Berita Gorontalo
Masalah Ekonomi Bikin Warga Gorontalo Sering Stres, Laki-Laki Paling Rentan
Tren kesehatan mental di Provinsi Gorontalo makin mencuat dalam beberapa tahun terakhir.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Tren kesehatan mental di Provinsi Gorontalo makin mencuat dalam beberapa tahun terakhir.
Ironisnya, tren ini menunjukkan tanda-tanda yang memprihatinkan karena kasus stres hingga bunuh diri masih kerap terjadi.
Tahun 2023 lalu, sejumlah kasus bunuh diri di Gorontalo tercatat masih berkaitan erat dengan masalah kesehatan mental yang tak tertangani.
Permasalahan yang memicu stres pun bervariasi, mulai dari persoalan keluarga, hubungan dengan pasangan, hingga tekanan ekonomi yang kian menghimpit.
Fenomena ini turut diakui oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, para psikolog klinis, hingga sejumlah warga yang merasakan sendiri tekanan tersebut.
Baca juga: Pengendara di Gorut Masih Bandel, Helm Tak Dipakai, Surat Tak Lengkap
Ketua Tim Kerja UPL, Keswa dan Napza, Helen Kadir, menjelaskan sebagian besar masyarakat Gorontalo yang mengalami stres didominasi oleh usia dewasa.
Faktor ekonomi disebut jadi pemicu paling besar.
"Kalau orang dewasa lebih ke ekonomi dan permasalahan rumah tangga dan itu permasalahan lebih besar yang kami temui," ujar Helen saat ditemui Tribun Gorontalo, Senin (21/7/2025).
Untuk kalangan anak-anak dan remaja, masalah kesehatan mental lebih banyak dipengaruhi kondisi keluarga dan penggunaan gadget berlebih.
"Kalau anak-anak itu pertama gadget yang kedua perceraian orang tua," sebut Helen.
Laki-Laki Lebih Rentan, Kenapa?
Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Gorontalo, Christy Ruth Titiari Nainggolan, mengungkapkan stres dan depresi di Gorontalo mayoritas dipicu masalah relasi sosial yang buruk, mulai dari pasangan, orang tua, hingga tekanan pekerjaan.
"Kebanyakan masalah relasi, baik kepada pasangan, orang tua, dan pekerjaan," beber Christy.
Data statistik rinci memang masih digarap, tetapi keluhan yang diterima para psikolog sebagian besar mengarah ke persoalan itu.
"Karena data statistik belum kita telusuri lebih mendalam tapi ini sesuai dengan keluhan yang kita dapat di lapangan," tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.