Peringatan Tsunami Gorontalo
Warga Lansia dan Anak-anak di Pohe Gorontalo Mengungsi Akibat Peringatan Dini Tsunami
-Sejumlah warga di Kelurahan Pohe Kecamatan Hulothalangi Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo memilih mengungsi ke dataran tinggi.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo --Sejumlah warga di Kelurahan Pohe Kecamatan Hulothalangi Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo memilih mengungsi ke dataran tinggi.
BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami akibat dampak dari gempa bumi magnituso 8,7 di dekat pesisir timur Kamchatka, Rusia.
Tsunami diperkirakan akan tiba di Gorontalo pada Rabu pukui 16:39:54 Wita.
Sebagian warga lanjut usia (lansia) hingga anak kecil telah diantar keluarganya ke dataran tinggi
Beberapa kepala keluarga pun berbondong-bondong naik becak motor (bentor) naik ke buktit pada pukul 15.29 Wita
Imran Ibrahim warga Kelurahan Pohe mengungkapkan lebih banyak yang mengungsi dari orang tua yang sudah tidak mampu lagi berjalan.
"Paling banyak itu orang tua, kan sudah susah jalan. Kemudian anak-anak kecil," ungkapnya.
Kemudian anak muda dan dewasa rata-rata masih berada rumahnya masing-masing.
"Kalau kami-kami ini masih bertahan. Bisa kelihatan juga tsunami dari sini jadi bisa lari ke gunung," ujarnya.
Ia mengaku alasannya bertahan karena taku isi rumahnya dicuri.
"Kan sekarang banyak kejahatan jadi kalau kita kosongkan rumah. Bisa-bisa ada yang mencuri," jelasnya.
Roman Ali Warga Kelurahan Pohe menyatakan sebagai besar warga tidak panik. Menurutnya masyarakat di pesisir tidak kaget lagi dengan adanya tsunami ini.
"Kami ini sudah lama hidup di pinggiran laut. Jadi ombak besar pun kami sudah biasa," bebernya.
Sehingga sebagian besar kaum laki-laki tidak panik dengan adanya informasi tersebut.
Namun kaum ibu-ibu paling banyak yang panik dengan adanya informasi tsunami ini.
"Hanya ibu-ibu ini paniknya bukan main. Sudah grasak-grusuk ke sana kemari," terangnya.
BMKG Imbau Warga Gorontalo untuk Tetap Tenang dan Jauhi Pantai Imbas Status Waspada Tsunami
Andri Wijaya Bidang, Kepala Stasiun Geofisika Kelas II BMKG Gorontalo mengatakan untuk warga Gorontalo tidak perlu panik dengan adanya informasi tsunami.
"Tidak perlu panik, Tenang," ujarnya kepada TribunGorontalo.com, Rabu (30/7/2025).
Tsunami yang diperkirakan akan terjadi pada pukul 16.39 Wita ini diprediksi dengan ketinggian air 0 - 0,5 meter.
Ketinggian tsunami dengan status waspada diperkirakan kurang dari 0,5 meter saat tiba dipantai dan biasanya hanya berdampak di pesisir tidak sampai ke daratan jauh.
Meskipun begitu, Andi meminta kepada seluruh warga Gorontalo untuk membatasi aktivitas di wilayah pesisir.
"Kuncinya itu tetap tenang, Jangan dulu beraktivitas di pesisir, jangan dulu mandi di pantai," imbuhnya.
Wilayah yang menjadi fokus utama tsunami ini adalah pantai bagian Selatan Gorontalo yakni Pantai Leato Selatan,Talumolo, Tenda, Pohe dan Tanjung Kramat.
Namun, Andri menegaskan ini bukanlah tsunami besar seperti yang terjadi di Provinsi lain.
"Jangan berpikir ini kayak tsunami di Aceh, itu nggak," tandasnya.
Andri berharap warga dapat tenang dengan pemberitaan tsunami yang ada dan tetap memantau informasi selengkapnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Gorontalo merilis tsunami ini diprediksi akan menerjang wilayah Kota Gorontalo dengan estimasi waktu di pukul 16.39 Wita pada 30 Juli 2025.
Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status Waspada (ketinggian Tsunami kurang dari 0.5m), di wilayah :
- Talaud (ETA 14:52:24 WITA)
- Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA)
- Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)
- Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)
- Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)
- Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)
- Supiori (ETA 16:21:54 WIT)
- Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)
- Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)
- Sarmi (ETA 16:30:24 WIT)
Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah tersebut untuk tetap tenang dan menjauhi pantai.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.
Tsunami ini merupakan imbas dari gempa berkekuatan 8,7 magnitudo yang mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia pada Rabu, (30/7/2025) pukul 06.24 WIB.
Gempa tektonik ini juga mengakibatkan tsunami di beberapa negara yakni Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka ( Kurile-Kamchatka Trench ). Gempabumi ini memiliki mekanisme naik ( thrust fault ).
Tsunami Rusia Berpotensi Menghantam Indonesia, Pemda dan Masyarakat Diminta Mengosongkan Pantai Hingga Dua Jam
Gempabumi berkekuatan 8,7 skala richter yang berpusat di lepas pantai timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7) pada pukul 08.25 waktu setempat atau 23.25 GMT, telah memicu terjadinya tsunami ke wilayah Asia-Pasifik.
Hasil analisa data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gelombang tsunami itu turut berpotensi melanda sejumlah wilayah Indonesia, mulai dari Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara, Halmahera Utara di Maluku Utara, Raja Ampat bagian utara, Manokwari dan Sorong bagian utara di Papua Barat serta Biak Numfor dan Supiori di Papua.
Menurut analisa sementara, tinggi gelombang tsunami yang berkisar kurang lebih 50 sentimeter ini akan tiba di Kepulauan Talaud pada pukul 13.52 WIB, Halmahera Utara pada 14.04 WIB, Manokwari pada 14.08 WIB, Raja Ampat bagian utara pada 14.18 WIB, Biak Numfor pada 14.21 WIB, Supiori pada 14.21 WIB dan Sorong bagian utara pada 14.24 WIB.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta seluruh pemerintah daerah khususnya di sejumlah wilayah terkait agar segera menyiapkan skenario peningkatan kesiapsiagaan masyarakat yang berada di wilayah pesisir.
Masyarakat dihimbau untuk tidak mendekati wilayah garis pantai dalam periode satu jam sebelum hingga dua jam setelah pada waktu yang telah ditentukan.
Tsunami Setinggi 50 Sentimeter Dapat Membunuh
Perlu digaris bawahi bahwa meski ada potensi tsunami setinggi 50 sentimeter, namun hal itu dapat menghilangkan nyawa manusia. Menurut catatan terdahulu, tsunami yang terjadi di Tohoku Jepang pada 2011 telah menyebabkan satu warga di Papua meninggal dunia tepatnya di teluk Youtefa.
Tsunami setinggi 50 sentimeter dapat beramplifikasi dan ketinggiannya berpotensi meningkat jika gelombangnya menerjang wilayah teluk. Kejadian di teluk Youtefa, Papua menjadi bukti di mana pada saat itu dinyatakan bahwa gelombang tsunami Tohoku di Jepang akan menerjang wilayah Papua dengan ketinggian muka air 50 sentimeter, namun ketika gelombang memasuki wilayah teluk, tinggi gelombang meningkat menjadi 3,8 meter.
Di samping itu, hal yang juga harus diwaspadai adalah adanya gelombang tsunami susulan yang berpotensi lebih besar dan mungkin dapat merusak. Oleh sebab itu, BNPB meminta pemerintah daerah dan masyarakat agar mengikuti arahan untuk tetap menjauhi pantai dan mengosongkan segala aktivitas di pesisir hingga waktu yang telah ditentukan sebelumnya. (*/Jefri)
FOTO Suasana Pengungsi Akibat Peringatan Dini Tsunami Gorontalo Rabu 30 Juli 2025 Kemarin |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: BMKG Cabut Status Waspada Tsunami di Gorontalo, Peringatan Dini Resmi Berakhir |
![]() |
---|
Tak Ada Tsunami, Air Laut Pesisir Gorontalo Tampak Tenang hingga Ombak Mereda |
![]() |
---|
Seperti Tak Takut, Warga Gorontalo Padati Tangga Dua Ribu Demi Tonton Langsung Detik-detik Tsunami |
![]() |
---|
Gorontalo Waspada Tsunami - Warga Mengungsi, BPBD Terapkan Protokol Waktu Rawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.