Berita Viral

Diteror Nomor Tak Dikenal dan Ngaku Rektor, 3 Mahasiswa di Baubau Penerima KIP Diperas Rp11 Juta

Ketiga mahasiswi tersebut mengaku telah dimintai uang oleh oknum yang mengaku sebagai rektor untuk dapat terdaftar sebagai penerima KIP

Kolase/Istimewa
TIGA MAHASISWA DIPERAS-Diteror Nomor Tak Dikenal dan Ngaku Rektor, 3 Mahasiswa di Baubau Penerima KIP Diperas Rp11 Juta. Kejadian ini terjadi di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana tiga mahasiswa melaporkan dugaan pemerasan dan pengancaman kepada pihak kepolisian. 

TRIBUNGORONTALO.COM-Sebanyak tiga mahasiswa menerima teror yang mengaku seorang rektor, hingga diperas Rp11 Juta.

Kejadian ini terjadi di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana tiga mahasiswa melaporkan dugaan pemerasan dan pengancaman kepada pihak kepolisian.

Ketiga mahasiswi tersebut mengaku telah dimintai uang oleh oknum yang mengaku sebagai rektor untuk dapat terdaftar sebagai penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Pada Sabtu, 17 Mei 2025, ketiga mahasiswi tersebut mendatangi SPKT Polres Baubau untuk melaporkan dugaan pemerasan.

Mereka mengaku diminta uang sebesar Rp9 juta untuk bisa lulus sebagai penerima KIP, dan setelah pencairan, mereka dimintai lagi uang administrasi sebesar Rp2 juta.

Baca juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio, Sagitarius Besok Kamis 22 Mei 2025: Cinta, Karier hingga Keuangan

Baca juga: Gegara Ditolak Minta Uang Rp400 ribu ke Mantan, Pemuda Sebar Video Mantan Tanpa Busana di Status WA

Sebelum melapor, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX melakukan kunjungan untuk mengkonfirmasi peristiwa ini dan meminta pihak kampus mengembalikan uang yang telah dibayarkan.

3 Mahasiswa di Kta Baubau Diteror dan Diperas
MAHASISWI LAPOR POLISI - Sebanyak tiga mahasiswi di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) lapor polisi dugaan pemerasan dan pengancaman. Ketiga mahasiswi tersebut mengadu ke SPKT Polres Baubau, Jalan Diponegoro, Kelurahan Wangkanapi, Kecamatan Wolio, Sabtu (17/5/2025). Dua di antara mahasiswa tersebut merupakan penerima KIP, sementara satu mahasiswi lainnya mengaku menerima teror setelah membantu dua rekannya tersebut.

Namun, setelah pengembalian, pihak kampus justru meminta lagi uang yang sama.

Teror Nomor Tak Dikenal

Setelah menolak untuk mengembalikan uang tersebut, ketiga mahasiswi mulai menerima teror dari nomor tidak dikenal.

Mereka diancam akan mendapatkan nilai jelek dan diminta untuk berhati-hati saat berada di jalan.

Salah satu korban, K, menjelaskan bahwa ia diminta membayar Rp9 juta untuk bisa terdaftar sebagai penerima KIP.

"Setelah saya membayar Rp9 juta, saya masuk sebagai peserta penerima KIP Desember 2024. Namun, setelah itu saya diminta lagi uang administrasi Rp2 juta," ungkap K.

Baca juga: 53 Persen Koperasi Merah Putih di Gorontalo Sudah Terbentuk, Target Rampung pada Mei 2025

Tanggapan Pihak Kampus

Rektor IKT Buton Raya, La Ode Muhammad Irwin Syawal, membantah adanya pungutan uang tersebut.

Ia menegaskan bahwa tidak ada biaya yang dibebankan kepada mahasiswa penerima KIP.

“Itu tidak benar, tidak sama sekali. Tidak ada pungutan sama sekali, bahkan kami diimbau terkait anak-anak yang menerima KIP Kuliah dikembalikan uang pendaftaran kalau memang mereka sudah membayar dan biaya-biaya yang termasuk dalam aturan kementerian,” jelasnya.

Namun, LLDikti Wilayah IX Bagian Akademik Kemahasiswaan, Ibrahim mengonfirmasi bahwa ada instruksi untuk mengembalikan uang yang telah dibayarkan mahasiswa KIP saat pendaftaran, yang berkisar antara Rp9 juta hingga Rp10 juta.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved