Pembunuhan di Tilango Gorontalo
Siasat Bayu Efendi Jebak dan Bunuh Aldi Lanti di Tilango Gorontalo, Berpura-pura Jadi Orang Lain
Bayu Efendi alias BE (22), seorang pedagang asal Desa Lauwonu, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Bayu Efendi alias BE (22), seorang pedagang asal Desa Lauwonu, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.
Ia membunuh Rivaldi Lanti alias Aldi (22), warga Siendeng, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo.
Motif pembunuhan ini adalah kecemburuan Bayu setelah ia menemukan percakapan antara istrinya dengan korban.
Bayu kemudian menjebak Aldi. Ia menggunakan ponsel istrinya untuk mengatur pertemuan.
Tanpa curiga, Aldi menyetujui ajakan tersebut, tidak menyadari bahwa yang mengajaknya adalah Bayu.
Keduanya bertemu di jalan kawasan perbatasan Desa Lauwonu dan Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.
Begitu Aldi tiba di lokasi, Bayu langsung gelap mata dan menusuk dada korban sebanyak lima kali hingga tewas di tempat.
Saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, motif pelaku pembunuhan ini dibenarkan oleh pihak kepolisian.
“Motif dari pelaku adalah cemburu,” ungkap Iptu Wawan Suryawan, Kasi Humas Polres Gorontalo, Kamis (14/8/2025).
Setelah memastikan korban tewas, Bayu langsung menuju Polsek Telaga untuk menyerahkan diri.
Kasus ini telah ditangani oleh Polres Gorontalo. Bayu Efendi sudah ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.
Sementara itu, jenazah Aldi telah dimakamkan pagi tadi sekira pukul 09.00 Wita di rumah orang tuanya.
Baca juga: Pembunuhan di Tilango Gorontalo, Warga Bongkar Asal Usul Terduga Pelaku
Awal penemuan korban

Warga Gorontalo digemparkan oleh penemuan mayat seorang pria tak beridentitas yang tewas bersimbah darah.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (13/8/2025) malam di perbatasan Desa Lauwonu dan Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. TKP tepat di depan rumah warga bernama Anton.
Kabar penemuan ini menyebar cepat di media sosial, dengan banyak foto korban beredar di Facebook.
Saat tim TribunGorontalo.com mengunjungi lokasi kejadian pada Kamis (14/8/2025) pagi, polisi telah memasang tanda pada titik penemuan mayat.
Posisi sepeda motor korban juga ditandai, hanya berjarak sekitar 3-4 meter dari jasadnya.
Bekas darah yang menggumpal masih terlihat jelas di beberapa titik.
Menurut Anton, area di sekitar rumahnya memang sepi pada malam hari, bahkan setelah salat Maghrib.
Minimnya penerangan jalan dan ketiadaan kamera pengawas atau CCTV membuat lokasi tersebut rawan tindak kejahatan.
Anton mengaku tidak berada di rumah saat kejadian. Ia baru mengetahui adanya pembunuhan di depan rumahnya setelah kembali dan melihat suasana yang sudah ramai.
"Saya tahu jika tepat persis di depan rumah saya adalah lokasi pembunuhan baru saat kondisi sudah ramai," jelas Anton.
(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.