Curiga Demo Ojol Diselundupi Kepentingan Politik, KON Sebut Banyak Driver Pilih Tetap Narik

Andi mengaku merasa curiga ada semakin banyak pihak luar yang mencoba menunggangi isu driver ojol untuk kepentingan politik.

|
Editor: Andriyani
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI DEMO OJOL - Pengemudi ojek online dan taksi online menggelar aksi unjuk rasa "Menolak Tarif Murah", di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/6/2024). Sejumlah driver ojol memilih untuk tak mengikuti demonstrasi yang digelar hari ini, Selasa (20/5/2025) karena curiga ditunggangi kepentingan politik. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Sejumlah pengemudi atau driver ojek online memilih untuk tak mengikuti demonstrasi yang digelar hari ini, Selasa (20/5/2025).

Adapun para driver tersebut merupakan anggota komunitas Koalisi Ojol Nasional (KON), yang terdiri 295 komunitas mitra pengemudi ojol dari seluruh Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Presidium KON, Andi Kristianto.

Andi mengaku merasa curiga ada semakin banyak pihak luar yang mencoba menunggangi isu driver ojol untuk kepentingan politik.

Ia pun menambahkan, banyak kepentingan bisnis terselubung, tanpa memahami kondisi nyata ojol di lapangan. 

“Maka itu kami putuskan tidak ikut demo 20 Mei karena kami tidak ingin suara driver disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mau menyelundupkan agenda di luar kepentingan ojol."

"Perjuangan kami murni untuk kesejahteraan ojol dan harus tetap fokus pada solusi kongkret, bukan panggung politik,” kata Andi Kristianto, Ketua Presidium KON dikutip dari keterangan resminya, Selasa (20/5/2025).

Andi mengatakan, KON juga meragukan klaim bahwa aksi akan melibatkan 500.000 pengemudi.

Menurut Andi, mayoritas pengemudi tetap akan menjalankan aktivitas seperti biasa demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. 

Baca juga: Hari Ini Ribuan Ojol Demonstrasi, Bawa 5 Tuntutan Tarif hingga UU Transportasi

“Yang bilang ada 500.000 ojol demo itu bohong. Mayoritas ratusan ribu driver ojol di seluruh Indonesia masih akan onbid, mereka lebih pilih kasih makan anak istrinya dari pada ikutan demo yang isinya tunggangan politik begini,” ucap Andi. 

Menurut Andi, jika bicara kesejahteraan pengemudi ojol, maka pihak yang harus dilibatkan adalah komunitas ojol itu sendiri bukan kelompok dan pihak-pihak yang tidak punya kaitan langsung dengan dunia pengemudi. 

“Kalau mau bahas nasib driver, bicara langsung dengan kami. Jangan membuat keputusan tanpa suara dari kami. Kelompok yang bukan dari komunitas ojol tidak mewakili kami,” tambahnya. “Ada orang yang selalu koar-koar mengatasnamakan ojol padahal bukan ojol.” 

Andi juga menegaskan bahwa para pengemudi sepenuhnya sadar bahwa hubungan kerja mereka dengan aplikator bersifat kemitraan, bukan hubungan kerja sebagai buruh.

Namun, ia menekankan pentingnya kehadiran regulasi yang memperkuat posisi driver agar tidak terus-menerus berada dalam ketidakpastian.

“Kami tidak menuntut status jadi buruh atau karyawan, tapi kami butuh aturan yang memastikan kemitraan ini adil dan menguntungkan untuk semua pihak dan melindungi kami. Yang kami lawan adalah ketimpangan, bukan status kemitraan itu sendiri,” katanya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved