WN Brasil Jatuh

Kondisi Pendaki Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, 5 Hari Evakuasi Bikin Akun Prabowo Diserbu WNA

Proses evakuasi Warga Negara Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani masih terus dilakukan. Wanita bernama Juliana De Souza Pereira Marins dikabar

Editor: Ponge Aldi
Dok. Humas SAR Mataram
WNA BRASIl JATUH - Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap pendaki asal Brasil yang jatuh di Cemara Nunggal, Gunung Rinjani 

TRIBUNGORONTALO.COm - Proses evakuasi Warga Negara Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani masih terus dilakukan.

Wanita bernama Juliana De Souza Pereira Marins dikabarkan jatuh sejak Sabtu 21 Juni 2025 sekitar pukul 06.30 Wita.

Kini masuk 5 hari berlalu, korban belum berhasil dievakuasi dari kedalaman 600 kedalaman jalur Cemara Nunggal.

Warganet asal Brasil pun menyebut akun media sosial Presiden Prabowo Subianto. Mereka menyebut lambatknya proses evakuasi.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii menyebut pendaki wanita asal Brasil teresebut sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
 
Syafii menjelaskan 7 orang penyelamat yang telah diturunkan tim SAR gabungan telah berhasil menjangkau ke kedalaman 400 meter, Selasa (24/6/2025) pukul 16.52 Wita. 

Kemudian pukul 18.00 Wita, satu orang penyelamat dari Basarnas atas nama Hafid Hasadi, berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter. 

"Yang kita sebut datum poin dimana sebelumnya kita perkirakan korban ada di posisi kedalaman 400 meter dan ternyata setelah kita bisa menjangkau korban, ternyata ada pergeseran turun ke bawah lagi di kedalaman 600 meter," kata Syafii.

 Petugas lalu memeriksa korban dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan. 

"Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan," Kata Syafii.

Kemudian pada pukul 18.31 Wita, 3 personil dari potensi SAR atas nama Samsul Fadli dari Unit Lombok Timur, Agam dan Tio dari Rinjani Squad, menyusul diturunkan untuk mendekati korban. 

Selanjutnya dilaksanakan Wrapping Survivor terhadap korban. Setelah mendapatkan informasi tentang kondisi korban, tim SAR gabungan yang berada di LKP (posisi terkahir korban) langsung menyiapkan sistem evakuasi. 

Tim penyelamat berjumlah 7 orang yang telah diturunkan, malam ini melaksanakan flying camp. 

"3 orang di anchor point kedua di kedalaman 400 meter dan 4 orang berada bersama-sama dengan korban di datum point di kedalaman 600 meter," kata Syafii. 

Karena cuaca yang tidak memungkinkan dengan jarak pandang yang sangat terbatas, maka diputuskan evakuasi korban akan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2025 pukul 06.00 Wita.  

Dari hasil koordinasi, evakuasi korban akan dilaksanakan dengan metode lifting atau korban akan diangkat ke atas. Kemudian dari LKP korban akan dievakuasi menyusuri rute pendakian menuju posko Sembalun dengan cara ditandu.

"Selanjutnya pesawat yang sudah kita standby kan nanti di posko Sembalun akan melaksanakan evakuasi medis udara menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara di Polda NTB.

Pihaknya berharap evakuasi korban bisa berjalan dengan lancar dan aman. 

Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani

Seorang turis asal Brasil, Juliana Marins (26), dilaporkan terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/6/2025).

Peristiwa ini menyita perhatian publik karena proses evakuasi yang kompleks serta lokasi jatuh yang ekstrem.

Berdasarkan laporan terakhir, dan pernyataan Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam siaran persnya, Selasa (24/6/2025) siang, korban diduga kuat telah meninggal dunia.

Berikut kronologi kejadian jatuhnya turis asal Brasil, Juliana Marins di “jalur neraka” Gunung Rinjani berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun.

- Pendakian Menuju Puncak

 Juliana Marins melakukan pendakian ke Gunung Rinjani bersama enam orang rekannya dan seorang pemandu lokal. Mereka memilih jalur Sembalun dan pada Sabtu (21/6/2025) dini hari.

Juliana melanjutkan perjalanan menuju puncak bersama lima pendaki lain dan pemandu.

Saat tiba di titik Cemara Nunggal, Juliana dilaporkan merasa kelelahan dan diminta oleh pemandu untuk beristirahat.

Pemandu kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak bersama kelima pendaki lainnya, meninggalkan Juliana sendirian di titik istirahat.

- Hilangnya Kontak dan Penemuan Awal

Saat Juliana tidak kunjung menyusul rombongan, pemandu memutuskan kembali ke lokasi tempat Juliana terakhir beristirahat.

Namun, Juliana tidak ditemukan di sana. Dari titik tersebut, pemandu melihat cahaya senter di bawah jurang yang mengarah ke Danau Segara Anak.

Ia menduga cahaya itu berasal dari Juliana yang terjatuh dan segera menghubungi otoritas untuk meminta bantuan.

- Tim SAR Diterjunkan

Laporan pertama diterima sekitar pukul 06.30 WITA pada Sabtu, (21/6/2025). Tanggapan cepat datang dari tim gabungan yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Basarnas Mataram, Polsek Sembalun, Emergency Medical Hikers Community (EMHC), serta SAR Lombok Timur.

Tim SAR segera bergerak menuju lokasi dengan membawa peralatan vertical rescue. Pada pukul 12.00 WITA, tim telah mencapai Pos 4 dan mulai mendekati lokasi dugaan jatuhnya korban.

Meski begitu, evakuasi belum dapat dilakukan segera karena medan ekstrem dan cuaca buruk.

- Penemuan dan Dugaan Kematian

Tiga hari pascakejadian, pada Selasa (24/6/2025), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengonfirmasi bahwa Juliana diduga telah meninggal dunia.

Pernyataan tersebut berdasarkan hasil pencarian tim SAR yang menggunakan drone thermal milik Kantor SAR Mataram.

“Korban ditemukan pada kedalaman sekitar 400 meter dari titik awal jatuhnya. Diperkirakan dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Widi dalam siaran pers.

Tim SAR mengaku kesulitan mengevakuasi tubuh Juliana karena kondisi geografis yang sangat terjal dan cuaca yang tidak bersahabat.

Operasi SAR dilanjutkan dengan bantuan helikopter, drone thermal, dan dua pendaki profesional berpengalaman.

Netizen Brasil Minta Prabowo Evakuasi Warga Mereka yang Jatuh di Rinjani

Warganet Brazil menyerbu kolom komentar Instagram Presiden Indonesia Prabowo Subianto @prabowo.

Tindakan ini dilakukan warganet Brasil setelah ada wanita Brazil yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani.

Wanita bernama Juliana (27) tersebut jatuh di sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025), sekitar pukul 06.30 WITA.

Namun pencarian terhadap Juliana masih terkendala.

Hal ini membuat warganet Brazil menyerbu Instagram Presiden Prabowo.

@virginia.bra*** “Onde está Juliana ?? (Dimana Juliana??)”

@vazao*** “SOS JULIANA”

@pedagogiadavia*** “SOS Juliana “

@thalialopesofic “Queremos informações verdadeiras sobre a Juliana (Kami ingin informasi nyata tentang Juliana)”

Istana merespons netizen Brasil yang meminta agar Presiden RI, Prabowo Subianto, membantu proses evakuasi pendaki asal Brasil, yakni Juliana, yang jatuh di Gunung Rinjani, NTB.

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro mengatakan bahwa Istana akan segera membantu.

Apalagi, ketika ada masyarakat yang membutuhkan perhatian melalui media sosial Presiden, pemerintah pasti langsung membantu, seperti halnya yang dilakukan oleh para netizen Brasil yang menyerbu akun Instagram Prabowo untuk meminta bantuan itu.

 Untuk itu, Juri menuturkan, tim Prabowo pasti membantu warga yang sedang kesulitan.

"Ya nanti kita akan update ya perkembangannya mengenai apa langkah-langkah yang akan kita ambil untuk membantu,"  ujar Juri di Istana, Jakarta, Selasa (24/6/2025), dilansir Kompas.com.

Kendati demikian, selain masalah ini, banyak kasus juga yang diadvokasi oleh tim Presiden, jadi bukan hanya pendaki Brasil yang jatuh di Rinjani saja.

"Sebetulnya bukan hanya kasus ini, yang di Rinjani ya, tapi banyak kasus yang sampai ke Presiden yang oleh tim Bapak Presiden sedang diadvokasi," ungkapnya.

"Jadi ya semua sebetulnya, baik di medsosnya Presiden maupun medsosnya siapa saja, atau melalui jalur apa saja yang masuk ke Presiden akan diperiksa, akan diteliti, akan diverifikasi, dan sebisa mungkin akan diberikan bantuan," sambung Juri.

 Juri mengatakan, Prabowo tidak memperhatikan satu per satu kasus yang dikeluhkan, melainkan secara umum. 

Meski demikian, menurutnya, hal kecil pun pasti diperhatikan juga oleh Prabowo.

"Jadi tidak kasus per kasus sih, jadi secara umum itu menjadi perhatian Presiden. Dan Presiden tidak hanya memperhatikan hal yang makro, tetapi hal-hal yang kelihatannya kecil, kasuistik, orang per orang itu semua sepanjang sampai ke Presiden semua akan diperhatikan," ucapnya. (*/Kompas/Tribun)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved