Human Interest Story

Kisah Cinta Napi Gorontalo, Ridwan Kalatif Menikahi Mantan Kekasih di Dalam Lapas

Jeruji besi menjadi saksi bisu kisah cinta Ridwan Kalatif alias Muci, seorang narapidana di Lapas Kelas IIA Gorontalo. 

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu
KISAH NAPI -- Ridwan Kalatif saat ditemui TribunGorontalo.com, Selasa (5/8/2025). Ridwan Kalatif menceritakan pernikahannya dengan mantan kekasih di dalam lapas. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Jeruji besi menjadi saksi bisu kisah cinta Ridwan Kalatif alias Muci, seorang narapidana di Lapas Kelas IIA Gorontalo. 

Sudah enam tahun Muci menjalani masa tahanan dari vonis 14 tahun yang diterimanya pada tahun 2019. 

Namun, di tengah masa kelam itu, Ridwan kembali dipertemukan dengan seorang wanita. 

Kisah cinta keduanya bersemi kembali saat sang wanita datang ke Paguyaman, kampung halaman Muci. 

Dari keluarga Muci, ia mengetahui bahwa Muci kini berada di dalam Lapas.

"Awalnya dia ke Paguyaman dulu ketemu keluarga saya. Kata keluarga, saya sudah di dalam Lapas," ujar Muci  kepada TribunGorontalo.com, Selasa (5/8/2025).

Saat itu, Muci sudah tiga tahun menjalani masa hukuman. 

Tak pernah ia bayangkan bahwa wajah yang datang menjenguk di antara ratusan pengunjung adalah milik mantan kekasihnya.

"Saya lihat dia membesuk. Saya ikuti, dan ternyata dia besuk saya juga," ucapnya sambil tersenyum mengenang momen tak terduga itu.

Kunjungan tersebut menjadi awal dari benih cinta yang kembali tumbuh. 

Sang wanita, yang saat itu masih berstatus istri orang lain, secara rutin datang menjenguk. Mereka kembali membangun komunikasi dan menambal masa lalu yang sempat terputus oleh waktu dan keadaan.

"Setelah putusan cerai, dia mengajukan pernikahan di dalam Lapas," ungkap Muci penuh syukur.

Pada 15 Januari 2025, ikrar cinta mereka diresmikan. 

Baca juga: Napi Gorontalo Ini Dapat Amnesti Presiden tapi Telah Meninggal Dunia

Di dalam Lapas, di bawah pengawasan petugas, tanpa gaun mewah atau pesta megah, Muci dan wanita yang pernah ia cintai resmi menjadi suami istri. 

Sebuah pernikahan yang mungkin tak biasa, tetapi penuh makna dan ketulusan.

Kini, pasangan itu telah berpindah domisili ke Kabupaten Bone Bolango. Mereka merajut harapan baru meski masih dibatasi oleh tembok dan kawat berduri. 

Bagi Muci, kisah cintanya adalah sumber kekuatan dan penyemangat untuk terus melangkah menjalani sisa masa tahanan dengan hati yang lebih ringan.

Selain itu, dari balik jeruji, Muci juga menemukan cara lain untuk membangun harapan, yaitu dengan menjahit.

"Saya mulai menjahit sekitar tahun 2021, jadi sudah sekitar 4 tahun," ujarnya.

Awalnya, Muci tidak tahu-menahu soal dunia jahit-menjahit. 

Namun, pelatihan selama lima hari di Lapas menjadi awal mula ia menekuni keterampilan ini.

"Alhamdulillah, sudah bisa semuanya, seperti jahit baju dan berbagai jenis pakaian lainnya," katanya bangga.

Dari keterampilan itu, Muci bisa meraup keuntungan hingga Rp70 ribu per potong pakaian. 

Meski tidak selalu ada pesanan, beberapa petugas Lapas pun tak segan mempercayakan baju mereka untuk dijahit oleh Muci.

Cinta, harapan, dan kerja keras. Tiga hal yang kini menyelimuti hari-hari Muci di balik jeruji. Bahwa sekalipun seseorang sedang menebus kesalahan masa lalu, harapan akan masa depan tetap bisa dijahit, benang demi benang, dengan hati yang baru.

 


 (TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved