Berita Kabupaten Gorontalo

Damkar Kabupaten Gorontalo Ternyata Cuma Punya 5 Unit Armada Aktif Beroperasi

Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Gorontalo menghadapi tantangan serius dalam menjalankan tugas. 

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu
MINIM ARMADA -- Potret unit armada pemadam kebakaran (Damkar) di Kabupaten Gorontalo, Rabu (11/6/2025). Damkar Kabupaten Gorontalo saat ini membutuhkan armada tambahan untuk melayani 19 kecamatan. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Gorontalo menghadapi tantangan serius dalam menjalankan tugas. 

Saat ini hanya lima unit armada operasional, Damkar harus melayani kebutuhan penanggulangan kebakaran dan berbagai insiden. 

Damkar Kabupaten Gorontalo melayani masalah di 19 kecamatan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Damkar Kabupaten Gorontalo, Farid Taha, menyampaikan bahwa armada yang dimiliki saat ini sangat tidak memadai untuk menjangkau seluruh wilayah tersebut. 

“Saat ini kita hanya memiliki lima unit armada pemadam, terdiri dari dua unit Fuso, satu unit tangki, dan dua unit kendaraan jenis Jepang. Sebenarnya ada enam, hanya satu mengalami kecelakaan dan itu sudah rusak,” ungkap Farid, Rabu (11/6/2025).

Menurutnya, terakhir kali Kabupaten Gorontalo mendapatkan pengadaan unit Damkar adalah pada tahun 2021. 

Setelah itu, pihaknya rutin mengusulkan penambahan setiap tahun, namun hingga kini belum mendapat realisasi.

“Tiap tahun kita usulkan untuk ada penambahan, namun hingga kini belum terealisasi,” ungkapnya.

Farid menyebut jumlah armada yang ada sangat jauh dari kata cukup, jika didasarkan pada standar jarak, zonasi, wilayah, maupun jumlah penduduk. 

Berdasarkan standar kajiannya, idealnya satu unit armada Damkar ditempatkan di setiap radius 7 Kilometer (Km) , atau satu unit per 1.000 jiwa penduduk. 

Jika mengacu pada pembagian zonasi wilayah, dengan 19 kecamatan yang ada, maka dibutuhkan minimal 19 unit armada.

“Sehingga mengacu pada standar manapun, jumlah unit Damkar saat ini sangat jauh dari kebutuhan,” tegasnya.

Selain keterbatasan armada, Farid juga mengungkapkan bahwa posisi kelembagaan Damkar yang masih berada di bawah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menjadi kendala tersendiri.

“Jika Damkar ditempatkan di bawah BPBD, maka jalur koordinasinya ada pada dua kementerian, yakni BNPB dan Kementerian Dalam Negeri,” jelasnya.

Menurutnya, struktur seperti ini membuat jalur koordinasi menjadi panjang dan rumit. 

Farid menilai, akan lebih ideal jika Damkar berdiri sejajar atau menjadi dinas mandiri seperti di sebagian besar daerah lain di Indonesia.

Baca juga: Istri Sah Vs Pelakor Baku Sapu di Atas Ring Gorontalo, Catat Tanggal Mainnya

“Kalau lembaga sudah jelas dari atas sampai bawah, maka secara otomatis seluruh kewenangan berada pada satu dinas mandiri,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dari sekitar 500 kabupaten/kota di Indonesia, separuhnya telah memiliki Damkar yang berdiri secara mandiri. 

Sementara di Gorontalo, Damkar Kabupaten Gorontalo masih berada di bawah BPBD, berbeda dengan kabupaten/kota lain yang berada di bawah Satpol-PP. 

“Kalau kita hanya memadamkan api, mungkin permasalahannya tidak serumit ini,” ujar Farid.

Kendati berada dalam keterbatasan, Damkar Kabupaten Gorontalo tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. 

Saat ini, Damkar hanya memiliki 39 personel dan turut dibantu oleh relawan dari berbagai kecamatan.

“Dengan segala keterbatasan yang ada, kami tetap berusaha melakukan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” ucap Farid.

DATA KEBAKARAN DAN KEJADIAN LAIN

Sejak Januari hingga 11 Juni 2025, tercatat ada 20 kejadian kebakaran di Kabupaten Gorontalo

Dari jumlah tersebut, 18 di antaranya berhasil ditangani dan dua tidak tertangani. 

Wilayah dengan kejadian terbanyak berada di Kecamatan Limboto dan Kecamatan Telaga.

Selain penanganan kebakaran, Damkar juga menangani berbagai insiden lain seperti animal rescue dan human rescue.

Tercatat Damkar telah menangani enam kasus anjing liar, 10 kasus penanganan ular, 8 kasus biawak, serta 11 sarang lebah. 

Sementara untuk human rescue, termasuk melepas cincin dan evakuasi orang terkunci, terdapat empat kasus yang berhasil ditangani.

Ia menyebut bahwa masyarakat bahkan sering menghubungi Damkar untuk hal-hal di luar tupoksi kewenangan Damkar.

“Mereka sering menelpon karena tidak tahu harus minta tolong ke siapa lagi, ada itu yang minta tolong minta dipasang lampu di rumahnya,” tambahnya.

Selama 10 tahun bertugas di Damkar Kabupaten Gorontalo, Farid mengaku setiap laporan tahunan, secara keseluruhan kasus kebakaran, sebagian besar dapat ditangani. 

 


(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved