Universitas Negeri Gorontalo
Nama 11 Guru Besar UNG yang Dikukuhkan, Rektor Ingatkan Kontribusi Pengembangan Daerah
11 Guru Besar Universitas Negeri Gorontalo (UNG) resmi dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka yang digelar di Gedung Auditorium UNG, Selasa (24/6/2025)
Prof Dr Nurdin SP MSi resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dengan kepakaran Survei Tanah dan Evaluasi Lahan.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Rekacipta dan Inovasi Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung Berbasis Kualitas Lahan dan Produksi Optimum”, Prof. Nurdin menegaskan pentingnya pendekatan baru dalam evaluasi kesesuaian lahan pertanian, khususnya untuk tanaman jagung.
Prof. Nurdin mengaitkan pentingnya tanah dalam sejarah peradaban, dari Mesopotamia hingga Nusantara, serta dalam perspektif agama.
Seiring meningkatnya kebutuhan dan terbatasnya sumber daya lahan, Prof. Nurdin menyoroti ketidaksesuaian antara hasil evaluasi lahan konvensional yang berbasis kriteria FAO 1976 dengan realitas produksi di lapangan.
“Sering kali lahan yang dinilai kurang sesuai (kelas S3), justru mampu menghasilkan produksi hingga 8 ton per hektar,” ungkapnya.
Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan baru yang lebih realistis dan akurat dalam penentuan kesesuaian lahan.
Prof. Nurdin menelaah beberapa kriteria kesesuaian lahan jagung yang selama ini digunakan oleh para ahli, seperti Zainuddin, Ritung, dan Wahyunto, yang memuat antara 11–12 kualitas lahan dan 21–24 karakteristik.
Namun menurutnya, banyaknya variabel ini justru menyulitkan dalam penyusunan perencanaan tata ruang wilayah, RPJM, dan dokumen kebijakan lainnya, serta mengurangi akurasi data.
Sebagai solusi, Prof. Nurdin memperkenalkan inovasi kriteria kesesuaian lahan baru yang berbasis pada varietas jagung (lokal, komposit, dan hibrida), serta menggunakan pendekatan ilmiah dengan metode SEM-PLS dan Boundary Line.
Hasilnya, ditemukan bahwa jumlah kualitas dan karakteristik lahan yang relevan jauh lebih sedikit, namun lebih tepat sasaran.
Untuk varietas lokal, hanya lima kriteria utama yang dinilai penting: ketersediaan oksigen, media perakaran, retensi hara, hara tersedia, serta bahaya erosi dan penyiapan lahan.
Varietas komposit hanya memerlukan tiga: media perakaran, retensi hara, dan hara tersedia. Sementara varietas hibrida kembali menekankan lima elemen, meskipun dengan fokus yang lebih adaptif terhadap kondisi lahan spesifik.
“Inovasi ini menjadikan kriteria kesesuaian lahan lebih responsif terhadap variasi kualitas dan karakteristik lahan di lapangan, serta disusun berdasarkan produksi optimum masing-masing varietas jagung,” ujarnya.
Sebagai penutup, Prof. Nurdin menekankan bahwa meskipun kriteria baru ini lebih efisien dan adaptif, ia masih terbatas pada wilayah dataran rendah beriklim tropis. Oleh karena itu, diperlukan perluasan kajian ke wilayah dataran tinggi agar kriteria ini dapat digunakan lebih luas secara nasiona. (***)
UNG Peroleh Izin Buka Program Doktor Ilmu Pertanian, Siap Cetak Doktor Pertanian Berdaya Saing |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN UNG Sulap Batok Kelapa Jadi Produk Ekonomi di Desa Permata Kabupaten Gorontalo |
![]() |
---|
Nano Grow, Inovasi Mahasiswa UNG untuk Petani Gorontalo |
![]() |
---|
UNG dan IPB Kolaborasi Dukung Implementasi Program Ekspedisi Patriot untuk Pembangunan Nasional |
![]() |
---|
UNG dan Kejati Gorontalo Gelar Seminar Ilmiah Bahas Follow the Asset Follow the Money dalam Hukum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.