Wisata Gorontalo
Sejarah Rumah Alam Dunggala Gorontalo, Berawal dari Inisiatif Komunitas Peduli Satwa
Rumah Alam Dunggala semakin dikenal para pecinta satwa di Provinsi Gorontalo.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Rumah Alam Dunggala semakin dikenal para pecinta satwa di Provinsi Gorontalo.
Tidak hanya sekadar destinasi wisata, tempat ini menjadi rumah edukasi bagi pelajar.
Adalah Komunitas Gorontalo Peduli Satwa (GPS), pencetus Rumah Alam Dunggala.
Diceritakan Noval Ahmad, anggota GPS, Rumah Alam Dunggala tidak tercipta secara spontan.
"Dulu kami masih pindah-pindah kalau ada kegiatan, biasa di mall di Taruna Remaja, pokoknya pindah-pindah," kenang Noval Ahmad kepada TribunGorontalo.com, Minggu (20/7/2025).
Pengelola Rumah Alama Dunggala itu menyebut hewan-hewan peliharaan komunitas GPS disimpan di rumah masing-masing anggota.
Namun berkat inisiasi solidaritas antarteman, lahirlah Rumah Alam Dunggala, wisata edukasi satwa yang terletak di Desa Dunggala, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
"Ini semua berawal dari kecintaan terhadap satwa dan keinginan untuk mengedukasi masyarakat, terutama anak-anak," ujar Noval mengenang perjalanan komunitasnya.
Rumah Alam Dunggala didirikan pada akhir tahun 2023.
Baca juga: Kasus Wanita Curi Pakaian di Rumah Pernik Gorontalo Berakhir Damai, Begini Kata Polisi
Tempat ini adalah perwujudan dari impian dan kerja keras komunitas GPS yang kini memiliki lebih dari 20 anggota aktif.
Masing-masing membawa serta kecintaan mereka pada satwa, mulai reptil, primata, hingga mamalia eksotik lainnya.
Lokasinya hanya sekitar 11 kilometer dari pusat Kota Gorontalo, dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 30 menit.
Setibanya di sana, pengunjung disambut oleh jembatan gantung yang membentang di atas aliran sungai, ditemani kicauan burung dan sejuknya udara alami.
Konsep wisata ini bukan hanya soal hiburan, tapi juga pendidikan.
Anak-anak dapat belajar langsung mengenal berbagai jenis hewan, memahami habitat, pola hidup, bahkan cara penanganannya.
Hewan-hewan seperti iguana, piton, rusa, monyet makaka, kucing bengal, kura-kura, dan lainnya ditampilkan dalam kandang-kandang edukatif yang aman dan nyaman.
Tak heran, sejak awal dibuka, tempat ini mendapat respons positif dari masyarakat. Sekolah-sekolah dari Bone Bolango hingga luar daerah rutin mengadakan kunjungan.
Meskipun sempat mengalami penurunan kunjungan saat tahun ajaran baru dimulai, Rumah Alam Dunggala tetap terbuka setiap hari dan mencatat 700–900 pengunjung per bulan.

Baca juga: Rumah Alam Dunggala Gorontalo, Wisata Edukasi Satwa untuk Anak-anak
Harga tiket masuk sebesar Rp 5.000 untuk anak-anak dan Rp 15.000 untuk dewasa. Biaya parkir yang ramah di kantong, Rumah Alam Dunggala menjadi pilihan keluarga yang mencari wisata edukatif berkualitas.
Fasilitas yang tersedia juga cukup lengkap seperti mushola, spot swafoto, tempat karaoke, ayunan, hingga villa untuk menginap.
Akses ke aliran sungai pun disediakan bagi pengunjung yang ingin menikmati alam lebih dekat.
Saat ini, kawasan seluas 1,1 hektare tersebut masih berstatus sewa selama 10 tahun.
Namun pengelola berencana memperluasnya menjadi dua hektare demi mendapatkan izin resmi sebagai taman satwa, yang akan memungkinkan mereka menambah koleksi hewan dan meningkatkan kualitas edukasi.
"Biar juga kita bisa tambah hewan, kalau sudah punya izin, kita bisa barter hewan-hewan dari taman safari,"
Lebih dari sekadar destinasi wisata, Rumah Alam Dunggala adalah bukti bahwa dari kecintaan yang tulus dan kebersamaan komunitas, sesuatu yang besar bisa terwujud.
(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.