Peringatan Tsunami Gorontalo
Viral Sirene Peringatan Tsunami di Gorontalo Sudah Berbunyi, Danlanal: Itu Hoaks
Kekhawatiran masyarakat Kota Gorontalo meningkat setelah adanya pengumuman peringatan dini tsunami pasca gempa besar di Rusia.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Kekhawatiran masyarakat Kota Gorontalo meningkat setelah adanya pengumuman peringatan dini tsunami pasca gempa besar di Rusia.
Di tengah situasi darurat ini, informasi tidak akurat dapat memicu kepanikan.
Salah satu isu yang beredar di media sosial adalah bunyi sirene atau alarm tanda bahaya tsunami di Markas Komando (Mako) Pangkalan TNI AL Gorontalo.
Menanggapi hal tersebut, Komandan Lanal (Danlanal) Gorontalo, Letkol Laut (P) Hanny Chandra Sukma, langsung memberikan klarifikasi.
Ia menegaskan bahwa informasi mengenai dibunyikannya sirene atau alarm di Mako TNI AL adalah tidak benar dan merupakan hoaks.
"Saya juga mendengar berita itu, tetapi berita itu tidak benar, itu hoaks," kata Hanny saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, Rabu (30/7/2025).
Letkol Hanny juga menjelaskan bahwa TNI AL tidak memiliki kewenangan dalam status bahaya tsunami. Kewenangan penuh berada pada BPBD.
TNI AL tidak punya kewenangan dalam status bahaya tsunami selain BPBD," jelasnya.
Meskipun demikian, Letkol Hanny menambahkan bahwa pihaknya terbuka menerima warga yang mengungsi karena lokasi Mako berada di kawasan tinggi dan aman dari ancaman gelombang laut.
Sebagai respons cepat terhadap situasi, ia telah menginstruksikan jajarannya untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat.
"Kami mengimbau kepada nelayan untuk tidak melaut dulu dan masyarakat agar waspada," katanya.
Imbauan ini dikeluarkan setelah pihaknya melakukan koordinasi melalui rapat virtual bersama Basarnas, BPBD, dan BMKG. Meskipun potensi tsunami yang dilaporkan hanya setinggi 0,5 meter, kewaspadaan tetap dikedepankan.
Sebagai bentuk tanggap darurat, Lanal Gorontalo juga telah menyiapkan tempat pengungsian di Mako, yang saat ini telah digunakan oleh sekitar 30 warga dari Kelurahan Leato Selatan dan sekitarnya.
Bahkan, mereka menerima permintaan untuk mengevakuasi pasien dari rumah sakit yang berada di wilayah pesisir.
"Kami juga mendapat permintaan untuk mengevakuasi pasien-pasien rumah sakit yang ada di pesisir pantai," ungkap Letkol Hanny.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.