari kerja
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Aldi Ponge
Saya keluar dari zona nyaman juga karena ada ikatan historis, yang kedua ada soal gagasan dan itu yang membuat saya menerima tawaran pak Indra Yasin menjadi wakil.
TG: Pak bupati ini Pilkada 2024 sampai PSU saya lihat agak berat, nah bagaimana kesan Anda Pilkada tahun kemarin?
Thariq Modanggu: Luar biasa saya, saya mengalami piilkada 2008 kemudian saya mengalami yang 2013 tapi yang 2024 ini berat dan panjang dan kompleks masalahnya. Mulai dari saya ketua Golkar yang tidak bisa maju karena hanya empat kursi, karena harus lima kursi bisa maju.
Ya sudah saya di masjid saja. Untuk menambah kursi harus ada belanja politik itu tidak murah juga tapi dua hari jelang penutupan pendaftaran calon, tiba-tiba putusan MK yang bisa nyalon partai yang tidak ada kursi tidak apa-apa cukup dengan perolehan pileg.
Alhumdillah bisa menang dan itu tidak mudah, karena sekarang saking berat perjuangan ini saya tidak main-main juga dalam lima tahun ini. Urusan personal saya harus kesampingkan.
Makanya sampai dengan saat ini tidak ada intruksi bupati soal warna harus kuning tidak ada, kemarin saya di kemerdekaan, ibu wakil bupati pakai kuning saya pakai merah.
Jadi kita akomodatif terhadap keberagaman. Sekali lagi prinsip saya lima tahun ini berhasil, kuning tadi itu adalah spirit, tapi kita tetap hargai juga keberagaman di Gorontalo Utara.
TG: Bisa pak bupati jelaskan sosok pak Rusli?
Thariq Modanggu: Awalnya pak Rusli ini lawan, karena biasa dibayangkan saya tidak punya pengalaman, sedangkan pak Rusli waktu itu Bendahara Golkar, pak Fadel Ketua Golkar.
Saya belajar dari beliau luar biasa termasuk saya menjadi wakil bupati ada kata-kata beliau yang luar biasa sambil peluk saya, meminta maaf dari zaman politik pertama sampai sekarang. kedua saya datang ke beliau mau mundur dari ketua partai dan calon bupati kemudian saya merasa gagal tidak bisa menambah kursi.
Beliau tidak banyak bicara saya dia rangkul, terus katanya jangan buru-buru kemudian setelah bincang-bincang sebentar, saya diantar sampai ke tempat parkiran sembari menyampaikan jangan mundur. Dan saya ikuti arahan beliau.
TG: Pak bupati setelah melewati kerasnya pilkada apakah Anda ada dendam?
Thariq Modanggu: Literasi saya soal demokrasi saya lumayan lah, makanya tadi pandangan saya soal the winner takes all itu tidak berlaku di Indonesia mestinya ya dan saya tidak menganut itu.
Jadi secara literasi seorang pemenang itu tidak bisa mengambil segalanya itu artinya tidak boleh ada dendam.
Maka saya tau sebagian besar OPD ini tidak bersama saya dan saya sampaikan dimana-mana dan itu wajarlah.
Maka bagi saya tidak berlebihan makanya saya memberikan ruang sebesar-besarnya kepada OPD memilih saya atau tidak. Kita sekarang tidak lagi itu pendekatannya.
Siapa yang siap bekerja itu kita kasih peran kalau dia tidak siap tidak mungkin kita kasih walaupun dia pilih saya terus dia tidak bisa bekerja terus ngapain. Terus bekerja saja kalau pun berbeda itu kendala psikologis saja.
TG: Pak bupati bagaimana jalannya peringatan HUT RI di Gorontalo Utara?
Thariq Modanggu: Ini peringatan RI yang luar biasa karena pertama kami baru menjalankan roda pemerintahan, yang kedua saya tau persis daerah ini dengan posisi kemampuan keuangan daerah kecil.
Apalagi kena effesiensi. Maka saya berharap apa adanya yang penting khidmat, tapi saya kaget bisa maksimal pelaksanaan kemarin. Penuh hikmat, sejak awal saya selalu berprinsip , berkreasi dalam keterbatasan. Jadi keterbatasan tidak boleh bikin kita tidur, bikin kit apatah semangat. Justru keterbatasan itu dibutuhkan inovasi.
TG: Pak Bupati ini baru 30-an hari kerja, Anda punya program 100 hari kerja, Kalau tidak salah ada 15 poin Agenda. Apa itu gerakan 2 kambing 10 ayam? Kenapa ada program itu?
Thariq Modanggu: Dilihat dari program ada, pertama mini retrit, saya bikin mini retrit karena saya anggap penting. Kita buat sekaligus dimanfaatkan untuk orientasi visi misi
Kedua kita juga sudah melakukan penataan aset kemuadian apel KDO
TG: Pak bupati dalam penataan aset apakah ada temuan salah gunakan aset?
Thariq Modanggu : Ada itu termasuk hasil sidak saya, temuan-temuan juga yang terjadi pemindah tangankan, tapi saya sudah undang, karena tidak mungkin kita membangun kalau tidak berdasarkan aset.
Memang ada yang unik dari 15 kegiatan ini termasuk yang G210, memang dulu saya senang tokoh politik pak Rusli tapi pemimpin yang memiliki visi yang besar itu menurut saya pak Fadel Mohammad, karena saya dulu masih di kampus dan mengikuti gagasan bagaimana kita membranding sebuah daerah itu, bayangkan kita punya daerah yang tidak terlalu luas dengan provinsi lain tapi branding jagung itu dari Gorontalo.
Sejak itu saya tidak melihat di Gorontalo ada branding ekonomi yang dikenal luas dan mampu menggerakkan ekenomi, Bukan semata branding.
Pikiran saya juga sama bagaimana menggerakkan ekonomi Gorontalo Utara. kita punya laut oke, kita punya pertanian oke.
Maka untuk program kita termasuk yang 100 hari juga pengadaan alat tangkap itu tetap kita lakukan begitu juga pertanian tapi saya ingin ada sebuah Trigger penggerak ekonomi yang masif yang menjanjikan gitu dan memberikan dampak bagi daerah termasuk juga bisa memenuhi program strategis nasional seperti makan bergizi gratis.
Nah pikiran-pikiran itu yang muncul saat saya masih berproses di MK itu sudah terpikirkan karena saya optimis dengan doa jadi doa-doa ikhtiar makanya kan perjuangan bukan hanya untuk menang tetapi setelah menang mau ngapain?.
Makanya saat itu saya pikirkan apa ini belum dapat formulasinya kambing juga belum terlintas tapi sudah ada pikiran yang tadi soal bagaimana saya hadir bisa membangun branding kemudian ada dampaknya bagi masyarakat.
Nah setelah itu saya banyak berdiskusi juga saya orang yang terbuka dengan kritik-kritik. Makanya dari diskusi-diskusi itu sebelum dilantik.
Saya sudah diskusi dengan teman-teman di provinsi bahkan lintas sektor ya Jadi kalau di Gorontalo Utara bukan satu partai yaitu Golkar tapi tokoh-tokoh partai lain juga di kabupaten lain atau di Gorontalo Utara juga provinsi juga sering berdiskusi.
Ya makanya ada salah satu tokoh dia bukan dari Golkar untuk menghargai idenya saya sebut namanya Pak Amran Mustafa dari Partai Gerindra.
Nah beliau diskusi dengan saya, ini sudah menang tapi belum dilantik. Dia bilang gini kalau, beliau tahu kondisi ekonomi saya makanya beliau dorong Kalau Pak Thariq ini punya kambing 1.000 ekor ini biar maju 5 tahun lagi menang itu kalau sudah 1.000 ekor. Awalnya itu beliau kasih ide ke saya itu untuk saya pribadi.
Pas saya dilantik jadi Bupati kemudian hari pertama itu masuk kantor tapi saya belum masuk kantor kan saya bikin di taman rakyat proses serah terima jabatan dengan Pj. Bupati.
Maka dalam pikiran saya begini biar cepat apalagi tadi soal beban politik setelah pertarungan itu berat saya bikin fakta integritas kepada semua OPD agar mereka dukung program saya.
Karena saya tahu banyak yang tidak dengan saya makanya saya segera bikin fakta integritas setelah penandatanganan fakta integritas itu, hari itu juga saya turun lapangan di tiga lokasi karena saya tahu kondisi ekonomi Gorontalo Utara fiskalnya di bawah kemampuan ekonominya di bawah begitu dilantik saya belum masuk kantor ini saya segera turun ke tiga tempat yang potensial menghasilkan bagi daerah.
Saya ke Pelabuhan Kwandang, di situ kita punya retribusi juga ada pendapatan dari TPI. Setelah itu saya ke pergi ke tempat peternakan area peternakan sapi begitu saya lihat ini kok area 5 hektare ada kandang-kandang yang terbengkalai kemudian sebagian di pagar sebagian tidak kan.
Maka muncul pikiran tadi, sebentar dulu ini saya pernah dikasih ide pribadi. Maka dengan melihat ini bisa jadi tempat bercontohan untuk peternakan.
Muncul ide ternak kambing, kenapa kambing? karena kalau sapi kan lambatnya, apalagj kambing untuk aqiqah jadi kita seperti memelihara sunnah Rasul juga gitu karena kalau tidak ada kambing lalu akikah pakai apa gitu?
Maka harus jantan 1 dan betina 1 ekor nah kemudian tiba di situ muncul ide dan itu bisa lihat di Bupati melapor yang pertama saya cantumkan di situ, satu ASN satu kambing muncul ide awal itu satu ASN satu kambing.
Setelah itu saya mulai bikin konsepnya. Alhamdulillah pak kadis peternakan cepat orangnya, responsif dan mampu juga diberi perintah.
Dia segera nyusun setelah itu saya ikut retret. Di retret itu di samping menerima materi apalagi sudah ditekankan bahwa kepala daerah punya tanggung jawab untuk mendukung program nasional antara lain ketahanan pangan yang menjadi konsepnya pak Prabowo makanya pikiran yang sebelumnya muncul.
Jadi program satu ASN satu kambing ini akan jadi andalan saya untuk mendukung program nasional dari situlah pikirkan sambil ikut materi berdiskusi via WhatsApp dengan Pak kadis Gimana bisa nggak ini kita lakukan dalam 100 hari.
Sudah ada kambingnya dari diskusikan nah yang menarik itu subuh, lagi-lagi berbasis masjid jadi pulang subuh tiba-tiba muncul pikiran saya soal satu ASN satu kambinh kalau satu ASN 1 kambing ini seolah-olah pemaksaan enggak bisa dengan tugas ASN bukan memelihara kambing kan.
Makanya ini enggak bisa konsep satu ASN 1 kambing nanti seolah-olah terkesan instruksi dan itu salah.
Saat itu saya pun sambil jalan sendiri dari masjid yang di Jatinangor itu yang ada di area dosen
Kemudian saya ini kan nomor dua kemarin bercahaya pastinya jangan satu kambing juga. Kalau secara politik tapi kemudian pembenarannya muncul.
Oh iya kan karena kalau kita mau memelihara kambing jantan dan betina berarti dua kambing itu makanya jadilah dua kambing tapi belum ada G nya gitu.
Lalu saya pikir-pikir kalau dua kambing 7 bulan kan dia baru beranak tuh belum pembesarannya ketika itu untuk masyarakat miskin Bagaimana untuk mendapatkan makanan yang tiap bulan dia makan maka kita pikiran.
Oh kalau begitu Kambing jangan berdiri sendiri harus kambing dan ayam jadi jalan menuju ke Wisma tempat penginap itu di situ pergulatan antara saya dengan pikiran sya.
Kalau begitu dua kambing 10 ayam. Kenapa 10 enggak tahu pokoknya itu aja muncul dua kambing 10 ayam itu dulu yang ada.
Tapi karena dia tidak bisa sebagai instruksi ini harus gerakan kalau ambil APBD baru kasih makan ayam tapi kan APBD kita kecil. oh kalau begitu saya mau bikin gerakan biar siapapun bisa jadi investasi dan tidak terbatas di sini.
Itu pikiran waktu itu akhirnya jadilah gerakan dua ekor kambing 10 ayam saya cari-cari namanya yang singkat saya coba-coba lahirlah itu G210 begitulah kira-kira.
TG: pak bupati ini maksudnya karena ini dipelihara di masyarakat atau dibawa ke peternakan?
Thariq Modanggu: Sekarang saya sudah menyusun konsep konsepnya tahapan-tahapan ada 4 tahap pertama tahap penyusunan regulasi kan kita harus bikin aturan-aturannya, yang pertama konseptualisasi konsepnya harus matang.
Kedua regulasi aturan-aturannya kita bahas kita persiapkan sementara ini kita kerjakan yang ketiga sosialisasi juga terus kita lanjutkan kemudian tahap 3 mulai percontohan.
Nah karena kita mau segera action tahapan ini tidak bergerak satu persatu tapi satu kaligus tahapannya ini berjalan jadi pematangan konsepnya masih terus berjalan biar lebih cepat.
Perguruan tinggi luar biasa saya kasih kuliah umum di Universitas Bina Mandiri tentang G210 karena mulai muncul di medsos akhirnya mereka menjadi investor jadi istilahnya nanti ada investor jadi Mas Aldi bisa jadi investor.
Saya punya kambing jadi kambing itu bukan dikasih cuma-cuma dikasih ke bumdes.
Bumdes mengelola ada sistem bagi hasil kemudian itu tahap awal jadi ada bumdes nanti ke depan kita ada orang juga di kopdes.
Contoh aja semalam pesta dihadiri undangan masyarakat di Sumalata Timur pas lagi ada Camat saya undang camat bapak kepala desa saya bilang Sumalata Timur sudah harus bergerak.
Jadi mereka ini sementara sekarang persiapan tadi malam sudah dibahas. di sana nanti ada juga jadi yang ada percontohan nanti ke depan akan bergerak ke kecamatan-kecamatan nanti akan bergerak ke desa-desa lain juga.
Kita siapkan semua, kita siapkan dokternya kita siapkan obat-obatannya Jadi bukan hanya semata menjadi tugas pemerintah.
Karena begini masalah ini Gorontalo ini kadang-kadang buat contoh berhasil atau tidak.
Nah kita mau beri contoh dulu karena kalau kita ada orang-orang daerah kami pelihara ayam.
Kalau kita gunakan APBD terbatas makanya kita beri contoh Alhamdulillah usaha juga mulai bergerak kemarin Alfamart perguruan tinggi sudah menyumbang ini kita nanti akan jadi gerakan dan akhirnya Gorontalo Utara itu G210 yang akan jadi sebuah ruang investasi siapapun boleh buat investasi melalui kambing dan ayam.
Nanti masyarakat yang memelihara ya itu kira-kira konsepnya
TG: Pak bupati untuk gerakan Agro Mopomulo dan gerakan keluarga surga kasih sayang ini apa pak?
Thariq Modanggu: Kita juga punya lahan kan cukup besar juga di samping lahan pertanian lahan jagung Nah ada beberapa maksud.
Ini yang pertama lahan-lahan yang dipakai untuk jagung itu kan rata-rata di area kemiringan dan itu semua kita mau pendekatan agroforestri jadi di pinggiran itu kita bisa tanami daripada semua yang bisa ditanami dengan buah-buah pohon buah Jadi sekarang.
Kalau data yang saya terima dari Indonesia ini kan sekitar 40.000 hektare saja kita dengan pohon-pohon buah kita bisa jadi produsen buah yang kedua menahan erosi juga kan supaya air tidak langsung mengalir ke bawah ke pemukiman ke laut jadi ada penanaman penanaman kemudian ada lahan-lahan yang kosong.
Nah itu juga sekarang kita suruh data lahan kosong nanti gerakannya melalui PKK kemudian sekolah-sekolah Puskes-puskes.
Ini sekarang Puskes mulai tanaman-tanaman obat, sekolah-sekolah sekarang kita juga sudah menanam hias industri yang punya ratusan hektare juga sekarang kita sudah bicarakan kerjasama dan kemungkinan hari Rabu ini kita sudah penandatanganan MOU.
Untuk pemanfaatan lahan-lahan nanti ini untuk tanaman tomat dan cabe dan ini kan untuk program nasional juga untuk pengendalian inflasi dan juga memberi kesempatan kepada masyarakat memanfaatkan lahan beberapa ribu pun yang dibutuhkan oleh masyarakat mereka siap.
Nah ini kan luar biasa jadi gerakan Agro Mopomulo itu nanti akan ada di semua ini bukan hanya petani atau Pemda tapi juga di perusahaan-perusahaan halaman-halaman sekolah-sekolah Puskes sekarang mulai bergerak.
TG : itu gerakan surga kasih sayang?
Thariq Modanggu: Tadi ini soal pangan dan lingkungan, jadi lingkungan juga ada soal sosial di situ peternakan juga soal pangan tetapi di luar itu ada juga program 100 hari namanya gerakan keluarga surga kasih sayang.
Di Gorut ini ada problem soal masih tingginya angka kekerasan perempuan dan anak dan ini miris sebagai pemimpin kita punya tanggung jawab.
Tentu saya tidak bisa ikut model KDM yang ada di Jawa Barat yang menyiapkan barak untuk anak nakal, mungkin karena KDM itu punya akses publik yang kuat, pendanaan yang kuat kemudian juga punya pengaruh yang kuat sehingga beliau bisa melakukan kerjasama dalam pemanfaatan untuk penanganan kekerasan begitu.
Kalau saya mungkin karena basis saya dari kampus terus ngajar juga filsafat pendidikan makanya saya kembalikan ini ke keluarga saja. Apalagi tidak butuh biaya dasarnya dari keluarga kan keluarga dan itu kan basic sains itu kan begitu dasarnya adalah keluarga makanya begitu mengamati fenomena kekerasan saya bilang saya mau bikin gerakan yang basisnya ada keluarga.
Jadilah gerakan keluarga akhirnya sekarang jadi untuk singkatnya gerakan keluarga SKS. Nah pilarnya ada tiga ini yang kita kampanyekan yang pertama makan bersama keluarga. Jadi sekarang semakin era Metropolitan kan semakin terasa.
Nah kita mau kembalikan ayo makan bersama keluarga, itu kan dari situ komunikasi verbal komunikasi batin terjalin. Perhatian kasih sayang kalau makan sendiri kan itu semakin menjauhkannya komunikasi apalagi sudah diwakili oleh WhatsApp oleh media sosial dan lain-lain makanya kita kembali Ayo makan bersama keluarga.
Kedua curhat di dalam rumah jadi diskusi. Maksudnya bahas apapun itu bukan di luar rumah, media sosial bergerak sedikit hal-hal yang mestinya sampaikan ke istrinya. Dia posting di statusnya di media sosial.
Nah ini kan sebetulnya bukan mencari solusi malah menghasilkan masalah-masalah lain. Makanya ini yang kita kembalikan, kami kampanye untuk bagaimana diskusi-diskusi seperti itu di rumah jangan di luar.
Ketiga pilar adalah wisata bersama keluarganya jadi sekali-sekali ya ada waktu senggang waktu libur tidak ada kegiatan kayak ibu anak ayo ajak ke tempat wisata ke pantai atau tidak harus jauh-jauh.
TG : Pak bupati ada lagi yang menarik, program Motabi Kambungu ini apa pak bupati?
Thariq Modanggu: Soal pelayanan saya punya pengalaman di tahun kemarin waktu saya satu tahun enam bulan jadi bupati, Gorontalo Utara ini kan memanjang timur barat, di sini Atinggola di sini, Tolangohula di sini Kwandang. jadi begitu lah kira-kira.
Jadi kalau sekarang ini kan pemerintah ini lagi diarahkan untuk adanya mall pelayanan publik supaya memudahkan pelayanan dipusatkan di satu tempat tapi ada problem di Gorontalo Utara yaitu kalau kita bikin pelayanan publik di Kwandang sini orang dari Tolinggula butuh 2 jam kurang di atas sampai tiga jam sampai ke sini dengan jarak tempuh seperti itu terus dengan medan yang berat dia butuh biaya butuh transportasi itu problem satunya.
Kedua kita ini sebagai daerah yang belum punya mall pelayanan publik makanya Motabi Kambubgu itu adalah solusi. Awalnya itu saya kasih nama keroyok desa caranya bagaimana yang punya pelayanan yang sama di satu kecamatan di satu desa itu kita bawa semua di sana kita yang mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga konsep awalnya saya sebut tapi waktu saya salat ashar rindu Tuhan kira kira begitu saya salat ashar kenapa saya tidak kasih nama keroyok desa kebetulan saya lagi di kampung saya .
Muncullah ide menjelang salat akhirnya salatnya jadi enggak khusyuk begitu mulai takbir ada ide bagusnya mutabi kampung. Sesudah salat saya telepon asisten satu. Pak asisten ubah SK-nya jangan koroyok desa bikin SK-nya jadi motabi kambung
Itu kita lakukan jadi pelayanan kepada masyarakat itu kita lakukan kita panggil semua OPD tinggal di sana belanja di sana nginap di masyarakat perkembangan ekonomi desa bisa bertambah kemudian mereka tidak perlu datang ke sini kita langsung melayani di desa sampai 2-3 hari.
TG : Pak bupati juga ikut (Motabi Kambungu) ya?
Thariq Modanggu: Iya saya ikut nginap di sana, semua padukan di sana dan lintas sektor bukan hanya pemda dari BNN karena ada soal perbatasan dari forkopimda, penyuluhan hukum semua kita langsung turun di masyarakat.
Kemarin kita sudah bikin kenapa saya sebut pra karena ini kan baru perdana dan yang kedua belum ada anggarannya makanya saya bilang pra itupun baru satu hari, biasanya 3 hari.
TG: (Motabi Kambungu) Nanti ke depan berapa hari?
Thariq Modanggu : Kita bikin pelayanan di pulau kemarin terus nanti kita menggandeng juga dari pemerintah provinsi kayak kemarin kan sudah beberapa kali kita ajak dari provinsi, ayo pak tolong pasar murahnya nah jadi mereka sekalian datang kemarin ibu Gub yang datang. jadi kegiatan pelayanan betul-betul kita yang datang di masyarakat.
TG: Apakah ini akan dijalankan terus pak?
Thariq Modanggu : Akan dijalankan terus, tahap satunya masih sementara kita evaluasi ini sudah ada catatan-catatan untuk pedomannya jadi kira-kira begitu, motabi kambungu ke depan akan lebih kita maksimalkan lagi untuk pelayanan.
TG: Banyak program banyak terobosan banyak gebrakan yang dilakukan Pak Bupati dalam kurun waktu 36 hari ini. maksud saya menarik ada beberapa lagi yang saya ingin tanyakan ke Pak Bupati soal Anda begitu berani melaporkan (kinerja) di media sosial. Ada Bupati melapor kemudian Anda melaunching juga sekolah lansia dan musda sampah. Itu seperti apa?
Thariq Modanggu : Pertama kan kita intinya begini kira-kira saya ini dipilih oleh rakyat karena dipilih oleh rakyat maka saya harus bisa melaporkan kepada rakyat dalam hal ini publik.
Apa yang saya bisa lakukan apa yang saya kerjakan kan mereka pasti bertanya ini yang kita pilih apa yang dia kerjakan apa yang dia bikin.
Jadi tidak mungkin kan semua ada yang lewat media tapi kalau media itu kan sudah olahan tapi kalau saya dengan demikian informasi begitu ada peristiwa saya segera bikin dan laporkan sendiri melalui itu.
Saya cuma minta gambarnya atau baik itu kalau ada gambar mereka yang ambil atau saya ngambil ya saya langsung.
Tidak setiap hari sebetulnya sesuai dengan kegiatan juga Jadi kalau ada yang saya anggap layak untuk dilaporkan ke publik itu dilaporkan. Jadi itu membantu saya, suatu keharusan ya untuk melaporkan tapi memang ada yang mengatakan bahwa ini mau mo po bibi itu artinya apa seperti mau menonjolkan diri.
Mau ada yang bilang begitu tidak apa-apa kalau kita juga tidak melaporkan menyampaikan sesuatu terus dia bilang juga tidak kerja. jadi ini kan tergantung selera ya mungkin selera saya begitu kalau menganggap lain seleranya beda ya. Silakan aja jadi saya menganggap itu bukan sesuatu yang luar biasa.
Ibaratnya saya anggap selera kalau saya suka teh mungkin orang lain tidak suka pasti dia enggak minum ya kira-kira begitu, ini soal selera saja.
Rata-rata kan orang hanya melapor bupati, bupati juga melapor dong .
TG: Anda tidak takut kerasnya di media sosial?
Thariq Modanggu : Saya malah yang saya dapati di media sosial saya tindaklanjuti. Justru karena media sosial saya dibantu.
Ada keluhan soal sampah dan macam-macam, say alangsung tindaklanjuti. Justri saya bersyukur karena dikritik, karena diinformasikan. Itu sama dengan membantu saya.
TG: Pak bupati ada juga yang menarik, Anda launching satu dua minggu terakhir ini, Musda sampah bahkan saya dengar Anda mengeluarkan uang untuk bensin kendaraan agar sampah bisa tertangani?
Thariq Modanggu : Salah satu problem kita adalah soal sampah, ada satu pandangan bahwa sampah ini adalah tanggung jawab dinas, padahal kita semua selalu memproduksi sampah.
salah satu terobosan saya pertama sebelum ada musda. di mobil saya itu ada sapu ada tempat sampah, saya selalu umumkan kalau di satu acara dan situasi lingkungan kerja kotor saya menyapu dulu, tapi Alhamdulillah tidak pernah digunakan mungkin karena mereka takut karena saya sudah bilang jatah bupati menyapu hanya dua kali kalau sudah ke tiga maka kepala dinas yang saya akan sapu, artinya kepala dinas akan kena getahnya. alhamdulillah itu tidak pernah terjadi.
Musda sampah itu sebetulnya ide lama saya, kenapa musti musda sampah karena urusan sampah ini urusan semua orang, karena setiap kita memproduksi sampah. saya ambil contoh orang teriak di DLH malas kumpul sampah.
Padahal mereka tidak tahu ada kewajiban retribusi sampah, dimana-mana ada tapi di Kwandang ini, saya cek di capil ada sebanyak 4.000 rumah tapi yang menjadi objek retribusi sampah itu hanya ada 140 orang sementara yang belum menjadi objek retribusi sampah mereka juga memproduksi sampah, tapi yang disalahkan dinas.
Makanya harus ada musyawarah makanya saya undang semua termasuk juga kita undang dunia usaha yang sudah sukses di persampahan. ada beberapa pengusaha yang langsung wa saya, kami siap bermitra untuk mengelola sampah.
Targetnya dua, nanti di situ akan ada sidang komisi, jadi ada tiga komisi yang saya arahkan di dinas kemarin. nanti ada komisi regulasi baik itu kabupaten, ke dua ada komisi kerja sama.
kemudian komisi inovasi pengelola sampah berbasis ekonomi. nanti produk dari musda sampah ada regulasi yang akan mengikat kita semua termasuk nanti organnya, nanti akan diserahkan ke peserta musda.
TG: Kita bergeser ke pemerintahan dan pelayanan publik,Apa yang perlu dibenahi?
Thariq Modanggu : Pertama soal pelayanan publik harus terus kita tingkatan karena tuntutan masyarakat semakin kompleks dan problem kita hadapi juga tidak sedikit. Makanya dalam rangka pelayan ini ada tagline yang saya kampanyekan yaitu salam kinerja.
Salam kinerja ada 4 substansinya, pertama disiplin, sekarang kegiatan-kegiatan harus tepat waktu, bupati sudah harus ada di tempat. Harus tepat waktu.
Kedua, bersih, ketiga produktif, harus menghasilkan sesuatu yang baik. Keempat sinergi, harus kemampuan berkolaborasi. dan terakhir bercahaya. Kelima pilar ini target bisa tercapai.
TG: Pasca Pilkada bagaimana dukungan ASN? apakah ditemukan ABS?
Thariq Modanggu : Sejauh ini mereka melakukan apa yang kita instruksikan, walaupun belum maksimal. Ada masih yang terbiasa pola lama.
Ada kegiatan yang belum bisa hadir, tidak hadir launching subuh berjamaah untuk penataan kelembagaan masjid gereja. Tapi banyak tidak hadir. Saya perintahkan ke sekda tunda pembayaran TPP bagi yang tidak hadir.
TG: Pak Bupati, sektor pariwisata, pulau dan pantai di Gorut sangat Indah, selajutnya soal sektor kelautan. Anda setelah dilantik langsung mengajukan surat ke gubernur. Bagaimana memanfaatkan sektor kelautan dan pariwisata ini?
Thariq Modanggu : Memang andalan di Gorut, pariwisata. Wisata di sini beragam mulai pegunungan sampai pesisir ada wisatanya. Kita kembangkan kemarin paralayang di bukit dunu.
Kemudian wisata ada 52 pulau, termasuk 2 berpenghuni. Ada saronde yang saat ini dikelola asing. Kemudian ada wisata pantai mulai Minanga sampai Tolinggula, banyak.
Ada air terjun, ada arung jeram, ada wisata budaya. Saat ini kita sedang tata ada Pulau Diyonumo. Kita dorong bumdes untuk mengelola tempat wisata. Kekuatan kita wisata laut dan wisata budaya dengan berbagai iven.
Kekuatan kita karena kita berada di lintas batas Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Kita ada kerjasama 4 daerah Bone Bolango, Buol, Bolmong Utara. kerjasama utara-utara di bidang pariwisata,pertanian dan perikanan.
Untuk sektor perikanan, kita memiliki garis pantai terpanjang di Gorontalo. Ada beberapa kendala, ada pengeboman ikan, mengganggu pariwisata dan merusak terumbu karang.
Ada juga soal kewenangan daerah yang mana 0-12 mil itu menurut Undang-undang menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Maka pengawasan pun ada provinsi bukan di daerah. Pemerintah bekerja dalam lingkup kewenangan.
Saya usulkan rancangan pergub pembentukan satgas pengawasan laut. ketika dilantik itu saya serahkan.Itu penting karena ini soal masalah orang banyak.
Saya dapat informasi, pergub tersebut sudah tahap pematangan konsep, tidak lama lagi pergub akan keluar.
TG: Pak untuk program pemerintah pusat soal makanan bergizi gratis, koperasi desa merah putih, ini gimana pak?
Thariq Modanggu : Koperasi desa ini bagian dari program 100 hari kerja kita, jadi nama programnya penataan kelembagaan kopdes dan fasilitasi percontohan ini kan baru dan tidak mungkin menganggarkan kita penataan kelembagaan maka kita melihat penataan lembaga yang akaan kita berikan pengarahan atau orientasi pengelolaan.
Tetapi ada juga yang sudah kita kerja samakan termasuk taman rakyat kita sudah serahkan di Kopdes, untuk pengelolaannya, begitu juga ada kerja sama dengan BUMD itu untuk mendukung program nasional.
Dalam bidang ketahanan pangan sekarang kita cek anggaran di desa untuk kita arahkan untuk ketahanan pangan. Kita juga membentuk tim satgas ketahanan pangan sesuai dengan intruksi presiden, kita juga sudah mengecek kesiapan lahan pembangunan dapur-dapur untuk program makan bergizi gratis di Gorontalo Utara, jadi kita cek langsung semoga tidak ada kendala.
TG: Pak bupati terakhir pesan-pesannya kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah?
Thariq Modanggu : Ayo sama-sama kita menanam, karena ini falsafah luhur Gorontalo.
Kemudian yang ke dua mari kita beternak, untuk ketahanan pangan dan untuk memperkuat basis perekonomian keluarga kita. (***/Jefri)
Tribun Podcast
Bupati Gorontalo Utara
Thariq Modanggu
Gorontalo Utara
Gebrakan Sang Pemimpin
Gebrakan Bupati Gorontalo Utara
Rusli Habibie
'Untungnya Saya Dengar Bapak', Thariq Modanggu Apresiasi Peran Rusli Habibie di Pilkada Gorut |
![]() |
---|
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Bicara Perluasan Ibu Kota hingga Alasan Enggan Tanggapi Fitnah |
![]() |
---|
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Ungkap Kendala Program Agromaritim hingga Alasan ke Jakarta |
![]() |
---|
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Sukseskan Program Prabowo hingga Dapat 58 Traktor Besar |
![]() |
---|
Alasan Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Nginap di Rumah Warga hingga Turunkan Angka Kemiskinan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.