Harga Bahan Pokok

Update Harga Bahan Pokok di Pasar Sentral Gorontalo, Beras hingga Ayam Pedaging Melonjak

Harga bahan pokok di Pasar Sentral Gorontalo mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. 

Editor: Fadri Kidjab
Mawar Hardiknas Tasya Datunsolang/Peserta Magang dari Universitas Negeri Gorontalo
HARGA BAHAN POKOK -- Kolase foto pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Cek update harga bahan pokok di Pasar Sentral Kota Gorontalo pada Rabu (18/6/2025). 

(Penulis: Mawar Hardiknas Tasya Datunsolang, Peserta Magang Universitas Negeri Gorontalo)

TRIBUNGORONTALO.COM – Harga bahan pokok di Pasar Sentral Gorontalo mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. 

Kenaikan harga paling mencolok terjadi pada komoditas beras jika dibandingkan bahan pokok lainnya.

Selain beras, minyak goreng, gula, garam, telur, dan daging ayam naik drastis.

Beberapa pedagang mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat. Bahkan sebagian di antaranya mengaku sudah "putus modal".

Ais Bosoan (58), mengaku kesulitan karena lonjakan harga beras di pasaran.

"Harga beras sekarang sudah naik jadi Rp720.000 satu koli, padahal biasa cuma Rp600.000. Yang paling enak itu dulu bisa Rp420.000, tapi sekarang kosong karena hujan. Beras tidak bisa dijemur, jadi rusak, hitam dan merah," kata Ais kepada TribunGorontalo.com, Rabu (18/6/2025).

Berikut harga bahan pokok sebagaimana pantauan TribunGorontalo.com pada Rabu (18/6/2025).

  • Beras Bandan Wangi: Rp14.000 per kilogram
  • Beras Pulo: Rp22.000 per kilogram/ Rp13.000 per liter. 
  • Minyak kelapa: Rp 11.000 per 600 gram
  • Gula pasir: 18.000 per kilogram/ Rp 9.000 per 500 gram
  • Garam: Rp 22.000 ribu per pak/ Rp 5.000 per empat bungkus
  • Harga telur ayam: Rp 50.000/ Rp. 54.000/ Rp 58.000 per bak (tergantung ukuran)
  • Ayam pedaging: Rp60.000 per ekor

Kenaikan harga bahan pokok ini membuat pembeli lebih selektif dalam berbelanja kebutuhan harian mereka.

Hal ini disampaikan langsung oleh Rahma (45).

“Saya biasanya beli beras 10 kilo, sekarang hanya ambil 5 kilo karena harga sudah naik. Minyak goreng dan telur juga mahal semua. Terpaksa dikurangi,” ujarnya.

Pendapat serupa dilontarkan Dedi (39). Ia mengungkapkan bahwa kenaikan harga cukup membebani keuangannya.

“Gaji tidak naik tapi harga-harga naik terus. Dulu bisa belanja satu kantong penuh, sekarang cuma dapat setengah. Kalau begini terus, susah hidup,” katanya.

Diketahui kenaikan harga bahan pokok terjadi sejak awal Juni 2025. 

Kenaikan harga disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai cuaca hujan yang menghambat proses penggilingan beras, terbatasnya pasokan dari luar daerah seperti Makassar, serta kurangnya pasokan dari petani lokal. 

Beberapa pedagang juga menyebutkan bahwa permintaan tinggi tidak diimbangi dengan ketersediaan stok.

Akibat kenaikan harga ini, pedagang mengaku mengalami penurunan pendapatan. Di sisi lain, pembeli mengurangi jumlah belanjaan mereka.

 

(TribunGorontalo.com/*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved