Beras Oplosan
26 Merek Beras Oplosan Dibeber, Termasuk Sania dan Ayana, Diduga Tak Sesuai Standar Nasional
Menteri Pertanian membongkar adanya praktik oplosan di bahan pangan. Oplosan itu terjadi di beras, salah satu makanan utama masyarakat Indonesia.
TRIBUNGORONTALO.COM -- Menteri Pertanian membongkar adanya praktik oplosan di bahan pangan.
Oplosan itu terjadi di beras, salah satu makanan utama masyarakat Indonesia..
Beras yang diduga oplos ini merupakan beras biasa yang dikemas dalam kemasan yang premium.
Sehingga harga pun melonjak.
Dilansir dari TribunManado.co.id, Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan menemukan sebanyak 212 merek beras tak sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Modus seperti itu sudah berlangsung sangat lama.
Hingga merugikan masyarakat cukup besar juga.
Kasus tersebut pun kini sudah ditangani oleh pihak kepolisian.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap salah satu modusnya, yakni pencantuman label yang tidak sesuai dengan kualitas beras sebenarnya atau sering disebut oplosan.
Amran mencontohkan, sebanyak 86 persen dari produk yang diperiksa mengklaim sebagai beras premium atau medium, padahal hanya beras biasa.
Ada pula modus pelanggaran yang mencakup ketidaksesuaian berat kemasan, di mana tertulis 5 kilogram (kg) namun hanya berisi 4,5 kg.
"Artinya, beda 1 kg bisa selisih Rp2.000-3.000/kg. Gampangnya, misalnya emas ditulis 24 karat, tetapi sesungguhnya 18 karat. Ini kan merugikan masyarakat Indonesia," kata Amran di Makassar, Sabtu (12/7/2025).
Akibat praktik kecurangan itu menurut Amran, kerugian yang diderita masyarakat tak tanggung-tanggung. Nilainya ditaksir mencapai Rp99,35 triliun setiap tahun.
"Selisih harga dari klaim palsu ini bisa mencapai Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram. Jika dikalikan dengan volume nasional, potensi kerugian masyarakat bisa mencapai hampir
Rp100 triliun," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa praktik semacam ini bukan kali pertama terjadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.